Metamorfosis

3.8K 146 2
                                    

(Bab ini sambil dengerin lagu Not Over- Gaho).

Semua orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Beberapa dari mereka tengah merapikan meja dan kursi. Ada juga yang sedang memasang lampu serta bunga-bunga anggrek bulan berwarna ungu di setiap sudut ruangan. Rumah megah itu penuh dengan bunga bernuansa ungu. Rumah mewah itu milik kakek Deva, Suryo Djojohadikusumo atau lebih dikenal Suryo Kusumo. Salah satu pengusaha terkenal di Asia.

Rumah itu sedang mengadakan pesta penyambutan kembalinya sang cucu. Tapi sang cucu sedikitpun tak peduli dengan semua sambutan atau pesta apapun yang sedang di siapkan kakeknya. Ia masih berdiam diri di dalam mobil. Menikmati kemacetan Jakarta yang sudah lama tak ia jumpai. Deva sedang memperhatikan sepasang muda-mudi yang tengah bercengkerama di pinggir jalan. Terlihat tanpa beban. Ia menghela nafas.

"Lama. Gue mo turun nyari udara." Ucapnya pada asisten di sebelahnya yang tak lain adalah Revand.

"Oke, gue temenin."

"Gak usah." Tolak Deva datar.

"Tapi De,"

"Nama gue Safira. Bukan Deva! Deva dah mati!" Jelas Deva.

(Sampai sini, kita ganti jadi Safira).

"Gue takut lo kenapa-napa." Rasa khawatir jelas terlihat di wajah Revand.

"Gue bukan anak kecil!" Ucap Safira sembari membuka pintu mobil dan membantingnya cukup keras.

"Fir!" Panggil Revand yang ikut turun dari mobil. Salah satu bodyguard menghampiri Revand.

"Tuan,-"

"Biarkan saja sejenak. Awasi saja dari kejauhan." Perintah Revand.

"Baik tuan."

####

Safira berjalan menyusuri trotoar. Di depannya ada sebuah lubang dengan genangan air didalamnya. Safira kembali mengingat dirinya yang dulu. Deva yang di remehkan hingga orang yang mencipratkan air kubangan itu tak meminta maaf padanya. Safira tersenyum sinis. Ia pun melanjutkan langkahnya. Hingga langit berwarna jingga menghentikan langkahnya. Safira menoleh. Senja menyapanya. Ia berhenti dan duduk di trotoar menikmati senja sore yang jarang bisa ia temui di negeri sebrang.

"Aku,--"

"Bahkan lupa cara menikmati hidup." Keluhnya. Akhirnya senyuman tulus yang selalu ia tunjukan dulu pun terbit di ujung bibir tipisnya

Sebuah mobil dari arah berlawanan. Mengebut seolah jalanan miliknya seorang. Safira yang duduk di trotoar mulai beranjak hingga mobil itu melewati genangan air yang ada di samping Safira.

Syaaarrtt.

Kubangan air itu mengenai seluruh tubuh Safira.

"Shiitt!!" Fira mengumpat. Para bodyguard pun segera menghampiri Fira.

"Nona baik-baik saja?" Tanya salah satu dari mereka.

"Lo gak punya mata! Lo liat gue baik-baik aja?" Bentak Fira penuh emosi.

"Ma--ma--maaf non." Ucap bodyguard itu ketakutan.

"Fir, are you okay?" Tanya Revand menghampiri seraya memakaikan handuk pada Fira.

####

Fira tengah menikmati pijat relaksasi di kamarnya. Sementara pelayannya menyiapkan air hangat untuknya mandi.

"Kuku gue dah jelek." Ucap Fira menodongkan tangan dan kakinya pada salah satu pegawai salon ternama yang jadikan pelayan khususnya.

"Buruan. Gue gak pernah punya waktu buat manjain tubuh apalagi kuku!" Bentak Fira karna pelayan itu tak melakukan tugasnya dengan cepat.

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang