Chapter 89 : Rahasia ras Demon

134 11 1
                                    

Terlihat mata kiri Elion telah berubah, setelah ia mengambil mata kiri Ardelia.

"Tidak mungkin ..." Ardelia tak percaya saat melihat mata Elion yang telah berubah. "Mata itu, adalah mata Orion ...." sambungnya.

Mata ras Demon memiliki keistimewaan, yaitu dapat berevolusi menjadi mata Iblis Orion saat ia mengganti matanya dengan mata sesama ras Demon. Namun hanya sedikit yang tahu tentang hal itu, karena sebagian besar pemimpin ras Demon Raja Iblis merahasiakannya.

 Namun hanya sedikit yang tahu tentang hal itu, karena sebagian besar pemimpin ras Demon Raja Iblis merahasiakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Orion juga memiliki kemampuan khusus yang membuat penggunanya dapat mengendalikan orang yang di lihatnya. Dan tidak hanya itu mata Orion juga masih dapat berevolusi ke tingkatan selanjutnya.

"Mata Orion ya, menarik ..." gumam Elion sambil tersenyum kecil.

===============================
===============================

Di tempat Gloria dan Len berada. Terlihat Gloria masih terlilit tangan bayangan yang keluar dari dalam tanah, sedangkan Len juga masih terlilit oleh rantai hitam. Mereka berdua sama-sama tidak bisa melepaskan diri.

"Kalian berdua ... Baik-baik saja?" Tanya Gaell yang datang ke tempat itu.

"Hah, Gaell ... Syukurlah kau datang ... Tolong lepaskan kami dari sini," pinta Gloria kepada Gaell.

"Baiklah, aku akan melepaskan kalian."

Tak lama kemudian Gloria dan Len pun akhirnya dapat bebas setelah di tolong oleh Gaell.

"Gaell ... Bagaimana dengan Elion? Apa dia berubah menjadi Iblis?" Tanya Gloria cemas.

"Hm, dia telah berubah menjadi Iblis."

Seketika itu Gloria membayangkan Elion yang berubah menjadi iblis seperti di Bumi.

"Gawat, lebih baik sekarang kita pergi ketempat Elion berada untuk memastikan keadaan di sana," ucap Gloria.

"Kau benar, kalo begitu ayo kita bergegas pergi, kita tidak punya banyak waktu ...." ucap Gaell.

Mereka bertiga pun akhirnya pergi ke tempat Elion berada.

===============================
===============================

Di tempat Elion, terlihat dia sedang berdiri di samping Ardelia.

Tiba-tiba jantung Elion mulai berdebar dengan pandangannya yang mulai kabur. Perlahan dua tanduk di kepalanya mulai mengecil. "Cih, waktuku sudah habis kah,"

- Di dalam diri Elion -

Terlihat Elion terbaring di genangan air hitam.

"Bergerak lah ..." Elion tidak bisa menggerakan tubuhnya walaupun dia berusaha semampunya.

Tiba-tiba sepasang tangan muncul dari bawah genangan air dimana Elion terbaring. Tangan itu memegang tubuh Elion dan menariknya masuk kedalam genangan air hitam tersebut.

Di bawahnya kemudian muncul bayangan Elion berambut putih yang lalu membisikan di telinga Elion. "Kenapa kau tidak menyerah saja? Aku sudah membalaskan dendam yang selama ini kau pendam ... Seharusnya kau bersyukur dan membiarkanku tetap mengendalikan tubuhmu ..." Bisik Elion berambut putih.

"Tutup mulutmu ... Aku sama sekali tidak merasa senang kau sudah membalaskan dendamku ....." Ucap Elion.

"Kenapa kau membohongi dirimu sendiri. Aku sangat tahu bahwa kau memiliki kebencian di dalam hatimu. Hal itulah yang membuatku dapat mengendalikan tubuhmu saat ini ... Lebih baik kau jujur dengan dirimu sendiri, dan biarkan aku tetap mengendalikan tubuhmu ...."

"Diam kau, ini adalah tubuhku ... Tidak akan aku biarkan kau mengambilnya ...."

- Di luar diri Elion -

Ardelia yang berdiri di samping Elion agak terkejut saat melihat Elion mulai kembali ke wujud manusia, terlihat dari rambutnya yang putih perlahan menghitam dan dua tanduknya perlahan mengecil dan menghilang.

'Sayang sekali, dia sudah kembali ke wujud manusia,' batin Ardelia yang melihatnya.

Kesadaran Elion perlahan mulai kembali yang sebelumnya di kendalikan oleh wujud iblisnya.

Tak lama kemudian muncul Gaell, Gloria, dan Len, yang datang ke tempat tersebut.

"Hah, itu Elion ..." kejut Gloria yang melihat Elion.

"Kenapa dia bersama dengan anggota jubah hitam?" tanya Len yang melihat Elion bersama dengan Ardelia.

"Entahlah ..."

Ardelia menoleh ke arah mereka bertiga. "Kalian masih hidup yah," ucapnya.

"Ciih," gumam Len agak kesal.

"Menjauhlah kau dari Elion ..." ucap lantang Gloria.

"Kenapa aku harus menuruti ucapan kalian, mahluk lemah ..."

Elion yang hampir tersungkur di tanah melihat ke arah Gaell, Gloria, dan Len. "Syukurlah kalian baik-baik saja," ucapnya pelan yang kemudian tak sadarkan diri akibat menahan wujud iblisnya.

"Hah Elion ... Bertahanlah, kita akan segera menolongmu ...."

"Menolongnya? Kalian pikir bisa mengambilnya dariku ...." ucap Ardelia yang bersiap menyerang mereka bertiga.

Gaell mengeluarkan pedangnya. "Kalian berdua, lakukan sesuai rencana ..." ucapnya.

"Baiklah," jawab Gloria dan Len.

WEEESSSS...!!!

Tiba-tiba Gaell melakukan gerakan kilat dan muncul di samping Ardelia.

"Hah!?" kejut Ardelia yang melihat Gaell tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Hiiaaattt ...." Gaell mengayunkan pedangnya ke arah Ardelia.

"Ciih ..." Gumam Ardelia yang lalu menghindar dengan melompat menjauh.

Seketika itu dari kejauhan Len melesatkan cahaya berbentuk anak panah ke arah Ardelia.

"Siall ..." Ardelia agak terkejut dengan serangan Len. Namun Ardelia langsung menghindar dan panah cahaya itu hanya menggores lengan kirinya.

Ardelia yang sudah menjauh dari Elion kemudian Gloria menghampiri Elion yang tersungkur di tanah.

Ardelia yang melihat Gloria sudah mendapatkan Elion kemudian memegang mata kirinya yang sudah di berikan kepada Elion.

'Dengan satu mataku sepertinya melawan mereka bukan rencana bagus. Aku harus mencari cara lain agar bisa memiliki Elion,' batin Ardelia.

The Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang