sekolah

3.4K 101 4
                                        

Vicky mengurus seluruh legalitas naira begitu pula sekolahnya pagi ini vicky mengantar naira kesekolah barunya berkali kali vicky meyakinkan bahwa semua akan baik baik saja namun naira masih terus terlihat tegang.

"Ayolah sayang rilex pokoknya jadilah gadis yang baik ramah dan terbuka cari temen sebanyak banyaknya oke?? "
"Iya kak"
"Nah itu baru gadisku"
"Kakak"
"Iya iya nah hati hati nanti kakak jemput tapi tunggu ya kak vicky mungkin agak telat nanti ada meeting oke? "
"Okey kak, nai turun ya? "
"Iya sana, eeit ponselnya dah dibawa kan? "
"Udah kak"

Tanpa ba bi bu naira turun dari mobil setelah menutup pintu mobil naira berjalan kearah ruang gurunya.
Memasuki pelataran sekolah naira benar benar menjadi pusat perhatian mereka berdecak kagum menatap naira sejak turun dari mobil, dari ujung rambut sampai kaki, naira memang sangat mempesona rambutnya yang dibiarkan tergerai panjang seragam yang nampak pas ditubuhnya dengan kulit yang putih mulus matanya yang bulat dan berbulu mata sangat lentik dilengkapi dengan hidung mancung bibir berwarna pink dan tipis mungil sungguh membuat mata yang memandang teralihkan, naira cukup membuat para siswi disana merasa iri kepadanya, namun naira tak menggubrisnya naira hanya lurus menuju ke ruang guru sambil sesekali menebar senyum, setelah perkenalan singkat di kelasnya naira duduk memperhatikan pelajaran, tak berhenti sampai disitu saat istirahat banyak sekali teman teman sekelasnya yang berebut berkenalan naira sampai kewalahan, setelah bel pulang berbunyi naira segera memberesi buku pelajaranya dan kluar, rupanya vicky telah menunggu naira, melihat naira vicky menurunkan kaca mobilnya dan turun membuka pintu mobil meskipun banyak pasang mata menatap takjub vicky tak peduli, vicky tersenyum

"Silahkan tuan puteri" sambil menguak pintu mobilnya
" iih kak vick ngapain sih?? "

Diseberang terlihat gerombolan siswi sekolah naira yang menatapnya iri

"Liat deh pasti dia simpenan om om, liat aja masa balik dijemput orang dewasa"
"Psst jangan keras keras siapa tau itu kakaknya"
"Aih mana mungkin"
"Pasti dia cewe gak bener deh"

Vicky yang mendengarnya menoleh hendak menghampiri mereka namun dicegah naira

"Kakak nai udah laper ayook"
"Hmm baiklah ayok sayang"

Masih sambil senyum vicky menutup pintu berlari memutari bagian depan mobil dan tancap gas

" oke nai gimana sekolahnya?? "
" luar biasa kak, oh iya kenapa mereka menatap nai tak henti ya kak? "
"Hmm mungkin karna kamu cantik"

Naira tak bertanya lagi hanya tersenyum pipinya merona vicky menatapnya gemas.

" yaps sampai kak vicky balik kerja ya, "
" iya kak, tapi nanti sore kak vicky nggak lupa kan mau temenin nai cari buku? "
"Siap tuan putri"

Naira keluar dan masuk rumah sementara vicky kembali ke kantor, vicky memang telah merampungkan studynya dengan cepat dan segera menjadi seorang eksekutif muda, seorang pengusaha muda yang sukses sangat sukses, sementara naira menghempaskan tubuhnya disofa dan perlahan memejamkan matanya naira terlelap disana sampai saat vicky pulang senja itu.
Vicky menghela nafas menatap adiknya tertidur disana masih dengan seragam birunya, vicky mendekati naira tanpa membangunkanya vicky membopong naira dengan lembut membawanya ke kamar sambil bergumam

", bocah ini bener bener deh katanya mau ke toko buku eeh molor mana belum ganti juga,, huh gak bisa ya berhenti membuat khawatir, "

Naira terbangun saat vicky menidurkanya di ranjang.

" kakak kok bisa ada disini? "

sambil mengucek ucek mata

" hmm kamu tidur di sofa pules banget, lagian jangan biasaain pulang sekolah tidur ganti baju dulu, kalo ada orang jahat masuk gimana? "
" kak vicky bilang rumah ini aman"
"Iya tapi gak ada salahnya kan kita hati hati?? "
" iya kak, ini jam berapa? "
" jam 20:00 gak usah ke toko tuh udah kak vick beliin"
" beneran?? Makasih kak"

Vicky hanya tersenyum naira memeluknya dan berlari turun memeriksa barang yang dibutuhkan, malam itu mereka makan malam dan masuk kamar masing masing hari hari berlalu seperti biasa naira mulai membaur dan terbiasa dengan kehidupanya kini, masih tak tau menau jati dirinya sendiri.

Possesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang