tak percaya

554 18 0
                                    

Sekembalinya vicky dari jerman naira merasakan ada yang berbeda dari vicky, tak biasanya vicky, pulang larut tanpa memberi tau naira, hingga suatu pagi,

"Nai kakak mau kenalin kamu sama seseorang"
"Hmmm siapa?"
"Dia,, nanti juga kau tau, sepulang sekolah nanti kakak jemput ya kita makan siang bareng"
"Tapi nai udah janji mau pulang bareng daniel kak"
"Daniel ya?"
"Yaudah nanti kita ketemu dirumah aja deh sore ini"

Naira hanya mengangguk, tanpa mampir ke meja makan untuk sarapan naira langsung berangkat melewatkan pamitan pada vicky yang masih memainkan gadgetnya di meja makan.

"Loh naiii, gak sarapan?"

Naira berlalu tak menjawab perkataan vicky didepan sudah ada daniel yang menunggunya.

"Udah siap?"
"Udah"

Daniel tersenyum manis menatap naira, kemudian melajukan motornya kesekolah hari berlalu begitu cepat hingga tak terasa sekolah telah usai naira berjalan melewati koridor sekolah dengan gontai saat daniel menjajari langkahnya.

"Nai bisa minta waktu sebentar? Aku pengen ngomong sesuatu"
"O..oke"

Daniel menarik lengan naira agar mengikutinya ke sebuah ruang ekskul yang sepi,

"Daniel kenapa disini?"
"Aku gak mau kamu jadi bahan bullian temen temen"
"Emang mau ngomong apa sih?"
"Ehmmm, nai kita kan udah lama kenal, deket aku pengen bilang ke kamu kalo aku suka sama kamu,"
"Dany gak semudah itu buat suka"
"Aku menyukaimu udah dari saat kita pertama ketemu kamu, aku gak maksa kamu jadi cewek aku kok?"
"Aku butuh waktu dan!"
"Oke aku bakal tunggu kamu,besok ya kalo kamu keluar dan nemuin aku didepan mansion aku artiin kamu mau sama aku,kalo enggak kita tetep bisa temenan kaya gini kan?"
"Tentu dan,"

Naira masih ragu untuk menjawab sampai daniel mengantarnya pulang bermacam macam pikiran berkecamuk dihatinya saat naira menguak pintu vicky menyambutnya

"Hey udah pulang sini kakak maun kenalin, joane revin, joane ini naira adik keaayangan gue"

Naira hanya tersenyem sedikit menyalami joane

"Hii naira aku joane pacar vicky, lebih tepatnya calon istri"
"Oooh"

Naira hanya terdiam, naira menatap kearah vicky yang nampak sangat bahagia, "mungkin kak vicky lagi jatuh cinta"
Jelas terlihat joane tak begitu menyukai naira, jelas terlihat tatapan iri dimatanya saat menatap naira

"Kak nai keatas ya"
"Iya istirahatlah nai"

Naira tak menoleh lagi meski mereka berdua menatap naira yang melangkah kekamarnya.

"Kak frank..."
"Iya nai ada apa?"
"Apa kalo nanti kak vick punya pacar dan menikah kak vick akan membuang nai?"
"Kamu ngomong apa?"
"Tadi kak vick ngenalin cewek ke nai"
"Gak papa sayang kau masih punya alres,rio,kent,nero banyak kan, vikcy gak mungkin seperti itu sayang"
"Nai gak mau jadi duri kak, akhir akhir ini kak vicky gak lagi perhatian ke nai kak"
"Tenanglah sayang tunggu kita liat apa yang terjadi kalo sampai vick berubah kak frank sendiri yang akan mengambilmu"

Nai tak lagi menjawab meletakkan ponselnya dan terlelap, minggu pagi ini naira sengaja keluar naira lupa dengan daniel namun saat daniel didepan geebang dengan senyum tulusnya naira tak sampai hati.

"Kau keluar nai, kau menerimaku, !"
"Eeerrm dan,, a...aku"
"Makasih nai aku janji gak akan sakitin kamu!"

Naira hanya tersenyum kecut bagaimanapun mereka sekarang pacaran dan pernikahan vicky dan joane semakin dekat vicky masih belum menyadari tujuan sebenarnya si muka dua itu, dimata vicky joane adalah wanita yang sangat manis penyayang lembut dan sangat sabar, franken sudah mengingatkan namun vicky menganggapnya angin lalu, kejadian demi kejadian membuat hubungan kakak beradik itu renggang joane adalah dalangnya, suatu hari joane mengikuti naira dan daniel yang pergi menonton di bioskop joane merekam dan memanipulasi video itu hingga terliat naira dan daniel seolah olah berbuat tidak senonoh didalam bioskop yang gelap, sontak vicky marah besar dan mengurung naira dikamarberhari hari.

"Apa kau sudah tak waras nai?
"Kak vicky apa maksudnya?"
"Kau liat ini!"

Vicky melempar ponsel kearah naira yang sedang belajar dikamarnya naira memutar video itu menutup mulutnya dengan jemarinya dan menangis.

"Aku kasih kau kelonggaran bukan untuk hal menjijikan seperti itu nai, kau!"
"Kak nai gak lakuin hal kayak gitu!"
"Kau....kau masih bisa menjawab"
"Kak tolong dengar nai, nai emang ke bioskop tapi nai gak lakuin itu kak!"
"Cukup nai!"
"Kak tolong percaya!"

Naira terus menangis joane penuh kemenangan mendengar percekcokan dikamar naira.

"Mulai sekarang berhenti menemui daniel, putuskan dia!"
"Kakak"
"Daan kau harus merenungi kelakuanmu itu, kau akan kukurung disini!"
"Kakak kumohon jangan kak, nai besok ada ujian kak kak vicky bukaaaa!"

Naira menggedor gedor pintu namun vicky tak mau mendengarnya vicky menarik lengan joane keluar rumah, naira masih menangis terduduk dibelakang pintu menelpon franken

"Kak franken tolongin nai kak"
"Kenapa nai?"
"Kak vicky mengurung nai dikamar dan pergi bersama wanita itu kak"
"Joane maksudmu?"
"Kak frank ..."
"Oke kamu tenanglah kirim kemari video itu yaa"

Naira menurut, mengirim video itu ke frank dan alres setelah itu alres menyelidikinya dan jelas saja itu video editan manipulasi, naira lega karna memang tak melakukanya

"Nai tenanglah biar kita yang beeesin kamu jangan nangis terus yaa"
"Kak alres nai takut"
"Tenang kita akan segera kembali "
"Tapi kak frank gimana?"
"Kimi setuju ikut balik jadi kau tenanglah kita akan membereskan si joane ini!"
"Apa dia orang jahat kak?"
"Dia itu masih sepupu dengan alan nai,"
"Dia akan terus berusaha menghancurkan vicky!"
"Apa kak vicky tak tau kak?"
"Tentu tidak nai kalo tau mana vicky mau"
"Kakak mau pulang kapan"
"Secepatnya sekarang kau tenanglah kami akan segera pulang."

Naira mematikan teleponya, mendengar kata alan membuatnya bergidik, ngeri naira harus mengingat kembali kejadian mengerikan itu. Naira terbangun saat suasana riuh didekat kolam renang terdengar naira mencoba mendengar ada perdebatan sengit disana, naira membuka pintu dan sudah tak dikunci entah berapa lama naira tertidur seingatnya naira tertidur dilantai tapi entah sudah berada di ranjang


"

Possesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang