Vicky mengantar naira kesekolah pagi ini sebelum ke kantor , vicky juga berpesan nanti tak usah menunggu karna vicky akan pulang larut ,naira hanya mengangguk patuh dan segera turun menjauh dari mobil vicky kearah sekolah sementara vicky segera melajukan mobilnya setelah naira tak terlihat dari pandanganya,
" hay nai kenapa kusut gitu sih?". Sapa sufi
"Nggak papa lagi dapet aja"
"Beneran ?"mia turut nimbrung
"Beneran"
"Yaudah tar hang out yuuk "
"Gak boleh sama kak vicky"
"Kak vicky,terus sampai kapan hidupmu dalam kendalinya?"
"Entahlah suf, semakin kesini kaka semakin protectif"
"Mungkin karna kau adik satu satunya nai"
"Masuk akal juga sih nai kata sufi, secara kak vicky orang penting dan kamu adiknya pasti menjadi target semacam alat sasaran para pesaing kak vicky untuk menjatuhkan kak vicky" papar mia
"Diih kalian apaan sih kaya film dong?"
"Yaaa tapi kamu mesti ati ati nai persaingan bisnis itu kejamm"Naira mencerna perkataan mia tak lagi menimpali, bahkan sampai pelajaran usai tak ada satu mata pelajaran pun yang nempel diotak naira, entah semacam firasat atau apa perasaan naira tak nyaman vickypun merasa akan ada sesuatu tapi tak tau apa.
Siang itu naira tak ditemani kedua sahabatnya lantaran sufi dan mia harus pulang cepat, menunggu sopirnya datang yang entah tak kunjung tiba membuat naira sedikit cemas, naira duduk di bangku pinggir jalan saat sebuah mobil menepi
"Boleh duduk ?"
"Silahkan"Naira mempersilakan tanpa menatap lawan bicaranya hingga pria itu memancing pembicaraan
"Apa yang kau lakukan sendirian?"
"Nunggu jemputan tentunya"
"Mau aku antar??"
"Gak usah, "Sedikit heran naira menoleh
"Maaf apa kita pernah ketemu sebelumnya?"
"Tentu yang paling dekat kemarin waktu gala diner"Naira mencoba mengingat ingat sementara pria itu tersenyum dan berujar
"Kita belum kenalan secara resmi kenalin alan simpsons rayes"
Naira langsung membelalakan mata terkejut, alan masih tetap tenang dan mengulum senyumnya berharap naira terpesona namun respon naira sungguh diluar dugaan alan, naira bangkit dari duduknya dengan gemetar serta wajah ketakutan yang jelas terlihat.
"Maaf aku pergi dulu"
"Hey mau kemana kemarilah"
"Maaf,permisi"Naira beringsut menjauh namun belum juga ada tiga langkah naira menjauhi alan, tanganya sudah dicekal.
"Mau kemana? Tetaplah disini"
"Tolong lepas biarin aku pergi"
"Aku menunggu kesempatan ini jadi mau atau tidak kau harus bersamaku!"
"Tolong lepaaaas aku gak mau"Naira meronta ronta ketakutan saat alan menariknya kemobil,
"Menjeritlah sesukamu karna vicky takkan tau dan takkan menolongmu!"
"Lepaaaas tolong"Suasana sekolah yang sepi ditambah langit mendung memudahkan alan membawa naira ke mobilnya naira hanya bisa menangis saat alan membawanya kesebuah mansion terpencil.
"Mansion ini tak sebesar dan semewah punya vicky tapi aku janji akan membuat kau nyaman disini,masuklah ini kamarmu jangan membuatku memaksamu."
Naira hanya menangis ketakutan,setengah memaksa alan mendorong tubuh naira memasuki kamar berangin itu.
"Kakak nai takut"
Sementara itu asisten sekaligus sopir pribadi vicky yang tak mendapati naira segera menelpon vicky, dering ponsel yang terus menerus membuat vicky menyela meetingnya mengangkat telpon saat melihat layar ponselnya tertera nama rai itu.
"Yaa ada apa rai?"
"Maaf tuan non naira kok tak ada di sekolahnya"
"Apa kau sudah mencarinya?"
"Maaf tuan saya sudah mencari sampai kerumah teman dekat non naira tapi tak aada yang tau ponselnya juga tak aktif tuan"
"Oke biar aku selidiki"
"Trimakasih tuan"Setelah menutup telpon vicky segera bergerak menyelidiki maira.
"Kemana dia"
Vicky menghubungi kedua sahabat naira mia dan sufi nmun jwaban mereka sama naira tak bersama mereka, vicky menyuruh anak buahnya melacak keberadaan naira namun belum juga membuahkan hasil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possesif brother
FantasyKehidupan naira yang berubah seketika saat naira tertabrak mobil vicky dan dijadikan sebagai seorang adik. Vicky memberikan apapun yang naira inginkan, naira memiliki hidup yang sangat sempurna memiliki kakak yang sangat menyayanginya, vicky, seora...