Naira melangkah pelan pelan kepalanya terasa berputar putar, sepertinya sudah melewati tengah malam seluruh ruangan gelap tapi di dekat kolam nampak banyak orang naira pikir vicky mengadakan pesta bersama joane namun ternyata bukan vicky berdiri berdebat dengan franken sementara alres dan rio duduk dikursi dekat kolam itu,
"Apa lo udah gila vick mengunci naira dikamar selama tiga hari tanpa memberinya makan dan minum? Apa kau mau membunuhnya?"
"Gue ..sorry gue gak sengaja!"
"Keterlaluan! Kenapa lo gak dengerin penjelasanya dan lo menghakiminya!"
"Gue saat itu!"
"Lo ngerti gak dia takut, nai sangat ketakutan dan kau asik pacaran sama joan, dimana otak lo?"
"Heey frank! Jaga mulutmu!"Vicky mendorong frank dan frank balik mendorong mereka sudah dalam posisi saling serang alres dan rio berdiri bukan karna vicky dan franken tapi karna melihat naira yang berjalan tertatih tatih mendekati mereka.
"Cukup...hhh kalian gak boleh bertengkar, vicky yang kelewat emosi tak menyadari naira disana mengibaskan tanganya hingga membuat naira tercebur masuk ke kolam sontak alres dan rio memanggil naira bersamaan
"Nai!!!!!"
Vicky menoleh dan bersamaan dengan itu franken menceburkan diri kekolam dingin itu mengangkat naira dan membawanya kedalam
"Kimi tolong carikan handuk dan baju ganti"
"Oke baby"Mereka mengerubungi naira yang jatuh pingsan, setelah kimi mengganti pakaian naira mereka merubung naira kembali
"Ini mungkin sedikit membantu baby"
Kimi mengangsurkan secangkir teh hangat, namun naira belum juga sadar
"Nai, bangunlah maafin kakak nai"
"Jauhlah dari nai kau tak pantas menyesal setelah apa yang kau lakukan"
"Bro stop debat lagi yang terpenting sekarang nai harus sadar "Alres menghentikan vicky yang hendak membalas perkataan franken, fajar mulai menampakan sayap emasnya saat naira membuka mata dengan tatapan bingung melihat kakak kakaknya berada disana menunggunya
"Kak franken?"
"Hemm?"
"Kok ada kak kimi juga?"
"Iya dong tuh liat"Naira mengedarkan pandang kearah yang ditunjuk franken dan kimi melangkah mendekati naira dengan senyum lebarnya
"Hai nai, "
Naira hanya tersenyum dan mengedarkan pandang kembali menatap vicky, naira bangun hendak duduk dan rio yang paling dekat dengan naira membantu membenarkan bantalnya agar nyaman
Naira tersenyum kearah vicky"Nai kak vicky minta maaf"
"Gak ada yang perlu dimaafin kok kak, sekarang nai udah ngerti kok, maka dari itu nai pengen ikut kak alres aja"
"Nai, gak bisa gitu dong"
"Kata kak vicky kakak nai kan banyak jadi gak masalah dong kalo nai ikut kak alres? Boleh kan kak?"Alres mengangguk alres tau naira berusaha sekuat mungkin tak meneteskan airmata,
"Nai tapi "
"Kak vicky akan lebih tenang kalo gak ada nai kok, kak vicky bisa bebas membawa kak joane kemari!"
"Nai kamu ngomong apa sih? Apa salahnya dengan joane?"
"Gak da yang salah kok kak, "
"Kalo gak ada yang salah kenapa kau harus pergi!"
"Kak nai bukan Boneka yang bisa kakak mainin dan ditinggalin kak, nai ini punya perasaan nai tau kakak mulai jauh kakak mulai gak perhatian karna perhatian kakak buat kak joane!"
"Nai kakak gak begitu!"
"Iya kak vicky begitu kak vicky udah gak mau percaya gak mau dengerin nai buat apa nai disini?"
"Nai kakak minta maaf"Naira tak mendengar lagi vicky yang memintanya tetap disana , sesuai permintaan naira alres membawa naira kerumah alres yang sudah lama ditinggal karna alres memang tinggal sendiri, mereka semua meninggalkan vicky sendiri dimansionya terpuruk
"Nai mau makan apa?, Heey jangan sedih dong "
"Kak alres makasih yaa"
"Pokoknya kamu harus seneng disini besok kalo kak alres ke aussie ikut ya kan mumpung libur panjang "
"Tapi kak vicky"
"Biarin biar vicky mikir dulu biar dia tau joane itu seperti apa kita akan buat rencana sayang tapi kita butuh bantuan kamu!"
"Nai ikut kak"
"Bagus nah makan yaa, kakak udah bikinin ayam bakar kesukaan kamu"Naira menurut makan bersama alres dan masuk kekamar setelah selesai, namun tak lama kemudian naira keluar kamar dan mengetuk pintu kamar alres
"Kak alres?"
"Masuk nai gak dikunci kok,"Naira masuk kamar alres yang terasa lebih hangat, terlihat alres diatas ranjang rengah mengerjakan sesuatu berkas dengan kaca mata bertengger di matanya,
"Kak kenapa gak pake baju?"
"Tadi sedikit gerah nai, nah ada apa?"
"Nai gak bisa tidur kak"Alres menghentikan pekerjaanya sejenak dan berkata
"Kemarilah,"
Naira hanya menurut beringsut dan merebahkan diri dipelukan alres
"Gimana pacar kamu"
Naira melupakan daniel karna banyaknya masalah ini, ponselnya juga tertinggal dirumah vicky.
"Kita pacaran kak baik baik aja, tapi ponsel nai dimansion kak,
"Yaudah biarkan daniel pasti ngerti"
"Kak apa suatu saat kalo nai menikah suami nai mau sama nai ya?"
"Hmm? Kenapa gak mau?"
"Nai kan sering nih dipegang pegang dipeluk,dicium kalian"
"Hanya orang bodoh yag gak mau sayang, atau menikah saja sama aku gimana?"
"Gak mau"
"Kalo gitu akan kubuat jadi mau sayang, "
"Caranya?"
"Nai akan aku buat mengandung anaku"
"Iih kak alres serem pikiranya, jangan dong"
"Hahah lagian pikiran kamu aneh sih nai, kamu itu cantik sayang gausah pikirin yang macem macem oke?"
"Nai takut aja"
"Joane ngomong gitu ya nai?"
"Iya kak, katanya nai itu udah ternoda gak suci lagi, dibilangnya nai ini semacam boneka yang bisa dibuat pelampiasan, pada akhirnya nai gak akan punya masa depan karna nai mau aja disentuh dicium kalian."
"Wajar dong nai kalo kita sayang kamu cium kau peluk kamu"
"Emangnya kami ngapain nai perkosa kamu?nidurin kamu ? Enggak kan?"
"Kak alres serem"
"Yaudah gausah dengerin joane dia itu cuma mau kita terpecah oke? kita lagi bikin kejutan buat joane kamu tenanglah sekarang tidur yaa"Setelah mendengar perkataan alres naira sedikit lega dan mengantuk naira tertidur, alrez mengambil beberapa foto nya dengan naira yang kebetulan hanya memakai tank top dan celana mini, alres membatin
"ini akan mudah memancing vicky dan menjebak joane maafkan kak alres sayang

KAMU SEDANG MEMBACA
Possesif brother
FantasyKehidupan naira yang berubah seketika saat naira tertabrak mobil vicky dan dijadikan sebagai seorang adik. Vicky memberikan apapun yang naira inginkan, naira memiliki hidup yang sangat sempurna memiliki kakak yang sangat menyayanginya, vicky, seora...