Lalu Yang Terulang

3.1K 125 6
                                    

Minggu pagi yang cerah, Fira berencana jalan-jalan dengan sepedanya mengelilingi alun-alun kota. Gadis itu sudah bersiap dengan sepedanya. Hingga sebuah mobil menghalangi jalannya. Seseorang melongokan kepalanya.

"Kemana?" Teriak Revand.

"Jalan, mo ikut?"

"Sepedaan ato jalan?" Tanya Revand melangkah menghampiri Fira.

"Parkirin dulu kek, ngalangin jalan orang!" Gerutu Fira. Revand memberi aba-aba pada mang Odi agar memarkirkan mobilnya.

"Mo kemana?" Ulang Revand.

"Lo gak liat apa pura-pura bego sih! Udah liat bawa sepeda!" Ucap Fira jutek. Raut Revand berubah kecewa. Ia menundukan kepala.

"Mo ikut?" Ucap Fira akhirnya.

"Emang ada sepeda yang lain?"

"Ada, tapi ntar di taman. Skarang lo boncengin gue sampe sana." Ucap Fira nyengir kuda.

"Oke!" Ucap Revand semangat.

"Tapi bentar." Lanjut Revand. Fira pun berhenti tersenyum.

"Knapa?" Tanya Fira. Revand memunggut gelang karet di bawah kakinya. Fira menatap heran.

"Rambut lo lebih baik di kuncir kuda aja." Ucap Revand sembari menguncir rambut Fira.

Deg.

Fira terpaku. Perlakuan Revand, sama seperti yang dilakukan Vano dahulu. Tanpa mereka sadari, Vano berdiri tak jauh dari mereka. Cowok itu memperhatikan keduanya.

Melihat leher jenjang nan putih milik Fira, membuat Revand terpaku. Detak jantungnya kembali tak tenang. Tak ingin larut terlalu lama dengan perasaannya yang telah ia kubur bertahun-tahun lalu, Revand pun melepas kembali rambut Fira hingga leher Fira kembali tertutup rambut.

"Why?" Tanya Fira.

"Kutu dirambut lo pada loncat, gue takut." Canda Revand mengalihkan.

"Enak aja! Gue gak punya kutu!"

"Ya buktinya ada, lo gak keramas berapa hari?"

"Gue udah keramas Revand!!!" Teriak Fira gemas sambil mengejar Revand yang berlari dengan mengejek Fira. Vano memperhatikan tanpa sedikitpun berkedip. Tangannya terkepal kuat.

#####

Akhirnya Revand membonceng Fira dengan sepeda menuju alun-alun kota.

"Berat banget! Bb lo berapa sih?" Tanya Revand.

Lagi. Fira kembali teringat perkataan Vano yang sama persis dengan ucapan Revand.

"Udah-udah! Gue turun sini aja!"

"Eits, ngambek! Canda doang, jangan ngambek. Ilang tar cantiknya." Goda Revand. Fira terdiam.

"Ini alun-alunnya masih jauh gak sih? Gue lama gak olah raga, boncengin lo udah pegel aja ni kaki." Keluh Revand. Vano mengikuti mereka dari belakang.

"Gue lompat nih!" Ancam Fira.

"Emang berani?" Goda Revand.

"Brani!" Fira pun bersiap melompat tapi mobil Vano berhenti tepat di depan sepeda Fira hingga membuat Revand mengerem mendadak. Fira terjatuh.

"Aduh! Lo jahat banget sih, Re!" Keluh Fira sembari mengusap lengannya yang sedikit lecet.

"Ya maap, mobil di depan brenti mendadak noh." Revand membantu Fira berdiri. Vano keluar dari mobilnya.

"Vano." Ucap Fira begitu melihat sosok suaminya keluar dari dalam mobil. Vano menghampiri keduanya.

"Sorry, lo gak apa-apa? Gue liat kalian boncengan jadi gue kejar tadi." Ucap Vano.

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang