hari kelabu

333 12 1
                                    

"Kenapa semua ini menimpaku?  Apa salahku? Aku benci kenapa aku gak mati aja! "
"Hush jangan ngomong gitu gak baik sayang"
"Tolong lepasin kak, lepasin nai mau mati"
"Naira tenanglah "
"Nai capek kak "

(Tok... Tok.. Tok)

"Masuk"
"Maaf tuan ini yogi sudah sadar bisa dijenguk"
"Oke,  saat siap bawa kemari"
"Baik tuan,  segera,  maaf kalo boleh tau gimana kondisi non naira tuan? "
"Kau lihat sendiri keadaanya memburuk"
"Saya turut prihatin tuan"
"Ini bukan waktunya rai,  tolong selesaikan seluruh tundaan kerja kantor aku mau fokus naira dulu".
"Baik tuan,  semuanya sudah beres kecuali masalah dua orang ini saya hanya bisa menggali sedikit info darinya"
"Tak masalah yogi pasti ada penjelasan soalan ini"
"Baik tuan saya permisi"

Sepeninggal rai vicky kembali fokus pada naira yang masih nampak bingung dan ketakutan apalagi melihat lelaki,  naira sama sekali tak bisa mendengar suara kasar dan keras apalagi bentakan.

"Sayang its okay he is my assisten,  tenanglah dia takkan menyakitimu"
"Semua selalu bilang begitu tapi mereka hanya mengincar tubuh nai mereka gak peduli perasaan nai , nai benci  laki lakiii"
"Naira! "
"Lepas kak jangan dekati nai lepaaassss"

Naira kembali histeris membuat vicky segera mengambil langkah,  meraih suntikan di nakas dan segera menyuntikan obat penenang ke lengan naira. Setelah sedikit kewalahan mengatasi naira yang terus memberontak, akhirnya vicky berhasil membuat naira terkulai di pelukanya.

"Hey bro gimana keadaanya? "
"Masih belum stabil "
"Sabar ya bro"
"Thanks frank"
"Bonyok lu dah balik? "
"Udah tadi sore"
"Denger denger mereka kasih saran elu nikah ya? "
"Iya yang bikin berat nikahnya sama naira"
"Lu gimana? "
"Gimana apanya? "
"Perasaan elu"
"Dia adik gue frank mana ada kakak beradik menikah"

Frank mengawasi vicky tajam khawatir ada kebohongan diucapkanya namun hanya kegundahan yang dia temukan dimata vicky.

"Gue percaya elu gak bakal nglakuin itu vick"

Vicky menatap ragu,  lelaki normal manapun pasti takkan mampu menolak godaan sebesar naira,  tak terkecuali vicky namun nuraninya akal sehat nya masih bersikukuh naira adik perempuan yang harus dia jaga dan sayangi selamanya.

"Gimana dengan si kembar itu?
Sudah ada perkembangan?"
"Ini lebih susah lagi bro gue bener" ngeras a kecolongan bagaimana mungkin ini luput dari pengawasan gue"
"Iya jelas elu gak bisa gegabah nentuin siapa yang salah, ini menyangkut perasaan naira gue belum pernah melihat naira begitu bahagia dan semua itu hanya yogi yang bisa membuatnya dan sekarang elu harus benar benar selektif , jeli nentuin pilihan"
"Iya tapi gue yakin ada yang membedakan"
"Mudah mudahan aja,  gue gak terima nai diperlakukan seperti gadis rendahan "
"Sabar bro"
"Gimana gue bisa sabar mereka terus menyakiti naira membuat naira nyaris kehilangan kewarasanya! "

Frank menghela nafas panjang

" hari ini Rio, dan kent terbang vick, mungkin senja sudah tiba Apa rencana selanjutnya? "
"Tundalah sebentar gue lagi pengen vokus naira""
"Elu tinggal kasih instruksi laah vick "
"Kalo gitu terserah kalian gue cuma pengen ada kebenaran dan gue pengen Yoga yang menyakiti naira mendapat hukuman berat"
"Pasti bro lo tenang kita bakal membuat itu semenyakitkan mungkin"
"Lo tau mana yogi mana Yoga? "
"Yang jelas hanya naira yang mampu membedakanya"
"Kalo gitu kita harus menunggu dia pulih,  "
"Itulah sebabnya gue gak yakin nai bisa kembali"
"Yakin aja naira segera pulih,  gue pamit dulu ya "
"Hati hati bro"

Senja yang dinantikan namun kedua rekanya itu belum juga memberi kabar mereka tiba,  vicky sedikit gusar lantaran hujan badai mulai menyelimuti kota itu . Tak berselang frank dengan nafas memburu dan langkah lebar lebar mendatangi vicky yang berada didalam ruang rawat naira

"Bro celaka!!! "
"Apa siih? "
"Remot mana remot"
"Lo apaan sih gak lucu katanya celaka eeh cuman mau nonton Scooby doo? ?"
"Bukan sini liat berita dulu"
"Ada apaan?  Gue gak ketarik politik! "
"Bukan ini menyangkut archy bersaudara"
"Maksud lo? "
"Tadi di jalan gue sempet merhatiin TV salah satu kedai,  dan lagi ada berita kecelakaan pesawat gue khawatir karna pesawat ya sama boeingnya sama!! "

Vicky tak lagi menyela segera memperhatikan televisi dan benar saja berita tengah menyiarkan korban yang seluruhnya meninggal dan yang benar benar pukulan berat adalah diantara nama nama itu terdapat nama Rio dan kent, vicky jatuh terduduk,  tak mau percaya namun ini benar adanya kedua temanya dari kanak kanak itu telah berpulang, vicky segera menghubungi rai guna mengurus jenazah d'archy bersaudara,  hari berkabung dimansion megah vicky yang biasanya nampak lega dan ceria kini nampak sesak dan suram,  naira dibantu vicky mendorong kursi roda mendekati  persemayaman kedua kakaknya itu. Air mata terus mengalir,  satu jam sebelumnya naira histeris tak percaya dengan berita yang disampaikan vicky itu,

"Sayang kamu baik baik aja? "
"Kak vick apa bener berita itu? "
"Kamu udah liat beritanya? "

Naira hanya mengangguk

"Iya itu benar dan jenazah mereka akan segera dibawa kemari kamu yang kuat ya"
"Enggak,  enggak mungkin kak rioo kak kent kenapa ninggalin nai kenapa bukan nai aja!! "
"Naira tenang nai kak vick mohon demi percepatan kesembuhanmu tenanglah"

Setelah cukup lama dibujuk naira sedikit tenang dan mempersiapkan diri melihat kakak kakaknya untuk yang terakhir,  wajah mereka damai dengan seulas senyum dibibir membuat naira semakin tak kuasa menahan kesedihanya. naira terduduk diantara peti d'archy bersaudara itu air matanya luruh tak kuasa menahan hingga membuatnya limbung tak sadarkan diri, vicky segera membawa naira ke kamarnya mengurangi kepanikan para tamu yang melayat.

"Kau disini saja vick biar gue sama nero yang urus"
"Oke,  thanks ya, "

Frank dan nero melangkah keluar sementara vicky berusaha menyadarkan naira,

"Bro sorry gue telat tadi delay"
"Gak papa res , belom telat kok masih nunggu oma, opanya Rio tiba"
"Nai gimana udah baikan"
"Yah gitulah tadi ngeyel mau liat Rio sama kent dan akhirnya pingsan"
"Psikis naira masih sangat lemah vick"
"Iya dan dia sangat rentan pada yang namanya laki laki, tadi setiap ada lelaki naira langsung panik menggenggam erat kursi rodanya"
"Semoga saja cepet berlalu"
"Iya res gue ngerasa ini bener bener bertubi tubi,  "
"Elu Yang sabar gue yakin pasti bakal ada jalanya oke?soal kekasih naira itu gimana? "
"Masih didalam karantina"
"Udah kaya virus yaa? "
"Apaan sih malah bercanda gak lucu tau"

Namun vicky terkikik juga mendengar gurauan alres mereka menunggui naira hingga terbangun

"Naira bangun yuk kamu harus kuat upacara pemakaman akan segera dimulai"
"Kak alres? "

Naira bangkit dan memeluk alrez sedikit lama, 

"Kapan kak alres sampe? "
"Udah dari tadi nih kakak dah bikinin kamu sup kesukaanmu"
"Tapi nai gak laper"
"Iya naira emang gak laper tapi perutnya yang laper jangan menyiksa diri lah nai liat tuh vicky sekhawatir apa sama kamu"

Naira menoleh kearah vicky yang rebahan disofa,

"Makan ya perut kamu butuh makan"

Naira hanya menuruti kata kata alres segera duduk dan membuka mulutnya sesuap tiga suap.

Possesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang