.
.
.#-#-#
Arina kehilangan jejak. Mobil itu sudah pergi entah ke mana. Namun ia tidak menyerah. Arina berusaha menebak ke mana arah perginya mobil yang dikemudikan oleh Michael dan mulai menelusuri jalanan dengan hati-hati.
Hingga beberapa menit ia terus mengendarai motornya, berkeliling ke beberapa jalan yang diduganya Michael menuju ke sana. Sampai di salah satu jalan yang cukup sepi, Arina meyakinkan diri untuk melewatinya.
" Kenapa ada jalan seperti ini di sini? Aku belum pernah lihat."
Arina bergumam seraya mengamati kanan-kiri jalanan yang cukup gelap itu. Matanya memindai awas, tidak mengizinkan sesuatu terlewat dari penglihatannya.
Ia menemukan sesuatu. Arina melihat sebuah motor yang diparkir secara asal di tepi jalan. Sedikit tersembunyi di bawah pepohohan. Arina berhenti, menghampiri motor yang terlihat familiar itu. Benar saja, setelah melihatnya dari dekat, Arina tahu itu motor Youren.
Tanpa menaiki motornya lagi, Arina segera berlari dari sana. Berusaha menemukan sesuatu yang memungkinkan keberadaan Youren di sana. Sesaat ia mencium bau asap, dan kemudian penglihatannya menangkap keberadaan sebuah rumah dengan material kayu tak jauh dari tempatnya.
Ada beberapa orang yang tak sadarkan diri di depan tempat itu. Membuat Arina berjalan dengan berjingkat dan sembunyi-sembunyi untuk mencapai pintu rumah setinggi dua lantai itu. Tepat saat ia masuk ke dalam rumah, ia mendapati orang yang dicarinya berdiri di tengah ruangan dengan sebuah pistol di tangan kanannya.
" MICHAEL!"
Arina menerjang laki-laki itu, yang dengan gesit menghindar dan menangkis serangan Arina.
" Kamu lagi," gumam Michael dengan nada jengkel yang kentara. " Kenapa kamu selalu mengganggu, sih?"
Arina tak menghiraukan ucapan pria itu, ia hanya terus melayangkan serangan, melupakan bahwa keadaannya belum pulih sepenuhnya setelah kecelakaan itu. Michael berhasil mengindari semua serangan Arina, dan hal itu membuat Arina menggeram kesal.
Baginya, percuma meladeni Michael saat ini. Ia yakin ada sesuatu di rumah itu hingga pria di depannya kini membakar rumah. Ya, Arina bisa melihat keadaan lantai dua yang sudah dipenuhi api dan asap dari dekat tangga.
Arina kembali mengambil posisi siaga. Berniat mengecoh Michael. Ia berlari dengan cepat ke arah pria itu dan mengangkat kaki hendak menyarangkan tendangan, dan tepat ketika Michael menundukkan tubuhnya, Arina menggunakan punggung pria itu sebagai pijakan dan melompat dengan cepat ke tengah tangga. Berhasil, Arina kini berlari cepat menaiki tangga menuju lantai dua.
DOR...
Arina mendesis. Bahu kirinya yang memiliki luka gores besar setelah kecelakaan itu semakin terbuka dengan luka tembak yang barusan melewati bahunya. Entah sengaja atau tidak, tapi tembakan pria itu meleset dan hanya menggoresnya. Arina mengabaikannya, meskipun ia bisa merasakan panas menjalari kulitnya, ia tetap berlari.
BRAK!
" Youren!"
Arina melihat sosok Youren yang berdiri dengan terhuyung di tengah ruangan penuh api. Pakaiannya sudah diwarnai oleh darah. Gadis itu berusaha mencapai kaca jendela yang ada di ruangan itu, namun beberapa kali terjatuh.
Arina mendekat. Mengabaikan tubuhnya sendiri yang terasa sakit, ia menarik Youren agar berdiri. Ketika hendak membawa Youren keluar melewati pintu, kusen pintu itu roboh dan api mulai menjalar hebat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Death Line
Aksi. . . [15+] . . . Hidupnya abu-abu. Itulah yang ia sadari sejak dulu. Dan tidak akan berubah, entah sampai kapan. Karena ia memang tak menginginkan perubahan, dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Namun tiba-tiba saja, ia mendapati j...