"Soal yang kemaren, hari ini lo ada waktu kan?" Tanya Deva saat melihat Vano sudah membaik. Deva menghampiri Vano yang sedang berada di teras.
"Emm bisa sih tapi, gue bilang dulu ke Lisa dan lo bilang dulu ke Revand. Gue gak mau ada yang salah paham."
"Oke." Jawab Deva singkat.
"Yaudah, lo tunggu disini bentar." Ucap Vano lalu pergi mencari Lisa.
####
"Gak bisa! Hari ini kita ada fitting baju buat tunangan! Lo pergi sama gue!" Tolak Lisa.
"Gue kan belum sembuh. Gue belum inget siapa gue. Kita tunangan setelah ingatan gue kembali. Lo harusnya bantuin gue saat ini, tapi obat yang harusnya gue minum malah lo sembunyiin dikamar lo!"
Lisa terkejut Vano mengetahuinya.
"Siapa yang bilang! Gue gak sembunyiin apa-apa dari lo!"
"Gue jadi curiga lo sengaja biar ingetan gue gak kembali! Sebenernya lo siapa!" Bentak Vano. Lisa mundur selangkah
"Gue tunangan lo! Lo tau, lo jahat banget bilang gitu ke gue!" Lisa mulai menangis. Vano tak tega melihatnya. Ia pun memeluk Lisa agar tenang. Deva memalingkan wajahnya.
"Enggak, Lis. Lo gak bisa milikin yang bukan hak lo." Ucap Deva dengan tangan terkepal kuat.
####
"Sorry ya, bikin lo nunggu lama. Gue harus nenangin Lisa dulu biar dia gak cemburu." Jelas Vano. Deva hanya meliriknya sekilas.
"Lo udah minum obat lo?" Tanya Deva.
"Udah tadi. Kita mo kemana?"
"Jalan aja dulu. Ntar lo juga tau."
"Lo mo nemuin gue sama Fira?" Tanya Vano antusias. Deva mengangguk ragu.
Mobil melaju sesuai arahan Deva.
"Knapa gak elo aja sih yang nyetir?" Tanya Vano.
"Gue pengen lo inget-inget jalanan yang kita lewatin sekarang ini."
"Harus?"
Deva mengangguk pasti.
####
"Ini rumah siapa? Rumah Fira ya? Gue-" Vano mulai merasa pusing. Ia terhuyung dan hampir terjatuh.
"Lo gak apa-apa?" Tanya Deva khawatir. Vano menggeleng.
"Iya, gak apa-apa." Jawab Vano.
"Kuat buat jalan gak? Perlu gue bantu?" Tawar Deva. Vano menoleh menatap Deva.
"Rumah ini-kek gak asing." Ucap Vano pelan. Deva memapah Vano.
"Ini rumah lo, gue mo nemuin lo sama mama-papa lo." Ucap Deva hati-hati.
"Lisa bilang, gue ini sebatangkara. Lo gak lagi boongin gue, kan? Maksud gue-"
"Vano?" Panggil Dahlia dari jendela. Ia berhambur keluar menghampiri anak semata wayangnya itu.
"Vano, ini mama sayang." Ucap Dahlia dengan berurai airmata. Vano menatap Deva.
"Mama gue?" Tanya Vano pada Deva.
"Lo bisa masuk buat mastiin semua." Jawab Deva.
####
Vano berkeliling rumah. Ia melihat satu per satu foto yang ada diruang tamu. Bi Jumi, Mang Usman dah Dahlia menunggu respon Vano.
"Dia tak sadarkan diri lagi kemarin, ma. Lisa nyembunyiin obat yang harusnya ngebantu ingatannya pulih." Jelas Deva.
"Karna itu kamu membawanya kemari?" Tanya Dahlia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...