Rencana

3.7K 146 3
                                    

Fira berdiam diri dikamar seharian. Matanya bengkak karna semalaman menangis. Di sebuah ruangan, nampak seperti ruang baju dan berbagai aksesoris dari sepatu dan jam tangan, ada satu kotak kaca yang menyimpan sepasang sepatu dengan heels yang rusak. Fira menghampiri kotak itu.

"Harusnya waktu itu gue cuman mengagumi aja, tanpa harus ngasih perasaan lebih." Ucap Fira dalam hati. Fira memegangi kepalanya yang berdenyut. Terasa sakit.

"Baru kali ini gue nangis sampe bengkak kek gini!" Gerutu Fira di depan meja riasnya.

####

Revand sedang asyik berkirim pesan saat Fira keluar dari kamarnya.

"Kerja! Jan pacaran mulu!" Ucap Fira datar.

"Maaf." Ucap Revand sembari menunduk.

"Kakek, ada dimana?" Tanya Fira.

"Sedang menunggu nona di meja makan." Jawab Revand.

"Masuk gih, gue mo ngomong sama lo." Ajak Fira. Merekapun berbincang di kamar Fira.

"Jadi gimana? Udah beres?" Tanya Fira.

"Udah. Nanti gue kasih semua berkas-berkasnya."

"Bagus deh, jadi gue gak perlu lama-lama tinggal disini. Oiya, sementara ini cariin apartemen buat gue. Gue males seatap sama nenek lampir."

"Oke. Gue cariin."

"Bilangin ke kakek, bentar lagi gue turun."

"Ya, itu mata lo bengkak kenapa?"

"Kurang tidur. Udah sana!"

Revand pun beranjak pergi.

####

"Pagi semua." Sapa Lisa ramah.

"Pagi sayang." Sahut Rina. Sementara kakek dan Fira tak merespon.

"Jadi hari ini siap untuk keliling perusahaan atau mall mungkin?" Tanya kakek. Fira menggeleng.

"Fira mo jalan-jalan. Masi males ngunjungin mall ato perusahaan kakek." Jelas Fira.

"Kalo gitu, biar Lisa aja yang ke mall ato perusahaan ayah." Sahut Rina.

"Mo jalan-jalan kemana?" Tanya kakek. Beliau tak sedikitpun merespon ucapan Rina. Fira mengangkat bahu.

"Mo ke makam ayah sama ibu duluan. Fira udah kenyang." Jawab Fira sembari meletakan garpu dan pisau makannya. Kakek pun tak bisa membalas apa-apa.

Setelah Fira mengetahui kecelakaan yang menimpa ayahnya adalah perbuatan kakek, Fira berubah dingin pada semua orang termasuk kakek. Ia tak menyatakan membenci kakek tapi sikapnya jelas menunjukan rasa benci itu.

####

Fira berada di dalam mobil bersama Revand. Mereka menuju pemakaman umum tempat peristirahatan terakhir ayah Deva.

"Udah gue baca semua, juga udah gue tanda tanganin. Lo tinggal kasih ini ke komisaris. Setelah dapet persetujuannya, gue bisa bebas dari kakek." Ucap Fira sembari mengulurkan amplop berisi surat-surat penting perusahaan pada Revand.

"Oke." Jawab Revand santai.

"Setelah sampe makam lo pergi aja ke rumah komisaris." Perintah Fira. Revand mengangguk pasti.

Setengah jam kemudian, Fira sampai di pemakaman umum. Ia berjalan seorang diri tanpa Revand atau penjaga. Sebuah mobil melintasi mobil Revand. Revand mengenali mobil itu. Ia pun turun menghampiri sang pemilik yang akan keluar dari mobilnya.

"Vano!" Panggil Revand. Vano hanya melirik datar pada Revand.

"Ngapain lo?" Tanya Vano dingin.

"Fira ziarah ke makam ayahnya." Jawab Revand. Spontan Vano pun celingukan mencari Fira.

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang