Drrrtttt dddrrtt dddrrtt.
Ponsel Fira bergetar. Tangannya meraba-raba mencari keberadaan ponselnya.
"Halo." Jawab Fira.
"Gimana kedaan lo? Lo baik-baik aja? Vano nungguin lo semalem." Cerita Revand. Fira melihat layar ponselnya, hanya tertera sederet nomor disana.
Uhhhukkk uuhhuukk uhhuuk
Fira terbatuk.
"Nomor lo baru?" Tanya Fira.
"Lo sakit?" Tanya Revand panik.
"Enggak, gue gak apa-apa." Jawab Fira.
"Gue kesana skarang."
"Gak usah, gue baik-baik aja."
Klikk
Sambungan terputus.
"Terserah lah." Ucap Fira. Gadis itu melempar ponselnya ke sembarang arah.
####
Revand bergegas akan pergi ke apartemen Fira. Ia terkejut begitu membuka pintu rumahnya, Vano menunggunya di parkiran.
"Lo- ngapain?" Tanya Revand.
"Lo mo kmana? Nemuin istri gue?"
"Fira sakit." Jawab Revand. Vano terkejut, ia melepas tangannya yang semula terlipat di dada. Hening sejenak diantara mereka. Hanya kicauan burung yang terdengar saling bersahutan.
"Tetap di posisi lo sekarang. Jangan melangkah lebih jauh. Gue udah anggep lo sebagai sodara. Jadi jangan bikin gue ragu atas keputusan gue." Ucap Vano tegas. Revand terkejut mendapat peringatan dari Vano. Cowok itu berbalik akan kembali ke mobilnya.
"Dia lebih suka sup dibanding bubur saat flu." Ucap Revand yang langsung membuat Vano berbalik menatap sosok tegap itu.
"Dan, lebih baik lo sendiri yang bikin buat dia." Saran Revand.
"Gue suaminya!" Jelas Vano. Revand mengangguk paham. Mobil Vano pun melaju membelah jalanan kompleks perumahan Revand.
Revand berbalik masuk kerumah dengan langkah lunglai. Cowok itu duduk disofa ruang tamunya sembari menatap layar ponselnya. Tak menemukan kata-kata yang tepat untuk mengirim pesan pada Fira, akhirnya cowok itu melempar ponsel sekenanya.
"Sorry." Ucap Revand pelan.
#####
Mobil Vano berhenti diparkiran apartemen Fira. Cowok itu membawa banyak belanjaan ditangannya. Selama perjalanan, Vano sibuk mencari resep sup terenak di mesin pencarian ponselnya. Segala bahan dari berbagai resep berbeda ia beli. Ia tak ingin kalah dari Revand yang selama lima tahun bersama Fira. Revand lebih tau segala sesuatu yang Fira suka dan tidak.
Sampai di depan pintu apartemen Fira, Vano masih mengutak-atik ponselnya. Pintu apartemen Fira terbuka. Fira memakai sweater dan syal di lehernya. Penampilannya buruk. Tanpa make-up dan pucat pasi.
"Lo-"
"Mo kmana? Lo sakit? Gue-"
Fira buru-buru menutup kembali pintu apartemenya. Tapi Vano tetap memaksa masuk, karna kondisinya yang lemah akhirnya Fira terjatuh akibat pintu yang didorong kuat oleh Vano. Vano segera menjatuhkan belanjaannya dan berhambur pada Fira.
"Maaf, lo gak apa-apa? Sorry sorry gue gak bermaksud-"
"Lo ngapain ksini! Gue gak apa-apa, mending lo pulang aja!" Ucap Fira sinis.
"Lo sakit, gue gak akan pulang kemana pun. Ayo ke rumah sakit, gue temenin." Ucap Vano lembut.
"Gak usah." Ucap Fira sembari berdiri. Tapi kakinya tak kuat menahan tubuhnya, Fira pun terhuyung dan jatuh pingsan. Dengan sigap, Vano menangkap tubuh Fira. Vano membawa Fira ke rumah sakit dengan membopongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...