hongkong

385 15 1
                                    

"Kita sampai di hongkong nai"
",hoaaam nai masih ngantuk"
"Kamu kerjaanya tidur mulu ya,  ayok langsung ke hotel puas puasin tidur"
"Iya oh iya kak sufi kan kerja di sini boleh gak nai ketemu? "
"Boleh tapi nanti kalo kak vick selesai urusan disini oke? "
"Iya"

Mereka melewati berjam jam terbang london-hongkong setelah mendarat dan segera menuju ke hotel yang sudah dipesan sebelumnya oleh asistenya. vicky segera memasuki kamar vvip tersebut,

"Nah istirahatlah kak vick ada urusan kamu gak papa kan kak vick tinggal? "
Gak lama kan kak? "
"Enggak paling lama dua jaman laah"
"Baiklah "
"Apapun yang kau butuhkan ada disana rai udah menyusunya jangan diberantakin"
"Iya iya"

Vicky meninggalkan naira dikamar hotel tanpa penjagaan

"Tuan anda yakin meninggalkan nona naira? "
"Ya sekarang dia lebih baik kau tenang saja"
"Tuan apa saya menyuruh beberapa bodyguard sini untuk berjaga? "
"Kau khawatir rupanya? "
"Tenanglah jus jeruk yang ada dinakas itu aku masukkan obat tidur saat naira minum dia akan langsung ketiduran"
"Apa gak bahaya tuan? "
"Tidak asal tidak tiap hari"
"Baiklah tuan,  lewat sini silahkan! "

Sementara naira didalam kamar hotel tengah selesai mandi masih berlilitkan handuk saja naira meminum jus jeruk yang telah tersedia kerongkongannya terasa sangat haus,  tak berselang lama naira mulai menguap dan jatuh tertidur kakinya menjuntai diujung ranjang,  3 jam lamanya dan naira masih terlelap vicky kembali ke kamar melihat suatu pemandangan langka naira yang tidur hanya memakai lilitan handuk sejengkal diatas lutut sungguh pemandangan yang sangat menggiurkan,  vicky mengangkat tubuh itu dan membaringkannya. Entah karna pengaruh obat memudar atau apa naira membuka matanya sayu masih sangat mengantuk

"Ehm,  ...kak vicky.. "
"Ya ada apa nai? "
"Kak vicky sini aja"
"Jangan mengujiku naira! "
"Ini bukan ujian"
"Kenapa kau tidur tak memakai baju sengaja? "
"Masak siih?  Hoaaaam aku tadi ngantuk banget kak"

Vicky tak menjawab dia tau obatnya berhasil,  naira masih tetap disini aman.

"Kak kenapa diam?  Kakak marah sama nai ya?  Apa nai bikin salah? "
"Enggak kamu gak bikin salah hanya saja.. "
"Apa? "
"Kalo kamu kaya gini kak vick bisa hilang kendali loh"
"Kak vick mau membunuhku? "
"Bukan itu"
"Lalu apa? "
"Kak vick ini lelaki normal nai,  gimana kak vick gak mupeng kalo disuguhin kaya gini terus? "

Vicky mengarahkan kedua tanganya pada tubuh naira,  naira segera menutup tubuhnya dengan selimut saat vicky mendekatkan wajahnya sangat dekat hingga keduanya bisa saling menghirup aroma tubuh  dan nafas masing masing.

"Kamu sangat cantik naira"

Naira hanya menunduk saat vicky memegang dagunya membuatnya mendongak menatap wajah tampan vicky

"Kakak apaan sih"

Vicky semakin mendekatkan wajahnya membuat naira sedikit takut dan canggung demi menutupi ketakutanya naira memejamkan mata naira pasrah karna naira tau saat vicky menginginkan apapun pasti harus bisa apalagi hanya seorang naira , naira merasa tak bisa menolak apapun keinginan vicky karna hutang budinya yang terlampau besar.

"Kenapa kau tak menolak nai?  Apa kau menginginkannya? "
"Kalaupun aku menolak kak vick dengan mudah memaksaku untuk apa kak? "
"Aku takkan memaksamu"
"Kakak"
"Agak aneh memang "
"Gak ada yang aneh karna benar kata mamah papah nai ini bukan siapa siapa nai orang asing"
"Aku gak suka kamu ngomong begitu kalau aku dengar kata kata seperti itu lagi tak hanya ucapan aku akan langsung menghukumi dan hukumanku berat"

Vicky mencium bibir naira tak ada respon vicky masih tetap bertahan disana hingga naira mau merespons ciuman itu.

"Ini hukuman karna kamu bilang seperti tadi! "

Vicky mengusap bibir naira yang basah ,

"Kau sungguh menggemaskan,  aku tau ini sangat mengejutkan buat kamu nai"

Naira hanya menunduk tak berani menatap vicky,  vicky membenarkan lilitan handuk naira yang mulai merosot

"Cepatlah ganti baju,  kamu mau makan disini atau keluar kita jalan jalan"
"Nai mau disini aja kak"
"Right aku persiapkan semuanya "

Naira masih tak percaya apa yang baru saja dilakukannya,  tubuhnya sama sekali tak ada respon penolakan saat vicky dengan sembrono menciumnya,  ini kali kedua setelah yogi yang menciumnya vicky memang sering menciumi dirinya namun tidak pada bibirnya dan kali ini rasanya berbeda. Makan malam kali ini sesuai permintaan naira makan di balkon hotel ditemani rintik hujan,  vicky melingkarkan jas yang dipakainya pada bahu naira.

"Makasih kak"
"Sama sama"
"Maafkan aku ya nai"
"Maaf untuk apa kak? "
"Tadi aku gak bisa mengontrol tiba tiba menciumu"

Naira kembali menunduk malu,  tiba tiba rasa mual hebat menyerang naira

"Hoeeek hoeeek... "
"Nai kamu kenapa sakitkah? "
"Gak tau kak tiba tiba nai mual"
"Kamu hamil nai? "
"Hamil? Enggak gak mungkin nai hamil kak gak mungkin"

Acara diner malam itu gagal total karna naira kembali menangis histeris vicky membawa naira masuk kembali ke kamar menutup dan mengunci jendela

"Gak mungkin kak nai gak mau hamil gak mau"
"Heyy tenanglah tenang"
"Nai gak mau hamil lagi kak gamau,  bagaimana nasib bayi ini nanti "
"Dengar ini belum pasti nai tenanglah,  oke oke aku yang akan bertanggung jawab oke? "
"Maksudnya"
"Iya kalo kau sampai hamil aku yang akan menjadi ayah bayi itu"
"Enggak kak enggak nai gak mau hamil"

Bruuughhh

Naira limbung tak sadarkan diri, 

"Ini lebih baik daripada harus terus berteriak seperti tadi,  kalo naira hamil itu berarti darah daging yogi yaa anak ini pasti anak yogi"

Vicky bergumam dan terus berfikir

"Naira aku tau kalaupun kamu mau menikah denganku itu karna kau takut padaku,  aku gak akan melukaimu"

Naira masih belum sadar vicky tak langsung memanggil dokter vicky membiarkan naira teelap dengan tenang

"Kak vicky"
"Iya nai udah mendingan? "
"Kakak nai gak kuat nai gak akan kuat"
"Kamu pasti kuat dengar saat kembali ke london mamah papah pasti akan melakukan berbagai cara kamu bilang aja ya nai sama mamah papah kamu hamil anakku. "
"Gimana kalo tar mereka menyuruh nai gugurin kandungan nai?
"Itu gak akan terjadi"
"Merek menginginkan diantara kita ada pernikahan,  aku tau kau sama sekali keberatan tapi aku janji ini hanya demi bayi ini aku gak akan menyentuhmu"

Naira hanya diam menatap vicky,  ada banyak hal yang dipikirkanya.

"Aku janji"
"Kak vick jangan terus membuat nai merasa gak enak,  lakukan saja apapun yang kak vick mau dari nai!  Nai ini bukan apa apa"
"Siapa bilang?  Kamu sangat berharga"
"Enggak kak nai kotor sangat kotor dan menjijikan tubuh ini seharunya dikubur saja mati saja"
"Heey hey enaugh apa kau mau dihukum lagi hah? "
"Eng.... Enggak kak enggak"
"Kamu sama sekali gak mau denganku ya nai? "
"Bukan gitu kak,  nai ini gak pantes buat kak vicky"
"Kamu ngomong apa sih"
"Kak "
"Hemm"
"Apa ini anaknya mas yogi? "
"Kenapa emang?  Kau mau balikan sama dia? "
"Enggak kak"
"Bagus gadis pintar! "

Naira menunduk bulir airmata mengalir entah apa yang berkecamuk dihatinya vicky tak mampu menembus dalamya,  yang vicky tau naira belum mau menerima kenyataan apapun itu.

Possesif brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang