Chapter 58 : Pengadilan

247 26 1
                                    

Setelah kejadian penyerangan Deus ke kerajaan.

Sekarang aktifitas kerajaan mulai kembali normal seperti biasanya.

============================
============================

Di ruangan pengadilan kerajaan, Elion dan Leona sedang di adili oleh hakim kerajaan yang di saksikan oleh Raja, para bangsawan kerajaan, para penasehat kerajaan, dan beberapa kesatria kerajaan.

Terlihat Elion berdiri di tengah ruang pengadilan dengan kedua tangannya yang terantai. Elion menyembunyikan wujud malaikatnya sehingga dia terlihat seperti manusia biasa.

"Terdakwa Elion, atas kejahatan yang telah kau lakukan karena membunuh bangsawan kerajaan dan membuat teror yang mengganggu aktifitas kerajaan. Sesuai hukum kerajaan kau akan di hukum mati. Dan terdakwa Leona atas dugaan membantu Elion dalam melakukan kejahatannya akan di hukum sepuluh tahun penjara," ucap Hakim yang membacakan surat dakwaan.

Tiba-tiba bayangan hitam berbentuk manusia keluar dari bayangan Leona.

"Ha, makhluk apa itu?" kejut Hakim saat melihat bayangan hitam berbentuk manusia berdiri tepat dibelakang Leona.

Leona menengokan wajahnya kebelakang, "Bayangan ini, yang Elion berikan waktu itu," gumamnya.

"Terdakwa Elion ... Apa kau mengendalikan perempuan itu dengan kekuatanmu?" tanya Hakim kepada Elion.

"Hm," jawab Elion.

Leona agak terkejut saat mendengar ucapan Elion, "Eh, bukan begitu, aku tidak ..."

BUAAKK..!!

Seketika itu bayangan hitam tersebut memukul leher belakang Leona hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri.

Leona pun tersungkur di lantai tak sadarkan diri.

"Ciih ..." gumam kesatria Arthur sambil melompat kearah bayangan hitam itu.

SRRIIIIING..!!

Kesatria Arthur menebas bayangan hitam itu dengan pedangnya hingga terbelah menjadi dua dan seketika bayangan itu menghilang.

"Dasar pria brengsek, dia menggunakan perempuan untuk membantunya melakukan pekerjaan kejihnya," ucap salah satu bangsawan.

"Dia memang pantas di hukum mati," ucap para bangsawan.

"Sepertinya dia memang mengendalikan perempuan ini dengan kekuatannya. Kalo begitu kita tidak punya alasan untuk menghukum perempuan ini," ucap kesatria Arthur kepada Hakim.

"Jika benar begitu, dia hanya di peralat oleh Elion kah. Baiklah, dengan ini kami putuskan terdakwa Leona terbebas dari hukumannya," ucap Hakim.

"Apa ini yang kau inginkan, Elion," ucap pelan kesatria Arthur yang hendak membawah keluar Leona dari ruang pengadilan.

"Hm," ucap pelan Elion.

Kesatria Arthur yang mendengarnya kemudian membawa Leona keluar dari ruang pengadilan.

'Elion tidak mungkin melakukan hal itu, ia pasti hanya ingin membebaskan perempuan itu dari hukumannya,' batin Gloria yang ikut menyaksikan pengadilan tersebut.

"Baiklah. Dengan ini kami putuskan terdakwa Elion akan di hukum mati atas kejahatannya," ucap Hakim saat akan mengetuk palunya.

Terlihat Gloria berdiri dari tempat duduknya.

"Aku keberatan ..." ucapnya lantang. "Elion sudah melindungi kerajaan ini dari sebuah ledakan besar saat Deus mencoba menyerang kerajaan. Jika dia tidak melindungi kerajaan ini mungkin kerajaan ini sudah hancur tak tersisah," ucap Gloria.

Terlihat salah satu bangsawan kerajaan mengangkat tangannya.

"Tunggu dulu ... Aku tidak setuju. Walaupun dia melindungi kerajaan tapi menurutku itu belum sebanding dengan kejahatannya yang telah ia lakukan," ucapnya.

"Tapi ... Dia juga telah mengembalikan kota Hetgar yang sebagian hancur seperti semula. Apa itu masih tak sebanding dengan kejahatannya. Lagi pula yang ia bunuh hanya bangsawan yang melakukan kejahatan seperti korupsi dan kejahatan lainnya," ucap Gloria yang mencoba membela Elion.

"Itu bukan sebuah alasan untuk membunuh seseorang ... Dia hanyalah seorang pembunuh yang menghakimi seseorang seenaknya sendiri," ucap salah satu bangsawan.

"Aku tahu itu. Tapi lihatlah, dia juga berhasil mencabut pedang legenda yang sudah lama tertancap di sebuah batu di kota Hetgar. Bukankah siapapun yang berhasil mencabut pedang itu dia merupakan seorang pahlawan yang mampu menyelamatkan dunia ini dari kekacawan yang tak kunjung berakhir ini," ucap Gloria.

"Hmm ... Pedang legenda itu merupakan lambang dari keadilan, seharusnya itu sudah bisa menghapus kejahatannya," ucap penasehat kerajaan.

"Ciih ... Dasar perempuan tak berguna, kenapa dia membela seorang penjahat," gumam salah satu bangsawan.

"Bagaimana, Yang Mulia?" tanya Hakim pada sang Raja.

Raja pun berdiri dari tempat duduknya.

"Baiklah ... Akan aku putuskan ... Elion akan di bebaskan dari hukuman mati. Tapi dia harus mengabdikan seluruh hidup untuk kerajaan. Dan Gloria, kau akan menjadi pengawasnya, jika dia menghianati kerajaan kami akan membunuhnya," ucapnya.

"Terima kasih, Yang Mulia," ucap Gloria.

"Sesuai printah Yang Mulia Raja, dengan ini kami akan menetapkan terdakwa Elion akan mengabdikan seluruh hidupnya untuk kerajaan sebagai penebusan atas kejahatannya," ucap Hakim sambil mengetok palunya.

TOKK..!! TOKK..!!

"Dengan ini pengadilan selesai ..."

============================
============================

Beberapa saat kemudian di luar ruangan pengadilan. Terlihat Gloria dan Elion pergi menghampiri Leona yang masih tertidur di sebuah rungan.

Terlihat Leona perlahan mulai tersadar.

"Syukurlah, kau sudah tersadar," ucap Elion di sampingnya.

"Ha, Elion ... Bagaimana dengan pengadilannya ... Apa kita akan di hukum mati?" tanya Leona.

"Tenanglah. Kita tidak akan di hukum mati, kau tak perlu kawatir," ucap Elion mencoba menenangkan Leona.

"Benar kah?"

"Itu benar," ucap Gloria di sampingnya.

"Syukurlah ..."

"Hm. Tapi sebagai gantinya aku akan mengabdikan hidupku untuk kerajaan," ucap Elion.

"Begitukah."

"Mah, itu lebih baik dari hukuman mati," ucap Gloria.

"Kalo begitu aku akan ikut bersamamu tinggal di kerjaan," ucap Leona.

"Eh, apa kau yakin?"

"Hm, lagi pula aku tidak punya lagi tempat untuk pulang."

"Baiklah ... Karena kalian berdua akan berkerja untuk kerajaan, kalian berdua bisa tinggal di rumahku," ucap Gloria.

"Bukankah itu akan merepotkanmu, Gloria," ucap Elion.

"Tidak apa-apa ko. Lagi pula aku kan di tugaskan untuk mengawasi kalian berdua,"

"Begitu ya. Terima kasih telah mau membantuku, Gloria," ucap Elion.

"Hm, sama-sama," ucap Gloria sambil tersenyum.

The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang