Line -8-

830 53 4
                                    


Hai, hai, hai... Arina datang! Oh ya, aku barusan ganti namanya si Jean-di bab 4-, soalnya aku tanpa sadar malah nulis nama belakang keluarganya si Gean. Ntar mereka dikira sodara kembar lagi. Hehehe, habisnya namanya hampir samaan. -Maaf, ini pemberitahuan gak penting banget- Oke. Selamat membaca! Boleh kasih voment juga! Wkwkwk ^^

.
.
.

#-#-#

Arina terus mengamati perkembangan penyelidikan kasus yang dilakukan oleh Youren, kasus kematian orang tuanya dan dalang di balik insiden itu. Semula Arina berniat ikut mengusut tuntas kasus itu dengan menemui Youren dan membantunya, namun Arya dan Darka melarangnya keras. Keduanya menyuruh Arina bergerak secara diam-diam dan tidak boleh menampakkan diri bahwa ia mengenal Youren. Arya beralasan jika orang-orang yang merencanakan pembunuhan Raiden tahu tentang siapa Arina dan kaitan gadis itu dengan Raiden atau Arya, mereka juga bisa menyerang gadis itu dengan mudah. Karena itu Arya berusaha menyembunyikan Arina dari siapapun.

" Ini berkas penangkapan John West. Dia menyerahkan diri pada polisi secara sukarela dan mengakui perbuatannya. Aku berencana menjadi pengacaranya saat persidangan."

Darka menyodorkan beberapa berkas di depan Arina. " Gerald juga sudah tertangkap meskipun sempat kabur. Youren benar-benar cekatan menangkap orang itu. Ah, aku juga menyertakan berkas kasus Gerald. Dia terjerat kasus penyelundupan obat-obatan terlarang sebagai tambahan." 

Alis Arina berkedut sekilas ketika membaca laporan kasus milik Gerald. Selama ia mengawasi pria itu, ia tidak menemukan kejanggalan yang mengarah pada kepemilikan dan distribusi obat-obatan terlarang. Tapi bagaimana bisa Youren mendapatkan barang-barang itu di gudang pabrik Gerald? Dan Youren pun tidak mungkin menjebak pria itu dengan hal seperti ini. Jadi, kenapa bisa?

" Om, aku harus mengecek sesuatu. Bisa minta tolong panggilkan Shougo-san kemari?"

Darka mengangguk dan keluar dari ruangan Chandra yang digunakan Arina saat ini. Tidak berselang lama, Shougo masuk ke ruangan dan segera menghampiri Arina.

" Ada apa, Rin?"

" Aku perlu mengecek CCTV kawasan pabrik Gerald Henry. Kamu punya itu, kan?"

Shougo mengangguk. " Ya. Kamu yang menyuruhku meretas semua kameranya. Kita punya semua rekamannya."

Malam hari, Shougo membawa Arina menuju sebuah rumah yang menjadi markas mereka. Di salah satu ruangan yang dipenuhi dengan monitor, sudah ada seorang pria yang duduk menghadap layar dengan mata terpejam erat. Arina mendengkus, dengan cepat ia menghampiri pria bersurai cokelat itu dan mendorong kursinya agar menyingkir dari sana.

" Arina! Kamu kasar sekali!"

Arina tak memedulikan gerutuan pria berwajah asing itu. Kini ia sibuk membuka beberapa folder file di hadapannya.

" Itu bukan punya Gerald," gumam Arina pelan. Matanya memandangi video sebuah truk yang masuk ke kawasan gudang pabrik saat malam hari. Truk itu... dia harus mencari tahu siapa pemiliknya.

#-#-#

Suasana gang yang menjadi tempat janji temu Arina dengan seseorang cukup gelap. Penerangannya hanya bergantung pada pantulan cahaya kekuningan dari lampu yang menggantung di ujung gang. Arina menyipitkan mata, memfokuskan pandangannya pada sosok seseorang yang duduk bersandar di tembok bangunan, tepat di tengah gang sempit itu.

" Rudi?"

Kening Arina berkerut saat tak mendapati respon dari pria yang menjadi informannya selama setahun belakangan itu. Orang itu bekerja sebagai broker dan cukup lama bekerja di tempat-tempat ilegal. Bukan Arina yang merekrutnya, melainkan Shougo yang entah dari mana dan bagaimana bisa menemukan pria itu.

Death Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang