Pemilik Hati

3.1K 115 2
                                    

(Bab ini sambil dengerin lagu Pemilik Hati by: Armada)

Flashback

Vano tak tenang. Ia pun memutuskan mencari Fira. Tapi tak ketemu. Akhirnya Vano datang ke apartemen Fira, tapi gadis itu tetap tak ada. Cowok itu pergi ke kediaman Suryo dan menanyakan keberadaan Fira pada satpam penjaga.

"Non Fira lama gak kesini, den." Jawab si satpam.

Vano pun kembali dengan langkah lunglai. Ia merogoh saku celananya. Ponselnya berdering. Panggilan masuk dari Revand. Vano malas menanggapi, cowok itu me-reject panggilan Revand dan menon-aktifkan ponselnya.

Sementara itu ditempat lain, Revand bingung sendiri menghadapi Fira yang mulai mabuk. Gadis itu menangis, tertawa, menari bahkan berlari-lari di tengah jalan.

"Udah di bilangin gak usah minum masih aja maksa!" Gerutu Revand sembari mendengus kesal. Cowok itu masih belum putus asa, berulangkali ia mencoba menghubungi nomor Vano tapi tak tersambung.

"Lakinya sama aja! Di telpon bukannya diangkat malah dimatiin sekalian!" Gerutu Revand lagi.

"Re!" Panggil Fira di pinggir pancuran air. Mata Revand membulat sempura saat Fira masuk ke dalam kolam.

"Ngapain lagi tu bocah!" Revand segera berlari.

"Lo ngapain? Sini buruan naik!" Perintah Revand.

"Ayok nangkep ikan ini, Re. Ikannya gede-gede."

Dengan terpaksa, Revand pun ikut masuk kedalam kolam dan membopong Fira keluar dari kolam.

"Kalo gini caranya, bisa-bisa di tangkep sama sekuriti taman! Ayok balik!"

Fira menggeleng manja sembari gelesotan di bawah.

"Astaghfirullah, Ya Allah Ya Tuhan, ngimpi apa gue semalem! Gue capek oi! Ayo pulang."

"Gendong!" Ucap Fira sembari mengangkat kedua tangannya.

"Iya gue gendong, tapi lo bangun!"

Fira manggut-manggut sambil tersenyum. Mereka jadi tontonan orang-orang yang berlalu lalang di taman. Sebagian dari mereka menatap aneh dan menertawakan tingkah Fira.

Revand menggendong Fira. Tapi karna pengaruh alkohol, gadis itu berkali-kali hampir terjatuh. Revand akhirnya mendudukannya di bangku taman.

"Tiduran sini bentar, gue telpon mang Odi dulu." Ucap Revand. Fira mengangguk paham, tapi anggukannya yang terlalu keras membuatnya terjungkal hingga kepalanya lebam.

"Ya Allah ini anak!" Keluh Revand. Cowok itu mengangkat tubuh Fira agar terbaring di bangku kembali. Sayangnya, saat sudah berhasil membaringkan tubuh Fira, tangan Revand terjepit. Fira menggunakan lenggan Revand sebagai bantal. Detak jantung Revand kembali tak karuan saat menyadari posisi mereka yang sangat dekat. Tiba-tiba Fira mengalungkan tangannya pada Revand.

Deg.

Revand mencoba menarik tangannya, tapi Fira malah lebih erat mengalungkan tangannya.

"Ssstttt." Fira mendesis dan jarinya menempel pada bibir Revand. Susah payah Revand menelan salivanya.

"Jangan ganti profesi! Lo kakak gue, temen gue, juga sekertaris gue." Ucap Fira.

Deg.

"Maksud lo?" Tanya Revand.

"Jangan suka ngeluh! Bisa-bisa gue ganti profesi lo jadi tukang ngeluh hahahahaha." Ucap Fira lalu gadis itu melepas tangannya yang melingkar di leher Revand.

Uhhuukk uuhhuuukkk uuhuuk

Revand tersedak. Perasaannya masih tak karuan.

"Ogah lah! Enak aja. Udah ayok bangun, mang Odi udah dateng!" Ajak Revand. Fira mengangguk.

Devano [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang