Kejadian di mall tempo hari membuat Deva dan Vano canggung satu sama lain. Mereka bahkan saling menghindar saat tak sengaja bertemu.
Hari Minggu yang cerah, tepat tiga hari setelah kejadian di mall. Besok ada ulangan fisika. Mata pelajaran yang sangat menjenuhkan bagi Deva. Ia berniat meminta bantuan Vano. Ada satu soal yang ia tak paham. Berulang kali Deva menghitung dengan rumus yang ada di bukunya, namun hasilnya tetap salah.
Saat ini Deva tengah berdiri tepat di depan pintu kamar Vano. Berkali-kali ia mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Tapi diurungkannya. Mungkin hanya Deva yang menghindar dari Vano. Deva menunduk lesu. Meski sudah empat hari masuk ke Adhi Wijaya, ia belum juga mempunyai teman.
"Kenapa?" Tanya Vano di belakang Deva.
"Astaghfirullah!!" Deva berjingkat kaget. Ia menghela nafas dan mengelus dadanya berulang-ulang. Vano berkacak pinggang.
"Gue bukan setan yang kepanasan lalu ngilang setelah lo istighfar!!" Ucap Vano jengkel.
"Minggir!" Lanjut Vano sambil menarik tubuh Deva agar tak menghadang pintu. Deva sudah membuka mulutnya untuk mengeluarkan maksud hatinya. Tapi...
Brraaakkk
Pintu kamar Vano sudah tertutup rapat kembali. Deva memanyunkan bibirnya.
"Udah tau gak bakal mau! Masih aja ngarep!!" Rutuknya pada diri sendiri. Deva pun berlalu menuju kamarnya.
Vano di dalam kamar. Ia masih bersandar pada pintu. Detak jantungnya tak beraturan. Meski sedetik, tak dapat dipungkiri ia melirik bibir Deva. Dan Vano kembali teringat firstkiss dadakan itu. Tiba-tiba Vano merasa panas di sekujur tubuhnya. Ia mengibaskan tangannya berulang-ulang.
"AC-nya rusak kali ya, panas banget!"
Mungkin memang keduanya saling menghindar satu sama lain.
Tokk tookk tokk
Pintu kamar Vano diketuk. Vano menghela berat.
"Apa lagi sih tu cewek!" Oceh Vano. Dengan kesal, ia pun membuka pintu.
"Apa lagi?" Ucap Vano.
"Maaf den," ucap Bi Jumi.
"Eh, Bi Jumi.. kenapa bi?"
"Temen-temen aden ada di bawah" ucap Bi Jumi.
Alex dan Yunan main kerumah Vano tanpa memberi kabar. Membuat Vano kelabakan mencari Deva.
"Si Yunan sama Alex bi?" Tanya Vano. Bi Jumi mengangguk.
"De.. Deva kemana?" Tanya Vano panik.
"Kayaknya tadi masuk ke kamar, den"
Vano gelisah. Ia sangat panik saat ini.
"Bi Jumi, bilangin ke Yunan sama Alex bentar lagi Vano turun.. suruh nunggu di bawah" pesan Vano.
"Tapi mereka mau langsung kesini den, itu mereka" ucap bi Jumi sambil menunjuk Yunan dan Alex yang sudah menaiki tangga.
"Bibi bilang aja, Vano ada di taman belakang.. Vano ada urusan bentar.." pamit Vano yang langsung menggeloyor ke kamar Deva.
"Tap..." bi Jumi masih ingin mendebat.
"Vano mana bi?" Tanya Yunan di belakang bi Jumi. Bi Jumi berbalik.
"Den Vano ada di taman belakang, den" jawab bi Jumi tergagap.
Vano mengunci pintu kamar Deva. Deva tepat berada di depan pintu.
"Kenap..?" Mulut Deva langsung di bekap Vano. Vano memojokan Deva di belakang pintu. Vano mengisyaratkan Deva untuk diam.
Deg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...