Fira mondar mandir di apartemennya. Ia menunggu kabar dari Vano. Sudah dua hari Vano tak menelpon atau mengirimnya pesan. Cowok itu juga tak mengunjunginya.
"Sabar Fira, ini bukan kali pertama lo pisah jarak sama dia! Papa sakit Fira, lo harus inget itu!" Ucap Fira men-sugesti dirinya sendiri.
"Tenang Fira, dia pasti kasih kabar. Tenang. Jangan biarin emosi lo terganggu." Ucap Fira lagi.
"Nggak. Gak bisa kek gini, gue harus kesana dan mastiin papa baik-baik aja." Ucap Fira setengah jam berikutnya. Gadis itu langsung menyambar tas dan ponselnya. Ia sudah bersiap di depan pintu dan bergegas membukanya.
"Revand?" Ucap Fira.
"Hai. Mo kemana?"
Cowok itu sudah menunggui Fira selama dua jam yang lalu. Benar tebakan Rina, Fira goyah. Gadis itu tak lagi fokus pada perusahaan. Ia absen dua hari karna kepikiran mertuanya. Revand mencemaskan keadaan gadis itu.
"Gue ada perlu, lo sendiri ada apa kmari?"
"Jalan yok, suntuk gue."
"Saat kek gini lo ngajakin gue jalan? Lo gak waras?"
"Yaudah, lo mo kemana biar gue anterin. Itung-itung gue refreshing."
"Apa sih! Kek anak kecil aja! Jalan aja sendiri ato paling gak ajakin Yunan ato Alex. Gebetan lo kmana sih!"
"Lagi sibuk." Ucap Revand datar sembari menunduk.
"Yaudah ayok ikut gue! Ngenes bat idup lo." Fira menggeloyor meninggalkan Revand yang masih mematung menatap punggung gadis itu.
####
"Muka gue ada apanya sih?"
"Knapa? Keknya gak da apa-apa."
"Terus ngapain dari tadi lo liatin gue segitunya?" Tanya Fira. Revand terdiam sejenak. Ia ingat kembali dengan ancaman Rina tempo hari.
"Gue cantik ya? Hihi." Celetuk Fira sembari nyengir kuda.
"Hemmm, iye cantik bat malahan." Jawab Revand malas.
"Gue cemas aja. Gue takut, apa yang gue pikirin bakal terjadi." Ucap Revand dalam hati. Matanya masih menatap Fira begitu lekat. Sementara gadis di sampingnya masih cengengesan.
"Belok pak, kita kerumah Vano aja. Mungkin papa udah pulang." Perintah Fira pada sopirnya.
"Gue takut deh, Re." Ucap Fira.
"Tentang?"
"Semuanya. Gue takut papa gak sembuh dan lupa tentang gue selamanya. Gue takut kehilangan Vano untuk kesekian kalinya. Gue-" Revand menutup bibir Fira dengan satu jarinya.
"Gue selalu ada buat lo. Lo tenanging diri lo. Lo harus percaya cinta Vano cuman buat lo. Dan lo harus percaya mertua lo pasti bakal sembuh. Gue yakin, Vano bakal ngebantu bokapnya buat nginget elo." Ucap Revand lembut sembari memengagi erat tangan Fira.
"Thanks, Re. Lo temen gue yang paling bisa gue andelin." Tanpa babibu Fira memeluk tubuh di hadapannya itu. Revand terpaku. Detak jantungnya tak karuan.
"Enggak, Re. Hentikan itu sekarang juga!" Ucap Revand dalam hati. Spontan cowok kekar itu pun melepas pelukan Fira.
"Lo adik gue satu-satunya. Lo keluarga gue saat ini. Jadi udah sepatutnya gue lindungin elo." Ucap Revand sembari mengacak rambut Fira.
"Yahhh jadi jelek kan! Resek!" Rengek Fira saat melihat pantulan dirinya pada sebuah cermin hias yang selalu ada dalam tasnya.
"Iya maaf, sini gue benerin." Ucap Revand. Cowok itu pun merapikan kembali rambut Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...
![Devano [Complete]](https://img.wattpad.com/cover/169416201-64-k74891.jpg)