"Tak ada yang ketinggal kan? Kamu udah siap sayang? "
Naira hanya mengangguk dan tersenyum manis menanggapi pertanyaan vicky
"Oke kalo gitu ayo berangkat"
"Kak kita mau kemana? "
"Kamu maunya kemana? "
"Iih kok malah balik nanya! "
"Udah gausah cemberut kita akan terbang ke pennsylvania"Naira membelalakan mata dan mulutnya membentuk huruf O tak percaya negara itu adalah negara kedua setelah Rio de janeiro brazil yang sangat ingin naira datangi
"Kenapa? Kamu gak suka"
"Su.. Suka kak itu kan negara impian nai"
"Right ayo berangkat"Setibanya di sana mereka menginap disebuah hotel naira nampak sangat kelelahan namun diwajahnya terlihat rona kebahagiaan, vicky memeluk tubuh naira yang terbaring di ranjang king size itu
"Kakak nai capek"
"Iya aku tau, istirahatlah aku cuma pengen peluk aja"Naira benar benar tak memperdulikan vicky yang terus memeluknya dan berusaha menggodanya, matanya terlalu berat untuk terbuka tak berapa lama naira langsung terlelap, vicky menatapnya lekat mengamati naira yang bernafas dengan teratur, sebenarnya masih sangat penasaran namun vicky menahan untuk tidak mengganggu naira yang kelelahan
Malam ini diner mereka sungguh sangat romantis dengan bertemankan malam bertabur Bintang menanmbah suasana sejuk dan adem disana makin kentara,"Kakak ini buat apa? "
"Buat kamu lah"
"Iya maksudnya ngapain? "
"Sayang sekali sekali gak papa dong suami kamu ini romantis"Naira tersipu menunduk vicky kembali melanjutkan perkataanya
"Nah makanlah gak lucu kan kalo kamu sampe pingsan karna belom makan"
Naira hanya mengangguk sesekali menatap vicky namun langsung kembali menatap piringnya saat vicky balas menatapnya, malam ini seusai makan malam vicky urung membawa naira berkeliling lantaran tiba tiba mendung bergelayut di langit dan nampaknya hujan akan segera turun mereka memutuskan duduk di balkon hotel mengamati pemandangan yang nampak spektakuler dari lantai 19 itu.
Naira bersandar pada lengan vicky hujan mulai turun membuat udara menjadi semakin lembab"Sayang masuk yuk"
Naira tak menolak menurut saja saat vicky menggandengnya masuk kamar yang telah disetting pencahayaan lebih temaram vicky memang memesanya secara khusus lantaran naira memang paling menyukai pencahayaan kamar seperti itu. Setelah mengunci pintu balkon dan menutup tirai beludru tebal itu vicky kembali pada naira yang masih mematung didekat ranjang
"Ada apa? "
"Eng... Enggak"Vicky memeluk pinggul istrinya yang ramping itu dan berbisik
"Apa masih takut? Aku takkan melakukannya kalau kau tak mau meskipun aku sungguh tak tahan"
"Aku,, aku"Vicky menarik dagu naira membuatnya menatap dirinya lekat lekat
"Kau seperti heroin yang membuatku kecanduan , aku tak kuat jika terus berdekatan denganmu sayang, kumohon jangan terus menolaku, aku tak tahan, kau istriku,!"
"Nai,,, nai takut"
"Bukankah aku berjanji takkan menyakitimu?? "Vicky menghentikan naira yang hendak menjawabnya dengan ciuman lembut , saat bibir mereka bersentuhan dengan getaran aneh terasa di hati naira vicky menangkap keraguan naira segera memperdalam ciumannya, naira tak menolak membuat vicky semakin yakin naira mengijinkannya,
Hari berganti minggu berganti bulan dan berganti tahun kehidupan naira mulai kembali berwarna vicky tak pernah berhenti menaburi kehidupannya dengan kebahagiaan, pagi ini dengan langkah takut takut naira membawa sebuah benda tipis yang digenggamnya dengan erat seolah benda itu akan segera hancur dan sirna naira melangkah keruang pribadi tempat vicky menyelesaikan kerjaanya
"Kakak.... "
"Ada apa? "Naira menyodorkan tanganya gemetar vicky mengambil benda kecil itu mengamatinya sesaat, terdapat dua garis disana
"Sayang ini, oooh thanks god"
Naira hanya menunduk takut namun ternyata respon vicky diluar bayangan vicky memeluk naira erat
"Thanks sayang makasih banyak kau ...kau hamil sayang"
Air mata kembali lolos dari mata naira membuat vicky sedikit panik
"Hey please jangan nagis aku seneng banget akan aku kasih kabar mereka semua "
"Kakak"
"Apa sayang"Vicky kelewat bahagia tak sepenuhnya mendengarkan dan memperhatikan naira
"kakak pilih nai apa bayi ini? "
"Aku pilih dua duanya lah kenapa ?"
"Dokter... Dokter... Dia bilang... "
"Ada apa? "
"Dokter bilang harus milih salah satu"Bak tersambar petir vicky langsung murka merah padam
"Siapa? Mana dokter yang berani memberi keputusan seperti itu? "
"Kak nai gak bisa lagi hamil dengan normal akibat sebelum sebelumnya sudah beresiko"
"Pasti ada upaya kamu tenang oke? "
"Enggak kak salah satu dari kita takkan kuat "
"Kalian akan baik baik saja"
"Kak vick gak ngerti"
"Aku sangat ngerti dan aku, aku gak mau kehilangan kamu aku juga gak mau kehilangan anak kita, kalo dokter itu tak becus kita pindah dokter lain masi ada banyak"
"Kakak"Naira tak tau lagi apa yang ada didalam hatinya sedih takut putus asa membuatnya jatuh bersimpuh didepan vicky
"Sayang heey kau kenapa? "
Vicky segera mendudukan naira disofa
"Berhenti mikirin itu kalo udah ditakdirkan begitu harus gimana? Aku memang sangat menginginkan bayi dari rahimu tapi aku lebih mengutamakan kesehatanmu aku takkan sanggup terpisah denganmu sayang"
Naira menatap vicky lekat
"Menualah bersamaku tetap menjadi kekasihku sepanjang masa hidupku istriku! "
Naira tak menjawabnya vicky mendekap tubuh naira erat . Setelah hari itu, perhatian vicky hanya fokus pada naira hingga membuat naira benar benar risih namun naira yak bisa berbuat banyak apalagi protes naira hanya menerima dan menikmati hujan perhatian yang vicky ciptakan untuknya hingga usia kandungannya memasuki bulan keempat naira merasakan perutnya terasa sangat sakit membuatnya megap megap sulit bernafas vicky yang sudah siaga sejak awal segera membawa naira kerumah sakit keluarga dan teman dekatnya turut menemani vicky menunggu dokter menindak naira,"Keluarga nyonya naira"
"Saya suaminya"
"Sabar ya pak maafkan kami, kami telah berupaya semaksimal mungkin namun kondisi bayi anda belum memungkinkan untuk lahir ke dunia"
"Apa naira baik naik saja"
"Kondisinya saat ini bisa dibilang belum cukup baik saya menyarankan terus suport agar nyonya naira bisa segera melewati shock beratnya"
"Trimakasih dok"
"Sama sama saya permisi dulu"Vicky mendekati tubuh istrinya itu naira berpaling
"Percayalah aku takkan menyalahkanmu sayang"
"Maafkan aku kak"
'Its okay mungkin belum saatnya kita memiliki keturunan masih ada banyak watu sayang "
"Kak vick takkan meninggalkanku? "
"Tentu tidak kau istriku separuh nyawaku ada padamu bagaimana aku bisa bergi darimu sayang"Naira tersenyum dan senyumnya ini nampak senyum kelegaan dan kebahagiaan membuat kehidupan mereka semakin Indah naira mulai melupakan hal hal mengerikan yang pernah menimpanya membuka lembaran baru kehidupan sebagai istri yang seutuhnya untuk vicky, dan ditahun tahun berikutnya ada dua bayi kembar yang sangat manis di tengah tengah kebahagiaan mereka melengkapi kesempurnaan hidup vicky dan naira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesif brother
FantasiaKehidupan naira yang berubah seketika saat naira tertabrak mobil vicky dan dijadikan sebagai seorang adik. Vicky memberikan apapun yang naira inginkan, naira memiliki hidup yang sangat sempurna memiliki kakak yang sangat menyayanginya, vicky, seora...