Deva baru bangun. Minggu pagi yang cerah, membuatnya malas membuka jendela. Karna cahaya mentari pagi akan menganggunya meneruskan mimpi indahnya. Jam menunjukan pukul 08:09.
"Huuuaaahhhem." Deva menguap di balkon. Begitu ia membuka mata, Deva terkejut bukan main.
Vano berada di kolam renang. Ia sedang menatap Deva yang berdiri diatas balkon dengan wajah kusut dan rambut berantakan.
Kontan saja Deva langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya karna malu. Namun Vano bersiul memanggilnya. Deva membuka wajahnya. Vano menunjuknya dengan telunjuk dan menyuruh menghampiri Vano sekarang.
####
Pukul 08:30.Deva turun dan menghampiri Vano yang masih berenang.
"Apa?" Tanya Deva jutek. Ia masih merasa malu. Sebisa mungkin ia menghindar bertatap mata dengan Vano.
"Buatin jus jeruk, gue haus." Pintanya.
"Suruh aja bi Jumi! Gue masih ngantuk mo lanjut tidur."
"Padahal kandidat bini, jam segini baru bangun eehh malah mo balik tidur." Gerutu Vano di pinggir kolam.
Deva menahan senyumnya agar tak mengembang. Tentu ia tersipu malu. Ia pun mengiyakan dan pergi dengan kaki dihentakan keras-keras. Meski dalam hatinya ia sangat senang, namun ia malu menunjukannya langsung.
Deva membawa jus jeruk di tangannya. Ia menghampiri Vano yang masih berenang.
"Gue taroh meja ya." Teriak Deva.
"Bawain kesini." Pinta Vano.
Deva pun menuruti. Vano berenang kepinggir kolam. Ia keluar dari air. Deva terpaku melihat bentuk tubuh Vano. Berulang kali ia menelan salivanya. Degupan jantungnya makin cepat. Darahnya berdesir. Langkahnya makin melambat dan akhirnya berhenti begitu Vano mengibaskan rambutnya.
Begitu keren di mata Deva. Dada bidang six pack itu yang tempo hari memeluknya. Wajah rupawan berhiaskan rambut basah yang membuatnya makin terlihat sempurna.
Vano mendekati Deva. Deva mundur selangkah. Ia tak tahan dengan pemandang yang begitu mengiurkan didepan matanya. Ia ingin sekali meraba dada bidang itu. Namun ia menahannya. Yang ia lakukan hanta menundukan kepala.
"Dibilang haus, gak disamperin malah diem ditempat." Gerutu Vano seraya mengambil gelas ditangan Deva. Sekali lagi Deva mundur. Kali ini ia makin tak terkendali. Kakinya terpeleset dan...
Byuurr
Deva kecemplung ke kolam renang. Vano tak bisa menahan tawanya. Ia terbahak dan hampir tersedak jus.
"Hahahaha lo kenapa sih?" Tanya Vano geli. Ia mengulurkan tangannya pada Deva.
"Kalo mo renang, ganti dulu kali." Tawa Vano makin meledak. Deva meraih tangan Vano.
"Gak! Gue gak mau renang. Minggir." Ucap Deva jutek. Vano tersenyum.
"Mo kemana?"
"Bukan urusan lo!" Deva pun melangkah meninggalkan Vano. Namun baru selangkah Vano berhasil meraih tangan Deva. Ia menarik tubuh Deva hingga jatuh dalam dekapan Vano.
Mata Deva terbuka lebar.
"Kalo pengen meluk gue, peluk aja. Ngapain pake acara nyemplung kolam." Bisik Vano.
"Kata siapa gue mo meluk elo! Gak, gue gak mo meluk lo!" Ucap Deva masih kesal. Vano menghela nafas dalam-dalam. Ia melepas pelukannya.
"Yaudah. Sana gih." Ucap Vano. Deva makin cemberut. Ia menghentakan kakinya keras. Dan Vano hanya menatap punggung kekasihnya itu yang makin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...