ketemu

909 27 0
                                    

Vicky menemukan lokasi naira dengan mudah karna kalung itu, vicky segera menyisir tempat naira berada bersama anak buahnya, frankenstein dan alres yang tau naira hilang segera kembali dan membantu vicky mencari naira sementara rio baru bisa kembali lusa,.

"Tampangmu parah bro sini biar gue yang nyetir"
"Tak apa apa frank gue hanya kurang tidur tapi naira ...."

Vicky tak melanjutkan kata katanya,matanya fokus menatap jalanan yang mulai berubah menjadi jalan berbatu mereka mulai memasuki hutan.

"Yakin ini jalanya vick?"
"Yaa kalung itu gue kasih pelacak bro jadi kalo nai masih pake gue yakin ini bener"
"Lo yakin ini bukan jebakan?"
"Gue gak peduli al yang gue peduliin naira, dia pasti ketakutan!"
"Nai pasti baik baik aja vick"
"Thanks ya bro mau nemenin gue"
"Hey nai juga adik kita ya gak frank?"
"Iya dong lo tenang aja kita menganggap nai adik sendiri vick"
"Thanks bro"

Vicky tersenyum kecut tak henti hentinya dia berdoa agar naira baik baik saja, hatinya tak sanggup membayangkan naira terluka lagi untuk kesekian kalinya.hari semakin senja tatkala mereka menemukan mansion tua menjulang tinggi disana vicky mengamati sekeliling yang nampak beberapa anak buah alan sedang berjaga, vicky membeberkan rencana mereka setelah semua dipersiapkan mereka mulai beraksi anak buah vicky melumpuhkan anak buah alan dengan mudah sementara vicky frank dan alres segera menyisir setiap kamar mansion itu, alres yang pertama kali menemukan naira didalam kamar paling atas sedang ditindih alan secara reflek berteriak.

"Bangsat apa yang kau lakukan?"

Vicky dan frank segera menyusul alres, sementara alan yang terkejut setengah mati nampak heran melompat bangun dan menyeringai

"Hey bagai mana kalian bisa tau aku membawa naira kesini?"

Tak ada satupun yang menjawab mereka merangsek maju, naira yang hampir tak sadarkan diri menoleh dan membuka mata sejenak menatap sejenak ketiga kakaknya  dan sedikit tersenyum berusaha menjangkau kakaknya

"Kakak, "

Vicky tak bisa mengendalikan diri lagi tanpa berkata apapun menyerang  alan namun belum sampai diseberang ruangan tempat alan berdiri alan mengambil sebilah pisau dan mulai mendekatkan ke tubuh naira yang terbuka dan tak berdaya.

"Kau maju selangkah dan naira akan mati hahaahaha!"
"Bangsat!"
"Eeeeit tak usah dekat dekat"
"Lepasin adik gue"
"Dia kini miliku"

vicky tak mengindahkan perkataan alan yang memainkan pisau lipatnya vicky melangkah mendekati alan dan tanpa bisa dicegah mereka alan menusukan pisau itu ke perut naira beberapa kali

"Nai...!!!!"
"Kak vick, sakit,,,"

naira tak sadarkan diri darah mengalir dari perutnya sementara mereka tak lagi peduli menghabisi alan, entah alan bisa selamat atau tidak namun vicky dan alres tak berhenti terus menghukum tubuh alan yang terkapar dilantai.

"Vick, !!!Viiiicckkkyyyyy cukup!  cukup vick! nai butuh kalian"

Frank menyadarkan mereka vicky segera menoleh menghentikan pukulanya dan mendekati tubuh naira yang penuh luka dan darah,
"kaaaak vick dataaaang"
"

iya sayang Bertahanlah sayang,!"

Vicky menggendong naira seperti orang kesetanan memasukan naira kedalam mobilnya diikuti frank dan alres

"Biar gue yang nyetir vick"
"Gausah frank"
"Lo sekali ini aja bisa gak nurut? Nai butuh elo lo belakang sini gue sama alres depan!"

Vicky tak lagi membantah memeluk naira dipangkuanya dan mobil mulai berjalan meninggalkan alan dan mansionya,

"Sayang bangunlah please!"
"Apa lukanya parah?"
"Dia akan baik baik aja dia kuat tadi udah gue tutup pake syal sementara buat ngehentiin pendarahanya"

Vicky terus memeluk tubuh naira yang nampak kecil dan rapuh dipelukanya tanganya berlumuran darah menyentuh perut naira.syal yang digunakan untuk menghentikan pendarahan itu tak mampu menahan banyaknya darah yang mengalir naira semakin pucat dan lemah

"Sayang bertahanlah gadis kecilku yang manis"
"Kakak"

Naira memanggil lirih wajahnya memucat

"Nai kau sadar, iya ini kakak tenanglah kau aman kita akan kerumah sakit ini dijalan tenanglah bertahanlah"
"Apa nai akan mati? "
"Tidak ,tidak sayang kau akan sehat seperti sediakala"
"Maafin nai"
"Cukup jangan bicara terus kau sudah banyak bicara! "

Vicky sangat senang melihat naira sadar meski sebentar, sesampainya dirumah sakit naira segera ditangani dokter, vicky mondar mandir didepan UGD saat alres menegurnya.

"Bro duduk tenang sini"
"Mana bisa gue tenang"
"Hey serahin aja sama yang bertugas dan kau terus berdoa,paling tidak sekarang nai aman"
"Alres benar vick lo duduk gih pusing gue liatnya"

Vicky menoleh kearah kedua sahabatnya dan duduk disana

Satu jam telah berlalu terasa begitu lama bagi mereka rasa cemas khawatir dan takut campur aduk disana tak berapa lama dokterpun keluar mereka serempak berdiri menghampiri dokter itu.

"Pasien atas nama naira maaf siapa anggota keluarganya?"

"Saya"

Mereka bertiga menjawab kompak membuat dokter bingung

"Err maaf dia kakak kandungnya"

Franken menunjuk vicky yang segera diajak bicara dokter itu

"Waah benar anda mirip sekali dengan pasien.Mari ikut saya ke ruangan!"

Vicky hanya menurut mengikuti dokter itu

"Adik anda mengalami sedikit trauma dan syok berat, luka luka luarnya akan cepat pulih namun luka dalamnya tidak, nah saya sarankan anda menjauhkanya dari benda atau tempat dan segala hal yang membuat dia terus mengingat kejadian ini"
"Apa yang harus saya lakukan dok?"
"Buat dia senyaman mungkin dan jangan bersikap kasar terhadapnya itu bisa sedikit menolong mempercepat pulihnya. Dari trauma"
"Baiklah dok saya mengerti terimakasih"
"Iya sama sama"
"Kalo gitu saya pamit, apa adik saya sudah boleh dijenguk dok?"
"Silahkan"
"Kalo gitu saya permisi dok"

Setelah keluar dari ruangan dokter vicky bergegas ke ruangan naira alres dan franken sudah disana lebih dulu naira masih belum sadar disana hati vicky pedih sekali melihat adik yang disayanginya terkulai tak berdaya dengan banyak selang dan alat bantu di tubuhnya.

Possesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang