Deva penasaran dengan isi kamar Rina. Sayang ia tak pernah mendapat kesempatan untuk memasuki ruangan itu. Lisa selalu saja membuatnya sibuk tanpa istirahat.
"Ihhh! Gak enak. Bisa masak gak sih?"
Kesal di kerjai Lisa, Deva membanting piring makan Lisa tepat di kaki Lisa. Gadis itu ngeri seketika.
"Lo gila ya?"
"Elo yang gila! Gue mo kerja, beresin makananlo sendiri! Lo bukan lagi anak kecil!" Bentak Deva lalu pergi menuju kamarnya. Terdengar Lisa mencak-mencak emosi sendiri. Ia kesal, Deva selalu saja bisa membalasnya. Tak lama, terdengar langkah kaki gadis itu pergi ke kamarnya. Deva buru-buru keluar mencari Desi.
"Maksud lo apa?" Bisik Deva setelah menarik Desi agar sedikit sembunyi.
"Ma-ma-maaf non." Desi sangat ketakutan terlebih mengingat temperamental Deva dulu.
"Ada sesuatu apa di kamar itu? Jelasin maksud lo!" Ucap Deva pelan.
"Anu-em-itu-sa-sa-saya merasa aneh non."
"Jangan terbata-bata! Buruan! Aneh gimana!"
"Nyonya selalu mengunci kamarnya non, dan kami para pelayan dilarang memasukinya." Jelas Desi. Deva melepaskan tangannya dari bahu Desi.
"Permisi, non." Pamit Desi. Deva mengangguk. Gadis itu mulai berfikir keras. Ia mulai menebak-nebak.
"Ngapain kamu disitu?" Tanya Rina tiba-tiba. Deva sedikit terkejut tapi ia mencoba untuk tetap tenang agar Rina tak curiga.
"Anak lo ngeselin." Jawab Deva sembari meletakan hasil masakannya pagi ini di meja makan.
"Lalu ini?" Tanya Rina sembari menunjuk piring berantakan di lantai.
"Lo bisa konfirmasi itu ke anak lo. Permisi." Deva melewati Rina begitu saja. Tapi matanya menangkap sebuah kunci dengan gantungan mutiara tergeletak di meja makan.
####
Deva semakin penasaran dengan apa yang disembunyikan Rina di kamarnya setelah semalam ada seorang tamu masuk ke kamar itu.
"Sebenernya apa?"
"Apa yang ada di dalam sana?" Ucap Deva dalam hati.
"Hay, Fir." Panggil Revand membuyarkan lamunan Deva.
"Hay."
"Lama ya? Maaf, gue kejebak macet."
"Iya gak apa-apa."
"Knapa ngajak ketemuan di luar? Ada yang gawat?"
"Gue penasaran."
"Apaan?"
"Rina selalu ngunci kamarnya. Dia gak pernah ngijinin pelayan manapun ngeberesin kamarnya. Gue pengen tau apa yang disembunyiin dia." Jelas Deva.
"Kunci?"
"Iya. Gue pengen buka kamar itu, Re. Gue butuh bantuan lo."
Revand mengangguk.
"Jadi rencananya?"
Deva tersenyum penuh misteri.
####
"Makasih ya, kalian sayang banget sama gue. Sampai-sampai rela susah payah kek gini." Ucap Deva setelah mendapat duplikat kunci kamar Rina.
"Sory bikin lo kecewa, tapi gue lakuin ini buat kak Vano! Bukan buat lo!" Ucap Olivia sinis.
"Apaan sih bocah! Minta maaf gak?" Ucap Yunan merasa tak enak pada Deva.

KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Teen FictionCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...