save

470 16 0
                                    

Bunyi beep beep terus berbunyi menandakan belum ada perkembangan yang signifikan pada naira, alat bantu pernafasan dan selang infus centang perentang di tubuhnya, vicky terus menunggui adiknya yang masih belum sadar sudah tiga hari semenjak naira dirawat vicky menungguinya matanya mulai cekung dan terlihat lingkaran hitam akibat kurang tidur, berkali kali teman temanya menawarkan bergantian menjaga naira namun vicky menolak,

"Bro lu balik dulu gih biar gue ma nero yang jagain"

Bujuk alres pada suatu sore

"Iya lo butuh istirahat bro biar gue ma alres ada rio juga yang dengan senang hati jagain naira"
"Thanks bro tapi gue baik baik aja, gue bakal jagain nai sampe sadar"
"Trus lo mau pas nai sadar elonya malah tumbang mau lo??"

Vicky hanya menunduk menyentuh pipi naira dan mengecup keningnya pelan

"Balik dulu deh lo istirahat cukup abis itu balik kesini di mansion ada kent sama rio, kalo lo balik dia pasti kesini"
"Thanks ya kalian mau jagain adik gue"
"Jangan salah dia adik gue juga vick"
"Balik sono jangan khawatir, nai pasti aman ma kita"

Vicky tak lagi menyela dia segera bangkit melepas genggamanya pada tangan naira dan dengan lunglai melangkah keluar untuk kembali pulang dan istirahat,

"Nah balik juga udah sini istirahat, kita ngerti banget elo khawatir sama nai karna kita juga begitu tapi jangan lo forsir, tubuh lo juga butuh istirahat"
"Iyaa"
"Tumben lo nurut"
"Kalian brisik banget keluar sono gue mau tidur"
"Oke oke, kita ke rumah sakit duluan lo dirumah aja oke?"
"Iya jagain nai ya gue istirahat bentar"
"Lo tenang aja deh serahin sama kita"

Vicky pergi tidur sementara rio dan kent kerumah sakit karna alres asda perlu sebentar

"Gimana keadaanya?"
"Yaah masih sama kent, gue pergi bentar ya kita giliran jaga nero juga ada sesi pemotretan sebentar ngedadak lagi, vicky gimana?"
"Dia molor biarin istirahat, kasian banget berhari hari jagain sendiri"
"Dasar dia keras kepala dari dulu mah"
"Oke kita berangkat ya"
"Ati ati"
"Ner, tar baliknya beliin makanan kesukaan nai ya?"
"Okedeh!"

Sepeninggal alres dan nero, kent dan rio duduk disofa mengobrol ringan,

"Eeh bentar gue kaya liat tangan nai gerak gerak"
"Aah masa telpon vicky buruan"

"Vick kemari cepetan urgent!"
"Ada apa??"

Terdengar suara vicky panik diseberang

"Udah buruan"
"Oke gue kesana"

Vicky segera berlari menstarter mobilnya dan terengah engah tiba di kamar rawat naira

"Ada apa?"

Vicky berjalan mendekati ranjang naira

"Sayang, kau sudah sadar?"
"Kakak"

Naira memeluk vicky erat dan lama seolah olah tak ingin lepas vicky membiarkan naira begitu sedikit lama, setelah sedikit tenang rio bercerita

"Tadi gue liat tanganya gerak gerak pas gue deketin dia buka mata tapi yang dia cari elu bukan kita yaudah kita langsung telpon elu takutnya naira ngamuk malah panik kita"
"Dokter ngomong apa?"
"Err nai baik baik aja hanya luka benda tumpul mengenai bekas jahitan waktu itu jadi butuh waktu lama untuk pulih karna itu menimbulkan infeksi dalam dan membuka kembali lukanya."
"Kamu kesakitan ya sayang maafin kak vick yaa"
"Udah sekarang gak papa yang penting nai kudu banyak istirahat "
"Thanks kalian jagain nai"
"Dia adik kita juga vick"
"Sakitkah?"
"Iyaa,, kak daniel dimana?"
"Dia,,,dia errr"

Vicky memutar bola matanya mencari bantuan yang langsung ditanggapi rio

"Maaf ya nai, tapi ehm gimana ya?"
"Daniel kenapa kak?"
"Daniel gak selamat nai, maaf dia kehilangan banyak darah"
"enggak, !!danieeeeel, lepasin nai kak nai mau ketemu daniel,"
"Nai kamu gak boleh banyak gerak,!"
"Kakak nai mau ketemu daniel lepass"

Naira langsung histeris saat mendengar kekasihnya itu meninggal, vicky berusaha menenangkan naira namun naira tak mau tenang

"Danieelll aah sakiiiit"
"Tenanglah kau tak boleh banyak gerak"
"Tapi kak rio nai mau ketemu daniel"
"Sayang dengerin kamu itu sakit dan daniel udah dimakamkan minggu kemarin, kita akan kesana kalo kamu udah bener bener fit oke?"

Naira tak lagi melawan, naira benar benar terpukul atas meninggalnya daniel, segera setelah rai membawanya kerumah sakit daniel meninggal akibat kehabisan darah yang terus mengucur dari pelipisnya, vicky tau cepat atau lambat naira pasti akan menanyakanya,

"Maaf nai kakak udah berusaha membawa daniel secepatnya tapi tuhan berkehendak lain, kamu ikhlasin ya"
"Enggak, gak mungkin daniel pergi kak, gak mungkiiiiiin, "

Naira menangis sesenggukan

"Kenapa kaya gini apa salah nai kak?"
"Ini bukan salahmu, ini diluar kendali kita jangan kamu terus meratapinya nai, kakak tau kamu kehilangan tapi kasihan daniel biarkan dia tenang disana oke?"
"Kakak nai, belum bisa"
"Kamu harus bisa oke kamu kuat!"

Vicky memeluk naira hingga gadis itu tenang, setelah genap 3minggu naira dirawat akhirnya naira diperbolekan pulang, mereka semua ada disana menjelang kepulangan naira namun wajah naira masih suram dan terpukul, sesuai janji vicky setelah pulang dari rumah sakit selang sehari naira mengunjungi makam daniel yang berseberangan dengan ayahnya dokter arthur. Naira berlutut disamping pusara itu

"Dan,,  kenapa cepat sekali kamu pergi,? Dan kenapa kamu jahat sekali padaku,"
"Nai, ini surat dari daniel yang dititipkanya ke rai sebelum dia pergi"

Naira gemetar menerima surat dari vicky naira bisa dengan mudah mengenali tulisan tangan yang runcing dan rapi itu tulisan daniel

"Dear naira
my ever love

Ra....kalo kau membaca tulisan ini itu artinya aku udah pergi dari dunia ini, maafkan aku yang telah membawamu pada kekacauan ini, aku pantas menerima ini karna aku telah berani menyakitimu maafkan aku, kak vicky benar aku memang tak bisa terus bersamamu karna kak jacob pasti takkan tinggal diam dan itu benar, maafkan ketidak mampuanku melindungimu ra, percayalah aku mencintaimu tulus aku sayang sama kamu ra kau cinta pertamaku, terimakasih memberiku kesempatan mencintaimu, ijinkan aku bawa cintamu bersamaku, sambutlah hari harimu dengan bahagia jangan terus bersedih karnaku, aku adalah bahagiamu maka tersenyumlah karna disekitarmu banyak yang menyayangimu. Lupakanlah aku agar aku tenang disini

Yours

Daniel w. J. Arthur"

Naira menangis sesenggukan membaca surat terakhir daniel air matanya menetes ke kertas itu meninggalkan noda disana, vicky merengkuh bahu naira dan membawanya kembali ke mansion

"Kakak, jangan tinggalin nai"
"Enggak bakal sayang tenanglah, kamu istirahat ya, bentar lagi gelap alres nero rio dan kent juga pasti segera kembali kakak mau minta bibi masak dulu buat nyambut mereka,"
"Kakak bisa singkirin itu?"

Naira menunjuk barang barang pemberian daniel, vicky tersenyum dan memegang dagu naira

"Tidurlah dikamar kakak dulu ya kamar ini perlu di renovasi"

Naira mengangguk dan mengikuti langkah vicky lebih dulu membuka kamarnya

"Nah istirahatlah, kakak kebawah ya"

Vicky mengganti lampu kamarnya menjadi temaram membuat naira nyaman setelah menyelimutinya vicky keluar dan turun ke dapur mencari pembantunya untuk memasak makanan menyambut teman temanya, setelah itu vicky menyuruh rai mencari arsitek untuk mendesain ulang kamar naira,setelah itu vicky masuk ke ruang kerjanya menyelesaikan pekerjaan kantor yang terbengkalai.

Possesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang