Chapter 59 : Terbentuknya Tim

264 22 3
                                    

Di rumah Gloria yang berada di kota Hetgar.

"Silakan masuk," ucap Gloria sambil berjalan masuk kerumahnya.

"Hm," ucap Elion dan Leona sambil berjalan masuk.

"Maaf, rumahku sedikit berantakan."

"Kamar ada di lantai atas, sedangkan toilet dan dapur ada di lantai bawah. Oh iya, kamarnya hanya ada dua jadi ..."

"Kalo begitu aku dan Elion satu kamar," ucap Leona memotong pembicaran Gloria.

"Eh, itu tidak boleh ... Kau satu kamar denganku, Leona ..." ucap Gloria.

"Kenapa ... Padahal aku ingin satu kamar dengan Elion."

"Pokoknya tidak boleh ... Kalian kan perempuan dan laki laki, jika satu kamar nanti bisa ..."

"Bisa apa?"

"Bisa gawat nantinya ... Pokoknya kau satu kamar denganku."

"Huff ... Baiklah,"

============================
============================

Disebuah ruangan yang cukup gelap terlihat meja bundar besar dengan sembilan kursi yang mengelilinginya. Disembilan kursi tersebut terdapat seseorang yang mengenakan jubah hitam dan mengenakan topeng duduk dienam kursi dan tiga kursi lainnya kosong.

Terlihat dua orang pria bertopeng dan berjubah hitam datang ke ruangan tersebut.

"Aku sudah mendapatkan kembali tongkat iblis yang Deus dapatkan," ucap pria bertopeng nomer 6, dia adalan Gusion.

"Mah, itu berkat Elion yang membunuh Deus," ucap pria bertopeng nomor 7 di sampingnya, dia adalah Vinsen. Yang sambil duduk di kursi yang kosong.

"Begitukah. Kerja bagus kalian berdua," ucap pria bertopeng nomer 1 sambil menerima tongkat itu.

"Tak kusangka Deus akan terbunuh oleh Elion," ucap pria bertopeng nomer 4.

"Sudah kuduga, dia akan menjadi ancaman bagi kita," ucap pria bertopeng nomer 5.

"Kalian tenanglah, kita bisa mengurus dia nanti. Sekarang kita hanya perlu membuat rencana kita berjalan dengan lancar," ucap pria bertopeng nomer 1.

"Hm, kau benar," ucap beberapa pria berjubah hitam di ruangan tersebut

"Tongkat iblis ini adalah kunci dari rencana kita," ucap pria bertopeng nomer 1.

============================

Di kastil Kerajaan Manusia, tepatnya diruang tahta. Terlihat sang Raja dan beberapa kesatria kerajaan sedang mendiskusikan sesuatu.

"Kesatria Arthur, bagaimana menurutmu tentang penyerangan kemarin? Apa kau tahu siapa dalang dari penyerang kemari?" tanya sang Raja kepada kesatria Arthur.

"Menurut lawan yang aku lawan, mereka berasal dari sebuah organisasi jubah hitam, Yang Mulia," jawab kesatria Arthur.

"Organisasi jubah hitam?"

"Iya, Yang Mulia. Mereka adalah perkumpulan para pemuja raja iblis."

"Begitukah. Mereka merupakan ancaman besar bagi kerajaan, kita harus mengatisipasi pergerakan mereka."

"Yang Mulia, bagaimana kalo kita membuat anggota khusus untuk menyelidiki pergerakan dari organisasi jubah hitam?"

"Hm ... Ide yang bagus. Baiklah, kalo begitu untuk anggotannya kuserahkan padamu, kesatria Arthur. Aku yakin kau pasti tahu orang yang tepat untuk misi ini."

"Baiklah, Yang Mulia. Aku akan membuat anggota tim khusus segera mungkin," ucap kesatria Arthur.

============================
============================

Keesokan harinya di salah satu ruangan di kastil kerajaan. Terlihat Gloria dan Elion membuka pintu rungan tersebut dan berjalan masuk.

"Akhirnya kalian berdua datang juga ..." ucap kesatria Arthur saat melihat Gloria dan Elion.

"Maaf, kami datang terlambat," ucap Gloria.

Terlihat di dalam ruangan tersebut terdapat Gaell, Arthur, dan pemuda berkacamata berambut pirang.

"Kalo boleh tahu, sebenarnya ada apa ini? Kenapa kami berdua dipanggil kesini?" tanya Gloria.

"Karena kalian sudah berkumpul akan aku jelaskan. Kalian semua adalah anggota tim khusus yang akan menyelidiki pergerakan dari organisasi jubah hitam," ucap Arthur.

"Organisasi jubah hitam?" ucap Elion.

"Hm, mereka merupakan ancaman terbesar bagi kerajaan. Jadi kalian akan membentuk tim khusus untuk menyelidiki mereka,"

"Apa ini ada hubungannya dengan penyerangan kemarin?" tanya Gloria.

"Hm, pria berjubah hitam yang kemarin menyerang kerajaan, dia merupakan salah satu dari anggota mereka."

"Begitukah."

"Tapi kenapa harus kami?" tanya Gaell.

"Menurutku kalian lah yang paling cocok untuk menjalankan misi ini. Kalian juga mempunyai pengalaman menjalankan misi seperti ini di bumi bukan. Dan Gaell, aku menunjukmu sebagai ketua dari tim ini," jelas Arthur.

"Baiklah, aku akan menerimanya," ucap Gaell.

"Lalu dia siapa?" tanya Gloria sambil melihat kearah pemuda berkacamata.

"Dia adalah anggota baru kalian, sebagai pengganti Kouta. Silakan perkenalkan namamu, Len."

"Huff ... Merepotkan, namaku Len Carner. Salam kenal," ucap pemuda berkacamata yang bernama Len.

'Kenapa sikapnya seperti itu. Membuatku kesal saja,' batin Gloria.

"Dia cukup pintar, jadi bisa kalian andalkan dalam hal strategi dan rencana. Mah, kuharap kalian bisa berteman baik dengannya," ucap Arthur.

"Kalo begitu sisahnya kuserahkan padamu, Gaell,"  sambungnya.

"Baiklah. Sepertinya kalian sudah cukup saling kenal. Kalo begitu kita akan membahas rencana kita," ucap Gaell.

The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang