Possesif brother

mata itu...

Naira turun dari mobil dibantu vicky layaknya seorang pasangan, saat memasuki loby hotel berpasang mata menatap takjub banyak yang mengira naira adalah kekasih vicky, naira mengeratkan peganganya saat memasuki ball room vicky tau gugupnya naira merapatkan lenganya.

"Relaxx ini cuma dinner"
"Tetep aja nai gak terbiasa"
"Nurut aja sama kaka jangan pergi dari samping kaka kamu pasti aman"

Naira mengangguk dan semakin merapatkan peganganya, mereka masih terus berbisik sampai didalam ball room seluruh tamu undangan tertuju pada mereka,

"Kak nai risih mereka natap nai"
"Gak papa okey"

Vicky menyapa beberapa orang penting setelah memberi sambutan, naira masih menunduk malu malu saat vicky menuntunya kesebuah sudut.

"Dengar sesi akhir nanti akan ada banyak minuman beralkohol jangan deket deket oke?"
"Nai kemana dong kak?"
Ayo ikut kaka"

Vicky membawa naira ke rooftop terdapat sebuah taman kecil dan ayunan disana

"Sebentar aja tunggu disini kalo butuh apa apa telpon kaka tapi jangan turun, tunggu kaka kembali oke?"

Naira mengangguk paham vicky kembali menemui koleganya

"Apa acaranya sudah selesai?"

Vicky lanhsung menoleh kearah suara itu

"Ahh masih lama selamat bergabung,"
"Tak usah canggung begitu terlalu formal, lama tak jumpa vicky waaah makin jaya aja,"
"Kau juga alan"

Mereka terlibat obrolan serius, alan adalah seorang pengusaha juga teman vicky namun tipe teman yang sedikit berbahaya memiliki kepribadian tak biasa dia licik dan tujuan utama nya datang adalah memastikan naira ada disana, sebentar sebentar alan mengedarkan pandang mencari naira,sudah 2tahun ini semenjak alan bekerjasama dengan vicky dan tau naira adik vicky, alan jatuh cinta terhadap naira tanpa sepengetahuan naira alan selalu mengawasi  naira, vicky yang menyadari niat alan terhadap naira membawa naira ke rooftop agar tak bertemu alan yang kebetulan datang sedikit terlambat. Vicky khawatir naira akan jatuh hati melihat alan yang diakui cukup tampan rambutnya yang agak kecoklatan dan senyumnya yang mempesona itu mampu membuat wanita berdecak kagum, vicky tau naira tak mudah tergoda dengan ketampanan namun tak menutup kemungkinan dan vicky mengantisipasi itu vicky menutup seluruh celah mereka bisa bertemu.dengan raut wajah agak kecewa alan memutuskan pamit pulang lebih dulu dibandingkan tamu lainya. Bersamaan dengan alan bangkit untuk keluar naira justru turun menemui vicky.

"Kakak"

Vicky sedikit terkejut

"Naira ngapain turun kaka udah bilang tunggu"
"Tapi kak"
"Whoaaa inikah naira? Cantik sekali"

Naira menoleh kearah alan dan menunduk sementara vicky menggandeng naira menyuruhnya ke belakang tubuh viky

"Eeits gak usah takut begitu naira"
"Errr alan maaf adik ku ini malu dan ada sedikit masalah padanya maaf kami tinggal dulu"

Vicky menarik lengan naira membawanya kesebuah suit. Sementara mata alan lekat mengikuti langkah naira menjauhinya ,alan memutar tubuhnya melangkah meninggalkan hotel dengan seyuman,alan memiliki rencana untuk mendapatkan naira.

"Kakak udah bilang jangan turun
"Maaf kak tapi perut nai sakit kayaknya mau dapet"

Vicky mengamati wajah naira yang sedikit pucat meminta seorang pelayan mencarikan pembalut dan pereda nyeri, vicky kembali menatap naira.

"Dengar kaka cuma mau melindungimu jangan dekat dekat orang tadi"
"Iya kak, tadi itu siapa kak?"
"Emm dia alan rayes salah satu kolega kaka hati hati sama dia, dia pria yang sangat berbahaya, jangan dekat dekat dia akan melakukan apapun demi ambisinya"
"Nai paham kak kita pulang aja yuk nai capek perut nai juga sakit banget kak"
"Tunggu sebentar lagi yaa"

Naira hanya mengangguk dan tiduran disuit sampai vicky mendatanginya, saat vicky tiba naira sudah tertidur sambil meringkuk memeganggi perutnya,
Mungkin masih sakit nih perutnya, apa nginep sini aja ya??
Batin vicky ragu namun akhirnya vicky membawa naira pulang setelah se.ua tamu pamit pulang.