Chapter 48 : Ancaman

245 24 0
                                    

Di kerajaan Beast di ruang tahta terlihat Elion mengambil magic item Eristory dan melepaskan ikatan tali perempuan bertelinga kucing.

"Terima kasih," ucap perempuan bertelinga kucing.

Terlihat Elion hanya terdiam sambil berjalan pergi.

"Tunggu ..." ucap perempuan bertelinga kucing.

Elion pun menghentikan langkah kakinya.

"Ano ... Apa aku boleh ikut dengan mu?" tanya perempuan bertelinga kucing kepada Elion.

Sejenak perempuan bertelinga kucing menundukan kepalanya.

"Di sini ... Tidak ada lagi tempat untukku. Aku tak punya lagi tempat untuk kembali pulang, bahkan keluargaku telah menjualku. Jadi kumohon ijinkan aku pergi bersamamu ..." ucapnya.

"Kau mungkin akan terbunuh," ucap Elion.

"Walaupun aku akan terbunuh sekalipun. Aku tetap ingin pergi bersamamu, itu lebih baik dari pada aku harus tinggal di tempat ini," ucap Perempuan bertelinga kucing yang sudah membulatkan tekatnya.

============================

Dikerajaan Beast. Didalam kastil kerajaan terlihat lubang dimensi muncul dan dari lubang dimensi itu keluar Deus.

"Sepertinya kau sudah mendapatkannya. Kalo begitu kita kembali, kita tak punya banyak waktu," ucap Deus.

Deus melihat kearah perempuan ras beast yang mengikuti Elion.

"Apa dia budakmu?" tanya Deus kepada Elion.

Elion hanya terdiam sambil berjalan kearah Deus.

"Mah, kuharap dia tidak menghalangi rencanaku," ucap Deus sambil berjalan masuk kedalam lubang dimensi di belakangnya.

Elion dan perempuan bertelinga kucing kemudian berjalan masuk kedalam lubang dimensi tersebut.

============================

Disebuah padang gurun tandus dengan tebing bebatuan tinggi, terlihat di depan sebuah gua yang berada di tebing bebatuan muncul sebuah lubang dimensi dan dari dalam lubang dimensi tersebut keluar Deus, Elion, dan perempuan bertelinga kucing.

Tak jauh dari tempat itu terlihat sebuah pasukan kerajaan manusia sedang berjalan dipadang gurun yang cukup tandus tersebut.

"Akhirnya kita sampai juga di lembah kematian," ucap kesatria Arthur sambil menunggangi sebuah kuda dengan di iringi ratusan pasukan kerajaan di belakangnya.

============================
============================

Satu hari yang lalu di kerajaan manusia.

Disebuah perpustakaan yang ada di kerajaan terlihat Gaell dan Gloria sedang mengumpulkan sebuah buku dan membacanya satu persatu.

"Ha, ini ... Akhirnya kita menemukannya, catatan tentang magic item itu," ucap Gaell saat membaca sebuah buku.

"Benarkah ..." ucap Gloria disampingnya.

"Hm, disini juga tertulis lengkap tentang kelima magic item itu," ucap Gaell.

"Syukurlah, dengan ini kita bisa mencari tahu tujuan mereka mengambil magic item Blutory dari kerajaan," ucap Gloria.

Tak lama kemudian saat Gaell membaca buku tersebut.

"Gawat Gloria ... Kita harus segera memberitahu Raja tentang ini ..." ucap Gaell dengan wajah serius.

============================

Di kastil kerajaan manusia tepatnya diruang tahta, terlihat Gaell dan Gloria sedang menghadap sang Raja.

"Benarkah begitu, Gaell?" ucap sang Raja setelah mendengar apa yang dibicarakan Gaell.

"Benar, Yang Mulia. Aku sangat yakin setelah membaca buku ini yang berisi tentang kelima magic item itu," ucap Gaell.

"Sepertinya mereka juga sudah mengumpulkan kelima magic item, Faltory, Blutory, Grimtory, Eristory, dan Zeratory ..." sambungnya.

"Kalo begitu kita tidak bisa tinggal diam. Kita akan kirim pasukan ke lembah kematian segera mungkin. Kita harus menghentikan rencana mereka," ucap sang Raja.

"Kalo begitu aku yang akan memimpin pasukan itu, Yang Mulia," ucap kesatria Arthur yang berdiri disamping sang Raja.

"Baiklah, aku akan menunjukmu sebagai komandan pasukannya, kesatria Arthur."

"Yang Mulia, ijinkan aku juga ikut dalam pasukan itu," pinta Gloria.

"Apa kau yakin, Gloria?" ucap sang Raja sambil melihat kearah Gloria.

"Hm. Aku sangat yakin, Yang Mulia," ucap Gloria.

"Baiklah aku ijinkan," ucap sang Raja.

"Terima kasih, Yang Mulia."

============================
============================

Di depan sebuah gua tempat Deus, Elion, dan perempuan bertelinga kucing berada.

Deus melihat kearah pasukan tersebut.

"Seperti yang kuduga, mereka tak akan tinggal diam," ucap Deus.

"Elion, bunuh mereka semua. Jangan biarkan mereka masuk lebih dalam lagi ke dalam lembah kematian," ucap Deus sambil membalikan badanya dan berjalan kearah gua.

SRRIIIIING..!!

Saat Deus hendak berjalan masuk kedalam gua tersebut terlihat Elion menghunuskan pedangnya kearah Deus dari belakangnya. Namun gerakan Elion terhenti tepat sebelum pedangnya mengenai tubuh Deus.

"Sudah aku bilang, kau tak mungkin bisa melawan segelku yang aku pasang padamu," ucap Deus yang masih membelakangi Elion.

Terlihat Elion terdiam tak bergerak dengan posisi masih menghunuskan pedangnya.

"Ciih ..." gumam Elion yang tak bisa bergerak.

'Apa yang sebenarnya terjadi di sini?' batin perempuan bertelinga kucing heran saat melihat Elion mencoba membunuh Deus.

Deus kemudian membalikan badanya kearah Elion.

"Mah, mungkin sebaiknya aku hilangkan kesadaranmu, agar kau lebih patuh lagi padaku," ucap Deus sambil mengangkat tangan kanannya kearah topeng yang Elion kenakan.

Terlihat lingkaran sihir muncul didepan topeng Elion.

CREESTT..!!

Seketika itu listrik kecil keluar dari topeng yang Elion kenakan.

Elion pun tiba-tiba terdiam sambil menurunkan pedangnya.

"Pergilah dan bunuh mereka semua," ucap Deus kepada Elion.

Terlihat Elion hanya terdiam sambil berjalan pergi kearah pasukan itu.

"Eh, Tunggu aku ..." ucap perempuan bertelinga kucing sambil berjalan mengikuti Elion.

Deus pun kemudian bejalan masuk kedalam gua tersebut.

The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang