.
.
.#-#-#
" Polisi sudah selesai menyisir seluruh tempat milik Jhon dan Aryo. Sepertinya mereka akan segera menutup kasus ini."
" Kamu yakin?"
" Ya. Salah satu informan Arina Nadindra yang sekarang berpihak pada kita mengatakan tidak ada pergerakan dari atasannya. Perempuan itu bahkan menyuruhnya berhenti dan bilang kalau dia sudah selesai dengan kasus itu. Ini menguatkan dugaan kalau dia memang hanya mengincar Jhon dan Aryo saja. Dia sepertinya tidak punya niat mengorek tentang Exclusive G lebih dalam."
" Lalu bagaimana dengan senjata selundupan itu? Kenapa bisa tidak sampai ke tangan pembeli?"
" Kami tidak bisa mendapat informasi apapun. Sepertinya ada seseorang yang memang sengaja menyabotase penyelidikan."
" Egil, kamu sudah menyelidikinya?"
" Tidak bisa. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi tidak ada jejaknya sama sekali. Pilihannya hanya ada dua. Kita memang sudah ditipu sejak awal tentang senjata-senjata itu, atau orang yang menyabotasenya adalah salah satu dari kita."
" Maksudmu Nadin?"
" Mungkin dia, atau mungkin orang lain. Neron, anggota kita yang sudah menghilang sejak beberapa waktu terakhir. Dia juga berkemungkinan besar melakukannya."
#-#-#
Senyum kaku Arina terbit saat matanya memindai siapa saja yang kini duduk bersamanya. Ia sekarang berada di ruang makan rumah besar milik Ryuuzaki, duduk melingkari meja yang dipenuhi berbagai macam hidangan bersama beberapa orang yang berhasil membuatnya mati gaya sejak tadi.
Kouko Matsumoto, nenek kepala keluarga Sakurai itu sepertinya terlalu gembira saat tahu para cucunya berhasil berkumpul. Ia segera terbang ke Indonesia untuk menemui mereka bertiga, meski tujuan lainnya adalah ia akan menghadiri pesta ulang tahun perusahaan RZ yang diadakan beberapa hari lagi.
Albert Hardy, paman Ryuu yang merupakan adik angkat ibunya hadir bersama sang istri, Ellie Hardy dan sang putra yang masih berusia dua belas tahun, Axel Hardy. Juga mendapat undangan khusus dalam acara pesta perayaan hari jadi RZ.
Lalu formasi itu dilengkapi dengan Adler yang membawa serta istrinya, Arinka ke acara makan malam istimewa hari ini, dan juga putrinya yang berusia dua tahun, Caroline. Daniel pun juga datang bersama Aila. Farren, Neron, dan Shougo nyatanya juga berada di satu meja besar yang sama saat ini. Dan sebagai pusat perhatian orang-orang itu, sosok Arina yang duduk bersebelahan dengan Ryuuzaki sebagai sang tuan rumah yang menjamu para tamu.
" Jadi, kalian tidak membawa pasangan kalian ke sini?" tanya Kouko dengan raut datar. Meski matanya sejak tadi melirik jengkel pada Arina yang bersikap tak acuh.
" Kak Dan juga nggak bawa," sahut Arina santai.
" Rin-chan! Jangan bawa-bawa orang lain! Aku dengar kau dekat dengan seorang pria sekarang. Di mana dia?" tanya Kouko tajam.
Albert dan Ellie terkikik melihat ekspresi malas yang ditampilkan Arina saat menanggapi ocehan neneknya.
" Aku sudah mengundangnya ke sini, Kouko-sama. Sebentar lagi dia akan datang."
Jawaban Shougo berhasil membuat Arina melebarkan mata. " Shougo!"
" Lalu, kau? Jangan bilang kau juga tidak punya pasangan, Aoi!"
Ryuu ganti meneguk ludah melihat tatapan tajam neneknya. Ia tak menyangka kalau sikap lembut neneknya saat pertemuan pertama mereka berdua hanya kedok belaka. Lihat saja ekspresi tegasnya sekarang. Kalau dipikir-pikir lagi, neneknya itu kelakuannya sangat mirip dengan Arina. Suka menipu banyak orang di sekitarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Death Line
Action. . . [15+] . . . Hidupnya abu-abu. Itulah yang ia sadari sejak dulu. Dan tidak akan berubah, entah sampai kapan. Karena ia memang tak menginginkan perubahan, dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Namun tiba-tiba saja, ia mendapati j...