Rina tak tenang diruang rapat. Ia tak berhasil mencari dukungan untuk memperkuat posisinya.
"Karna saya belum menjadi pemilik sah atas seluruh perusahaan, jadi saya akan kembali membawa Tn. Suryo untuk mempimpin kembali." Ucap Deva. Semua peserta rapat saling berbisik.
"Apapun keputusan kalian, saya akan setujui." Lanjut Deva.
"Rapat akan dilanjutkan lagi nanti. Kalian bisa berdiskusi terlebih dahulu." Ucap komisaris.
####
"Gak bisa! Gak boleh! Tua bangka itu gak bisa kembali! Sialan! Gadis kecil, lihat apa yang bisa ku lakukan pada suamimu!" Ucap Rina geram. Wanita itu mengambil ponselnya.
Tak berselang lama, sunggingan senyum licik terulas jelas di wajahnya.
"Jangan bermain denganku jika kau masih lemah dengan perasaanmu!" Ucap Rina.
####
Sebuah pesan masuk ke ponsel Deva. Sebuah foto dari Lisa.
"Lo tau apa yang bakal gue lakuin kalo lo nekat. Jadi jan bertingkah!" Pesan selanjutnya dari Lisa. Deva membulatkan matanya. Vano dan Lisa sedang bersama. Kondisi Vano tak sadarkan diri dengan mulut dibekap dan tangan terikat. Deva langsung pergi ke ruangan Rina.
"Tante!" Teriak Deva setelah ia membanting pintu ruangan Rina.
"Sopan lah selagi belum terlambat." Ucap Rina memperingatkan. Jarinya menunjuk kamera cctv diruangan itu. Deva geram. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
"Jangan bawa-bawa Vano!" Ucap Deva tegas.
"Kalau tidak?" Tanya Rina mengintimidasi.
"Apa mau tante?"
"Kamu lebih tau."
"Knapa sih tante jahat banget! Salah Deva apa dari dulu tante gak pernah suka sama Deva!" Teriak Deva frustasi.
"Kamu tau jawabannya. Jadi pergilah, dan jaga sikapmu. Semua pasang mata sedang mengawasi siapa yang berhak atas harta Suryo!" Bisik Rina. Air mata Deva menetes tanpa diminta.
####
Deva terpaksa melupakan rapat hari ini. Ia meninggalkan kantor dan pergi mencari Vano. Revand kelabakan kesana kemari mencari Deva.
"Sial! Knapa dia kemakan jebakan Rina sih!" Ucap Revand frustasi. Ia membuka ponselnya dan mencari keberadaan Deva melalui GPS. Deva dalam perjalanan pulang. Revand pun menghubungi Desi.
"Halo, Des?"
"Vano ada dirumah?"
"Kluar? Sama Lisa?"
"Lisa bilang mo pergi kemana?"
"Oke, makasih. Oh, iya tolong lo tahan Deva kalo dia udah dirumah. Pastiin dia diem dirumah sampai gue dateng." Pesan Revand lalu memutuskan sambungan telepon.
"Rina gak main-main!" Gerutu Revand. Cowok itu segera memacu mobilnya memecah keramaian kota.
####
Deva sampai di pelataran rumahnya. Gadis itu sampai. Ia berlarian mencari Vano. Air matanya menetes tanpa ia minta. Ia mencari Vano dikamarnya, nihil. Kembali keluar dan masuk ke kamar Lisa. Nihil. Lisa pun tak ada. Deva turun. Ia berlarian menuju kolam renang. Nihil. Mereka tak ada. Deva kembali berlari menuju taman di belakang rumah. Tetap nihil. Kaki Deva lemas seketika. Ia jatuh tersungkur dengan sesenggukan. Desi menghampiri Deva.
"Non." Panggil Desi. Spontan Deva mendongak.
"Vano! Dimana dia?" Ucap Deva tak sabaran.
"Tadi keluar non-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano [Complete]
Novela JuvenilCover by: surya_arr70 Second story sebenernya tp yg first diunpub. Ngambang soalnya😆. Pure khayalan sendiri, so dont copy paste my story!!!😆😆. Plagiat? Minggir!!!! No nyinyir yes! "Jika huruf diawali dengan ABC Angka diawali dengan 123 Nada diawa...