Rujak

3.2K 106 2
                                    

Flashback.

"Gadis kecil yang malang. Kerja bagus, sayang. Gak akan lama setelah dia hancur, keluargamu akan kembali utuh." Ucap Rina pada Revand di sebuah ruangan. Revand hanya bisa menunduk. Cowok itu bimbang, apakah saat ini ia pantas bahagia atas segala kesusahan yang menimpa Fira.

"Dan kamu." Rina mendekati Fellicha yang berdiri di sudut ruangan dengan tubuh bergetar.

"Gak perlu takut, saya jamin keluarga dan perusahaan orang tuamu akan kembali jaya setelah semua yang saya inginkan sepenuhnya menjadi milik saya." Lanjut Rina.

"Kalian hanya harus terus menganggu ketenangan Fira, apapun bentuknya!" Lanjut Rina.

Dihari Vano marah saat Fira akan pergi bersepeda, cowok itu mendapat pesan dari nomor tak dikenal. Pesan itu berupa foto saat Fira sedang mengobrol di parkiran dengan Revand. Disaat yang sama Vano sedang berada tak jauh dari apartemen Fira. Tak butuh waktu lama, Vano tiba dan mengintip Fira dan Revand yang sedang bercanda.

Saat itu, Revand mendapat pesan di ponselnya. Dari Rina. Revand diperintahkan agar memancing emosi Vano. Rina ingin Fira dan Vano bertengkar. Dengan begitu, Fira tak akan fokus dengan pekerjaan dikantor dan para petinggi kantor akan meragukan kinerja Fira.

Kecelakaan yang menimpa Hardi menjadi keuntungan besar untuk Rina. Fira semakin goyah dan tak fokus dengan pekerjaannya.

Hari saat Vano berada di apartemen Fira, sebenarnya tak terjadi apapun pada Hardi. Fellicha diperintahkan Rina agar menganggu mereka. Rina tak ingin sebelum semua aset Suryo jatuh ketangannya, Fira dan Vano memiliki keturunan. Jika mereka lebih dulu memiliki keturunan, maka segala usaha yang dilakukannya akan sia-sia.

"Kalian berdua harus menjadi boneka untukku." Batin Rina sembari menatap kedua anak buahnya itu.

Flashback off

####

"Makan rujak enak kali ya." Celetuk Fira ditengah makan siangnya bersama Revand usai rapat.

Uhhuukk uuhhuukk

Revand tersedak.

"Apaan sih, Re! Pelan-pelan kalo makan!" Cerocos Fira.

"Sorry-sorry. Elu tadi bilang apa?" Tanya Revand.

"Siang bolong gini makan rujak keknya seger." Ucap Fira sembari menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Aneh-aneh aja lo." Sahut Revand tapi detik berikutnya ia menyadari sesuatu.

"Anehnya gimana?" Tanya Fira.

"Jangan-jangan." Batin Revand. Cowok itu meletakkan sendok dan garpunya lalu menatap Fira dengan seksama.

"Lo hamil?" Tanya Revand balik.

Uhhuukk uuhhuukkk.
Gantian Fira yang tersedak.

"Sorry, ini minum dulu." Ucap Revand sembari mengulurkan segelas jus. Fira meminumnya.

"Siapa? Siapa yang lo bilang hamil?" Tanya Fira.

"Elo."

"Knapa lo ngomong gitu?"

"Kali aja lo nyidam pengen makan rujak tengah hari gini." Ucap Revand. Fira terdiam. Ia ingat sekali, ia belum melakukan apapun dengan Vano.

"Gak mungkin gue tiba-tiba hamil, kan?" Ucap Fira dalam hati.

"Ya emang cuman orang nyidam doang yang boleh makan rujak?" Celetuk Fira.

"Udah ah, gue kenyang." Lanjutnya sembari berlalu meninggalkan Revand. Sementara cowok itu masih diam di tempat. Revand memandangi punggung Fira yang semakin menjauh. Pikirannya tak tentu. Disisi lain ia ingin Fira bahagia, tapi ia juga ingin kembali berkumpul bersama keluarganya. Terlebih jika mungkin, Fira bisa menjadi bagian hidupnya yang kalang kabut.

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang