Sepekan berlalu. Fira gelisah sendirian di apartemen Vano. Suaminya itu belum mengunjunginya sejak terakhir Vano mengantarnya ke apartemen. Perasaan khawatir, cemas, takut bercampur dalam hati Fira. Ia takut terjadi sesuatu pada suaminya. Fira melirik ponselnya. Setiap kali, hampir setiap menit dalam sepekan ia selalu menunggu deringan ponselnya. Hampir setiap malam, Fira tertidur didepan ruang tengah sembari menonton televisi berharap suaminya pulang. Namun hingga saat ini, kesibukan kantor menjauhkan Vano dari Fira.
Fira menghela nafas berat. Ia merasa kepalanya kembali berdenyut keras. Fira beranjak berdiri dari duduknya, namun ia malah terhuyung dan hampir terjatuh.
"Lo gak apa-apa?" Tanya Vano sembari tersenyum. Ya, Vano datang disaat yang tepat sebelum tubuh istrinya menyentuh lantai. Fira mengerjapkan matanya setengah tak percaya.
"Vano?" Ucap Fira.
"Hmmm?"
"Beneran?"
"Knapa? Kangen, ya? Maaf, baru bisa kesini. Kerjaan banyak banget, gue aja gak sempet mandi." Jelas Vano sembari menciumi bau tubuhnya.
"Maaf ya, gara-gara gue."
"Ssstt. Apaan sih, gue suami jadi gue harus kerja buat nafkahin istri gue. Bukan gara-gara siapa-siapa." Ucap Vano, ia membantu Fira berdiri.
"Gue punya sesuatu buat lo." Ucap Vano.
"Apa?"
Vano mengeluarkan berkas-berkas dari tasnya.
"Saham lo gak bisa disentuh Rina." Ucap Vano sumringah. Fira hanya menatap datar berkas yang kini ada ditangannya.
"Knapa? Gak suka?" Tanya Vano hati-hati.
"Bukan. Gak gitu. Tapi-" Fira menatap Vano.
"Makasih. Tapi gue lebih butuhin elo dibanding berkas ini." Lanjut Fira. Vano terpaku menyadari perasaan rindu Fira. Vano mengenggam tangan Fira dan menarik tubuh mungil itu dalam dekapan Vano. Air mata Fira jatuh tanpa diminta. Gadis itu pun membalas pelukan suaminya.
####
Fira sudah tertidur saat Vano menyelesaikan pekerjaannya. Diatas meja rias terdapat secarik kertas berisi daftar kencan ala Fira lima hari yang lalu. Tertera tanggal dan waktu saat Fira memulis daftar itu. Vano tersenyum geli. Cowok itu kemudian menatap wajah istrinya.
"Maaf ya, gue egois." Ucap Vano lembut. Cowok itu merogoh saku celananya lalu mengetik pesan kepada Revand.
Vano menghampiri istrinya yang sudah terlelap. Tangannya membelai rambut Fira membuat sang pemilik rambut terbangun.
"Hai." Ucap Fira.
"Knapa bangun? Tidur lagi gih." Ucap Vano tapi Fira malah bangun dan duduk.
"Biasanya gue tidur di ruang tengah. Diliatin tivi. Gak ada yang ngebelai rambut jadi gak kebangun."
"Maaf ya."
Fira menghela nafas.
"Gue maafin, tapi gue punya satu syarat."
"Apa?"
Fira melirik jam dinding. Pukul 00:09 dini hari.
####
Fira memeluk bahu suaminya diruang tengah. Mereka duduk dengan saling menggenggam tangan satu sama lain.
"Knapa gak ke bioskop aja?" Tanya Vano sembari mencium puncak kepala istrinya dengan gemas.
"Gak pengen. Gue pengen ngehabisin waktu ini sebelum pagi datang dan ngebawa lo pergi ke kantor lagi." Jelas Fira sembari menatap suaminya.
"Gue free besok." Ucap Vano yang langsung membuat Fira melepas bahu suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...