Phone

4.2K 150 4
                                    

Seorang pria paruh baya tersenyum sinis menatap foto ditangannya. Ia lalu melempar sebuah amplop berisikan sejumlah uang.

"Kerja bagus! Cari informasi lebiih banyak. Pastikan, kau melakukan tugas mu dengan baik." Ucapnya.

Seorang gadis menghampiri pria itu.

"Kakek." Panggil gadis itu.

"Setelah dia kutemukan, kau tak punya hak memanggil ku dengan sebutan itu." Pria itu beranjak dari duduknya. Gadis itu tertunduk sedih.

####

Deva asyik memberi makan ikan di kolam samping ruang makan. Vano baru saja turun dan dia masih berdiri di anak tangga. Langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok Deva. Ia senyum-senyum sendiri.

"Gimana bisa, lo secantik itu." Gumam Vano. Dahlia sedang membaca majalah fashion di ruang tengah. Ia memergoki Vano yang melamun.

"Mama juga baru tau lho, Deva cantik banget ya?" Dahlia menyenggol lengan Vano yang masih melamun dan senyum-senyum sendiri.

"Eh, apa sih ma! Ganggu orang aja!" Ucap Vano begitu sadar. Dahlia menertawakan anaknya itu. Vano pun berlalu ke dapur mengambil segelas air dingin disana.

Selesai memberi makan ikan, Deva pergi ke dapur. Deva tak sadar Vano ada di dekatnya.

"Bi Jumi, ikan di kolam udah gede-gede gitu kenapa gak di goreng aja sih!" Ucap Deva polos.

Uuhhuukkk

Vano tersedak. Deva baru menyadari ada Vano di dapur.

"Ngapain disitu?" Tanya Deva.

"Minum."

"Iya, tau. Biasanya gak diem disini. Ambil langsung pergi." Cerocos Deva.

"Ini rumah gue! Kenapa lo ngatur gue?" Vano tak terima. Bi Jumi tersenyum geli.

"Info lawas! Gue juga tau kali ini rumah lo. Gue tau kebiasaan lo, makanya gue ngomong gitu."

Vano tak membalas. Ia akan berlalu tapi kembali menoleh pada Deva.

"Apa?" Tanya Deva.

"Lo jan coba-coba goreng tu ikan!" Titah Vano. Ia langsung pergi tanpa menunggu pertanyaan Deva lagi.

"Yahh pergi, emang kenapa gak boleh sih bi?" Tanya Deva.

"Non juga lucu sih." Sahut bi Jumi. Deva mengernyitkan dahi.

"Itu ikan hias punya den Vano non, ikan hias gak bisa di makan." Jelas bi Jumi.

"Yang namanya ikan, begimana pun pasti bisa di makan bi." Deva ngeyel.

"Nanti non coba tanyakan ke den Vano, pasti di jelasin kenapa ikan itu gak boleh di makan." Ucap bi Jumi kehabisan kata-kata.

####

"Mo kemana?" Tanya Vano saat melihat Deva sudah rapi dan akan pergi.

"Main."

"Ke?"

"Rumah Revand."

Kontan Vano langsung berdiri dari tidurannya.

"Ngapain?" Tanya Vano.

"Ada perlu."

"Gak boleh."

"Apa sih. Ini kaki, kaki gue. Kenapa gak boleh? Gue mo jalan kaki gak pake mobil lo!"

"Pokoknya gak boleh!"

Deva menghela berat.

"Gini, lo bilang mo beli obat buat gue tapi nyatanya lo malah nemenin Fellicha."

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang