Deva Safira

2.8K 113 10
                                    

"Pergi, Re!" Ucap Deva.

"Tapi Fir-"

"Gue bilang pergi!"

Revand pun melangkah pergi meninggalkan Deva dan Vano berdua. Entah apa yang dilakukan Rina hingga membuat Vano tak mengingat siapa Deva. Sementara Rina tersenyum penuh kemenangan di sudut ruangan. Deva menatap Vano dengan mata merah menahan tangis. Sementara Vano menatapnya datar. Cowok itu bersikap dingin pada Deva.

Flashback

Deva membawa rekaman pemberian Revand ke kantor polisi. Ia meminta bantuan untuk menemukan Vano dan mengajukan laporan untuk menahan Rina. Namun polisi menolak, bukti yang dimiliki Deva tak cukup kuat untuk menahan Rina.

"Jangan buat dirimu sibuk gak jelas. Bisa cepat jatuh sakit sebelum kamu berhasil menemukan Vano." Ucap Rina memberi peringatan. Deva sama sekali tak bergeming. Rina mulai melangkah meninggalkan Deva yang masih berdiam di lobi kantor.

"Tante." Panggil Deva. Rina pun berhenti melangkah.

"Tolong siapin kamar Deva, Deva lelah. Mo istirahat dirumah." Ucap Deva lalu pergi meninggalkan Rina yang diam ditempat dengan rasa jengkelnya.

"Pulang dia bilang? Siapin kamar? Anak itu! Dia pikir dia siapa berani memerintah saya!"

"Baik. Baik jika itu mau kamu, saya pastikan hidupmu takkan damai dalam neraka yang saya siapkan untuk kamu!" Ucap Rina geram.

####

"Lo gila ya! Knapa lo malah masuk ke kandang macan, sih! Gue gak setuju lo pulang!" Ucap Revand saat tahu Deva memilih untuk kembali ke rumahnya.

"Itu milik gue, Re. Hak gue! Semua yang diinginkan Rina, itu semua punya gue! Punya kakek gue! Sedikitpun gue gak rela semua itu jatuh ketempat yang gak tepat! Gue janji, gue bakal baik-baik aja. Gue bakal ngembaliin semua pada tempatnya!"

"Gimana dengan Vano?"

"Itu juga bagian dari rencana gue. Dengan gue disana, gue bisa memantau apa aja rencana Rina."

"Serah lo lah! Gue gak ngerti lagi jalan pikiran lo!"

"Re!"

"Lo mikir gak sih, gimana kalo lo tiba-tiba dijebak? Mungkin makanan lo beracun atau lo dianiaya disana? Gue gak bisa nolongin lo!"

"Gue tau lo khawatir, tapi gue yakin dengan keputusan gue, Re. Kita masih bisa ngerencanain yang lain, gue ganti nomor ponsel gue, jadi Rina gak bakal bisa ngelacak gue atau menyadap pesan kita."

Revand terdiam tak tahu lagi harus bagaimana menghentikan kekonyolan Deva.

####

Revand membantu Deva membawa koper dari mobil. Revand langsung membawanya menuju kamar Deva dulu.

"Lo mo bawa kemana tu koper?" Tanya Lisa yang sedang duduk sembari menonton televisi di ruang tengah.

"Maaf, nona. Saya akan membawanya masuk ke kamar nona Deva." Jawab Revand formal.

"Kamar Deva? Itu kamar gue skarang!" Jawab Lisa.

"Mami bilang kamarnya udah disiapin. Tuh, dibelakang." Lanjut Lisa sembari menunjuk kamar pelayan. Revand terkejut.

"Apa lagi ini! Deva, gue gak bisa liat lo menderita kek gini!" Ucap Revand dalam hati.

"Oke, gue pergi dulu. Mo mandi. Sana hustt huust pergi. Gue mo ke kamar!" Ucap Lisa sembari mendorong tubuh Revand agar menjauh dari pintu kamarnya.

Deva memasuki rumah. Revand menatapnya iba. Sementara Deva tak paham arti tatapan Revand.

####

"Kita pergi aja dari sini. Gue gak-"

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang