Fellicha Anastasya

3.1K 135 8
                                    

Seorang gadis berlari dengan berurai air mata. Langkah kakinya tertatih menahan sakit. Ia nampak khawatir dan takut. Kini ia berada didepan sebuah pintu apartemen. Ia bimbang harus mengetuk atau berbalik karna terlalu malu untuk bertemu pemilik apartemen.

####

"Maksud lo apa!" Bentak Deva. Vano hanya tersenyum simpul.

"Gue tanya, maksud lo apa! Jangan bikin gue bingung!" Ulang Deva.

"Gak ada, gue suka aja bikin lo bingung." Ucap Vano dengan senyuman. Deva kesal. Ia kembali menghampiri Vano.

"Gue capek dengan ini semua. Bukan maksud gue gak mau lagi perjuangin hubungan ini, tapi liat lo gak mau berusaha sedikitpun buat gue, gue jadi ngerasa semua ini percuma. Jadi berhenti permainin gue!" Ucap Deva tegas. Air matanya sudah menggenang dipelupuk matanya. Deva berbalik tanpa menunggu jawaban dari Vano. Vano menghentikan Deva dengan memeluknya dari belakang.

"Gue gak pernah berniat mempermainkan lo. Tapi kalo lo udah gak sanggup buat bersabar, gue pasrah." Bisik Vano. Deva terpaku mendengar pengakuan Vano.

"Lo tau gak?" Ucap Vano.

"Apa?"

"Gue takut banget."

"Soal?"

"Tiba-tiba Revand dateng terus liat kita pelukan kek gini, gue takut lo berantem sama dia." Celetuk Vano. Deva berbalik menatap Vano penuh selidik.

"Lo bener-bener nyebelin!" Ucap Deva kesal. Tapi Vano malah nyengir kuda. Deva melangkah pergi tanpa berpamitan.

"Iya gue nyebelin. Gue anter pulang, ya? Udah larut malem." Bujuk Vano.

"Gak perlu!" Ucap Deva ketus.

"Ngambek, ya? Maaf deh. Gue anter, ya?" Bujuk Vano lagi. Deva berhenti ia membalikan tubuhnya.

"Gue pulang ke apartemen. Jadi lo gak perlu khawatir. Gue bisa pulang sendiri." Jelas Deva.

"Pede banget gue khawatirin." Celetuk Vano. Deva makin kesal.

"Kalo gitu gak usah minta maaf!" Ucap Deva. Nada suaranya naik satu oktaf saking jengkelnya.

####

"Lo?" Ucap Deva sedikit terkejut saat pintu lift terbuka ada seorang gadis yang menundukan kepalanya di depan pintu apartemennya. Gadis itu mendongak. Ia berjalan menghampiri Deva.

"Knapa lo tiba-tiba muncul?" Tanya Deva. Fellicha langsung bersimpuh memohon pertolongan Deva. Deva semakin terkejut mendapat perlakuan itu dari Fellicha.

Deva mempersilahkan Fellicha masuk.

"Minum dulu biar tenang." Ucap Deva sembari menyodorkan teh hangat. Fellicha menunduk malu, bahkan untuk menerima teh hangat dari Deva.

"Makasih." Ucapnya pelan. Ia menerima teh itu dengan kepala tertunduk.

"Lo dari mana?" Tanya Deva melihat penampilan lusuh Fellicha, Deva menebak sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"Dari rumah."

"Berarti lo sengaja nyariin gue, ada perlu apa?" Tanya Deva santai. Fellicha bingung memulainya dari mana. Ia sulit untuk menjelaskan kondisinya saat ini.

"Cha?" Ucap Deva. Fellicha lamgsung bersimpuh dibawah kaki Deva. Tangannya bergetar dan dingin. Deva kembali terkejut.

"Lo knapa?" Tanya Deva lagi. Fellicha menangis.

####

"Lo bisa tinggal disini bareng gue, lo juga bisa bawa orang tua lo kesini." Ucap Deva. Fellicha semakin merasa bersalah pada Deva.

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang