Fellicha berdiri didepan pintu apartemen Vano. Sebelumnya, ia datang ke kediaman Wijaya dan sudah bertanya pada Dahlia tentang keberadaan Vano. Gadis itu ragu untuk memencet bel. Detik berikutnya ia berbalik dan akan pergi tapi suara pintu terbuka membuat langkah kakinya terhenti.
"Lo?" Ucap Fira. Mereka saling menatal satu sama lain.
####
Fira membawa baki berisi dua cangkir teh hangat di tangannya. Langkahnya menuju balkon apartemen Vano. Fira meletakan secangkir teh hangat itu untuk Fellicha.
"Maaf, udah ganggu waktu lo."
Fira terdiam sejenak.
"Gak usah basa-basi. Tujuan lo kesini apa?" Tanya Fira dingin. Fellicha menundukan kepala.
"Gue ada perlu sama Vano." Jawab Fellicha.
"Lo bisa sampein ke gue. Biar gue sampein ke dia nanti."
"Gue gak mau ngrepotin elo. Gue permisi." Ucap Fellicha mulai beranjak dari duduknya.
"Jangan ganggu hubungan gue lagi. Lo cuman bagian dari masalalunya. Diem ditempat lo dan jangan ngelewatin batas lagi." Ucap Fira tegas. Fellicha berlalu tanpa membalas kalimat Fira.
####
Fellicha membanting pintu mobilnya sekeras mungkin.
"Lo gak akan bisa ngelindungin dia selama dia masih di dekat lo. Harusnya lo gak perlu balik lagi kesini! Lo hanya bisa buat dia menderita!" Ucap Fellicha didalam mobil.
####
Malam semakin larut. Fira tengah berada di ruang tengah. Televisi menyala. Ia tak tenang seharian setelah kedatangan Fellicha pagi tadi. Jam sudah menunjukan pukul 01:05 dini hari. Tapi Vano belum pulang. Ponselnya pun tak aktif. Fira menggigiti kuku jarinya dengan gelisah.
Ditempat lain.
"Gue mau lo berhenti seperti ini buat Fira." Ucap Fellicha.
"Dia istri gue. Gue bertanggung jawab buat nafkahin dia." Jawab Vano. Mereka berada di sebuah kedai pinggir jalan. Ponsel Vano mati kehabisan batrai. Fellicha mendengus kesal.
"Pernikahan kalian cuman diatas kertas! Jadi buat apa lo berjuang ngelawan Bu Rina demi dia!"
Vano mendelik.
"Yang harusnya lo nikahin waktu itu adalah gue!" Ucap Fellicha sedikit meninggikan suaranya. Semua orang di kedai menoleh. Mereka berbisik, dan mengira Fellicha korban seorang pelakor.
"Gue gak cinta sama lo." Ucap Vano pelan sembari meneguk segelas minuman di depannya.
"Van, lima tahun terakhir- itu gak sebentar! Dan lagi kita udah pernah pacaran sebelumnya! Gue gak bisa lupain semuanya gitu aja!"
"Tapi gue bisa."
"Van, gue mohon. Berhenti berjuang buat Fira! Gue gak mau lo knapa-napa!" Rengek Fellicha.
"Gue yakin, gue bakal baik-baik aja. Lo gak perlu khawatirin suami orang. Jaga diri lo sendiri." Ucap Vano sembari berdiri. Kini para pengunjung kedai beralih menatap Fellicha. Berbagai pasang mata itu seolah melucuti Fellicha.
####
Pukul 01:54.
Vano membuka pintu apartemen dan mendapati Fira tertidur dengan posisi duduk sembari memegangi ponsel. Vano berjongkok didepan tubuh Fira. Tangannya mengusap pipi putih iti dengan lembut. Membuat pemilik pipi terbangun.
"Hai." Sapa Vano dengan senyuman. Fira balas tersenyum pada Vano.
"Ngantuk ya? Pindah gih ke kamar." Ucap Vano lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...