"Sorry soal baju lo." Ucap Vano saat merasakan baju Deva basah.
"Iya."
"Jan minta buat beliin, gue gak ada duit." Ucap Vano sembari melengos menahan malu. Deva geli, tapi ia menahan tawanya.
"Tapi ayo pergi beli baju." Ajak Vano.
"Knapa? Lo bilang gak ada duit? Gue gak apa-apa."
"Gue gak mau lo knapa-napa! Salah-salah gue dituntut sama Revand karna bikin lo celaka."
Tawa Deva pecah seketika. Gadis itu tertawa keras.
"Apaan sih, ayok beli baju. Gue yang pilihin."
"Yang bayar?"
"Ya, sementara elo yang bayar. Anggep aja gue ngutang gitu. Gue ganti kok kalo gue udah ada duit." Tutur Vano. Deva tertawa makin keras.
"Gila lo ya? Apanya yang lucu sih? Udah! Ayok!" Vano bangkit lalu menarik tangan Deva.
"Iya oke, bentar kaki gue masih ketekuk ini." Deva pun merangkak bangkit dan menuruti kemauan Vano.
####
Mereka tiba di sebuah toko kecil tak jauh dari danau. Vano masuk lebih dulu untuk melihat-lihat. Sementara tubuh Deva yang basah membuatnya harus menunggu di luar.
Tak berselang lama, Vano kembali.
"Mana bajunya? Dingin nih lama-lama." Keluh Deva. Vano menggaruk belakang kepalanya.
"Emm anu, itu- disuruh bayar dulu baru boleh bawa."
Deva sekuat tenaga menahan tawanya. Ia menggigit bibir bawahnya agar tak tertawa.
"Bentar gue ambilin." Ucap Deva. Gadis itu pergi ke mobil dan mengambil kartu kredit dari tasnya.
"Nih. Pake ini aja." Ucap Deva.
"Ada isinya gak nih?" Ejek Vano sembari membolak-balikan kartu kredit itu.
"Gue udah kedinganan! Gak usah ngelucu dulu!!!" Deva gemas sendiri. Vano berbalik kembali kedalam toko. Tanpa ia sadari senyumnya merekah dikedua sudut bibirnya.
####
"Selera gue gak buruk. Cakep banget selera gue!" Puji Vano saat melihat Deva dalam balutan mini dress berwarna navy itu.
"Dari dulu gue udah cakep!" Sentak Deva tak terima.
"Selera gue yang bagus! Gue tau mana yang cocok buat lo dan mana yang gak cocok!" Bantah Vano lagi.
Deg.
"Apa mungkin-?" Batin Deva.
"Lo inget sesuatu gak?" Tanya Deva ingin memastikan.
"Apa?"
"Mini dress ato selera fashion. Sesuatu yang kek gitu. Mungkin lo inget pernah ngebeli mini dress putih gitu-"
"Apaan sih gak jelas! Seumur-umur baru kali ini kali gue belanja semua keperluan cewek! Harusnya lo bilang terimakasih ke gue, pacar lo belom tentu mau ngebeli ini itu!" Tutur Vano sembari menunjuk seluruh bagian tubuh Deva. Deva membulatkan matanya seketika.
"Mesum lo ya!" Bentak Deva.
"Mesum gimana? Gue ngomong apa adanya tau! Sesuai kenyataan!"
"Diem gak lo!" Ucap Deva saat menyadari mereka menjadi bahan pemandangan para pengunjung kafe.
"Tiba-tiba gue laper. Btw, kartu kredit lo isinya banyak banget. Sorry lancang, tadi gue penasaran jadi ya-"
Deva melotot pada Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Ficção AdolescenteCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...