Vano berada di balkon kamarnya. Memainkan gitarnya perlahan sambil mendengarkan musik melalui headset yang selalu setia nangkring di pundaknya.
Dahlia, Hardi dan Herman tengah berada di halaman. Dahlia menyarankan agar Deva satu sekolah dengan Vano.
"Biayanya pasti sangat mahal..."
"Deva biar sekolah di dekat kompleks sini saja" tolak Herman."Jangan memikirkan biaya dulu..." sahut Hardi.
Dahlia langsung mengangguk menyetujui ucapan suaminya.
"Deva pinter, biar satu sekolah dengan Vano, masalah biaya biar papa yang urus... ya kan, pa?" Ujar Dahlia.
"Iya, kamu tenang saja" ucap Hardi menenangkan Herman dengan menepuk bahunya.
"Aku gak enak sama kalian, selalu merepotkan kalian. Aku sudah cukup senang, kamu memberi pekerjaan dan tempat tinggal. Aku tidak ingin merepotkan kalian" ujar Herman.
"Jangan bikin aku kecewa, kamu tau dari dulu Dahlia sangat ingin anak perempuan...biarkan Deva satu sekolah dengan Vano.. Dahlia sangat menyukai Deva, dia pengen Deva jadi anaknya juga" tutur Hardi.
Vano melirik ke halaman.
Deva yang berada di kamarnya merasa kedinginan. Ia tak pernah suka dengan ruanga ber-AC. Ia membuka pintu kamarnya menuju balkon. Balkon yang bersebelahan dengan Vano karna kamar mereka bersebelahan.
Deva keluar dengan selimut tebal membalut tubuh mungilnya.
"Dinginnya..." keluh Deva.
Vano menoleh menatap Deva.
"Eh..." ucap Deva saat matanya bersitatap dengan Vano. Vano menatap Deva lama. Tatapan yang datar dan dingin. Tanganya memainkan ujung headset. Ditatap begitu lama, membuat Deva salah tingkah. Deva takut ia melakukan kesalahan hingga membuat Vano menatapnya lama.
#####
Deva merasa sangat tidak nyaman dengan rok osis pemberian Dahlia. Pasalnya rok itu terlalu minim. Memperlihatkan paha putih Deva. Dibagian belakang, celana dalamnya ngecap bentuk segitiga.
Deva turun dari kamarnya dengan jaket yang dililitkan dipinggang untuk menutupi bagian belakang roknya. Dahlia mengernyitkan kening melihat tampilan Deva. Deva sibuk menarik-narik roknya kebawah agar menutupi lututnya.
"Deva gak nyaman pake rok itu?" Tanya Dahlia pengertian.
"I.. i..iya tante"
Dahlia menghampiri Deva. Ia melepas jaket yang Deva lilitkan.
"Vano.." panggil Dahlia. Vano tak menoleh. Ia melanjutkan sarapannya.
"Vano denger mama gak sih?" Lanjut Dahlia.
"Denger ma, mama gak lihat Vano masih makan?" jawab Vano. Vano tahu pasti, mamanya meminta pendapat darinya. Dahlia menunggu saja hingga Vano selesai. Suapan terakhir berhasil masuk ke perutnya. Ia meminum jus jeruknya sambil menatap mamanya dan Deva.
Uhhuukkk uuhhhuukkk
Vano tersedak saat melihat penampilan Deva. Rambut Deva di cepol keatas, memperlihatkan leher jenjang Deva. Lengkap dengan kacamata minus yang selalu nangkring di daun telinga Deva.
"Pelan-pelan sayang..." ujar Dahlia menghampiri anaknya.
"Ini" Dahlia memberikan tissue pada Vano. Vano menerimanya dan langsung mengelap bibirnya.
Vano memengangi dahinya. Ia menatap mamanya.
"Ma...Vano udah telat, jangan bikin Vano makin telat! Kalo dia gak nyaman pake seragam, yaudah gak usah sekolahin di sekolah Vano!" Ucap Vano sambil menunjuk Deva.
![](https://img.wattpad.com/cover/169416201-288-k74891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Roman pour AdolescentsCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...