2. MOS

1.3K 51 0
                                    

|2. MOS|

"Percuma ganteng terus putih kalo paru-parunya jelek terus item!"

***

"SUNNY!" panggilnya membuat wanita berambut panjang itu menoleh.

Ia langsung membulatkan matanya saat melihat siapa yang sudah berdiri didepannya itu. 

"BINTANG!" 

Lelaki tampan bermata sedikit coklat itu tersenyum senang. Kembali dipertemukan dengan sahabat karibnya dari SMP. Mereka pun memulai perbincangan singkat seraya melangkah pelan ke arah lapangan.

"SUNNY?! BINTANG?!" suara cempreng itu langsung membuat yang punya nama berbalik bersamaan.

"PELANGI!!!" teriaknya. Sunny pun langsung menghamburkan pelukan ke sahabatnya yang bernama Pelangi itu.

"Astaga! Nggak nyangka bakal ketemu kalian disini!" ujarnya.

"Sekarang, tinggal doa aja biar kita sekelas juga," ujar Bintang.

Tak lama kemudian, upacara pun dimulai. Berawal dari kepala sekolah, guru-guru, staf, dan dilanjutkan dengan pengurus inti OSIS.

"OH MY GAWD! Ketos kita gans abis!" puji Pelangi.

Benar. Ketua OSIS SMA Antariksa yang bernama Mars Averon Vegonan itu memang idola SMA. Bahkan, banyak guru-guru yang mengaguminya.

Setelahnya, dilanjutkan oleh seluruh ketua dari berbagai organisasi dan ekstrakulikuler. Hingga akhirnya, suatu masalah terjadi pada ekstrakulikuler basket.

"Ketua tim basket kemana?!" tanya Vera, guru matematika sekaligus wakil kepala sekolah yang tampangnya sangat garang itu.

"Nggak tau, Bu," ujar lelaki itu.

"Aduh! Bikin susah aja sih! Nggak malu apa, sama adik-adik kelasnya?!" sebal Vera. "Yaudah, kamu aja, Tur!" lanjutnya.

Lelaki itupun naik dengan langkah ogah-ogahan. Seharusnya, yang berdiri disana adalah ketua ekskul basket. Mengapa jadi dirinya yang merupakan sekertaris?

"Halo adik-adik semua, nama gue Guntur Bramantyo. Kalian bisa panggil gue Guntur. Gue sekertaris tim basket di SMA Antariksa ini. Ketua kita nggak disini karna lagi ada sedikit masalah. Jadi, gue gantiin dia. Siapa tau aja, kalian ada yang berminat mau masuk klub basket kita. Silahkan daftar ke gue di kelas XI IPA 3. I'm waiting you all," ujarnya langsung dihadiahi tepukan tangan.

Setelah 20 menit berdiri, Sunny merasakan sakit kepala yang teramat berat. Tak lama kemudian, badannya tidak bisa dikontrol. Ia pun langsung tumbang dan seluruh penglihatannya menjadi buram lalu hitam.

***

"Kamu nggak papa?" tanya seorang cewek dengan ramah saat melihat Sunny sudah membuka matanya.

"Udah mendingan," jawab Sunny.

Seperti yang bisa dilihat, cewek itu merupakan anggota PMR. Baru saja, Sunny pingsan dan harus dibawa dengan tandu ke UKS.

"Makasih," ujar Sunny diangguki cewek itu.

Sunny pun keluar dengan memegangi kepalanya yang masih cukup pening. Jujur, Ia tidak tahu arah kemana yang ingin Ia tujui. Yang jelasnya, sangat sepi. Tak lama kemudian, Sunny mencium bau asap rokok.

SMA unggulan gini ada yang ngerokok?!  Sunny membatin heran.

Sunny pun menyusuri wilayah yang dipenuhi asap rokok itu. Tiba-tiba, Ia melihat sosok lelaki yang membelakangi Sunny sehingga Sunny tidak bisa melihat jelas wajahnya. Sunny menutup hidungnya dengan tangannya lalu mendekati lelaki itu.

"Permisi, kak..." sapanya ramah membuat lelaki langsung menoleh.

ASTAGA!  batin Sunny. INI BARU GANTENG! batinnya lagi. TAPI KOK NGEROKOK?! NGGAK PAS BANGET SAMA TAMPILANNYA! lanjutnya membatin.

Melihat lelaki itu mengerutkan keningnya dan menatap Sunny sinis, membuat Sunny langsung menelan salivanya.

"Rokoknya boleh dimatiin dulu nggak, kak?" tanya Sunny lalu diakhiri dengan batukan. 

Lelaki itu mendengus lalu membuang puntung rokoknya dan menginjaknya. Setelah itu, Sunny mengibas-ngibaskan tangannya ke udara agar asapnya tidak berkumpul disana.

Lelaki itu masih menatap Sunny sinis. Lalu mengangkat satu alisnya yang mengisyaratkan Sunny untuk mengatakan apa yang ingin Ia katakan.

"Namaku Sunny, kak. Sunny tadi dibawa ke UKS, terus nyasarnya sampe sini. Sunny mau nanya, jalan ke lapangan dimana yah, Kak?" tanya Sunny hati-hati.

"MOS?" tanyanya singkat dijawab dengan anggukan Sunny. "Lurus, belok kiri," ujarnya sambil mengarahkan dagunya ke kiri.

"Disana, yah? Oke. Makasih banyak, Kak!" ujarnya tersenyum senang. Lelaki itu hanya menolehkan kepalanya kembali ke depan lalu merogoh sakunya dan mengambil satu batang rokok dari tempatnya dilanjutkan dengan menyalakan api diujungnya.

"Ngapain?" tanya lelaki itu sinis karena Sunny masih belum juga pergi dari sana.

"Hah?! Hm.. Enggak, kak. Maaf, makasih lagi," ujarnya lalu hendak pergi. "Hmm.. Kak," ujar Sunny digantungkan.

"Apa lagi?" tanya lelaki itu datar.

"Ngerokok itu nggak baik buat kesehatan kakak. Bisa bikin paru-paru kakak rusak," ujar Sunny mengingatkan.

"Terus? Urusan sama lo apa?" tanyanya sarkas.

"Emm.. Nggak ada kok, tapi Sunny cuma mau ngingetin aja. Masa depan kakak itu masih panjang, jangan rusak masa depan kakak cuma karna hirup gituan," lanjut Sunny.

"Tau apa lo tentang masa depan gue? Masa lalu gue aja udah hancur, ngapain harus mikirin masa depan? Awalnya gue mikir kenapa gue masih hidup sampe sekarang," ujarnya sinis membuat Sunny diam. "Nggak usah ikut campur hidup gue," ujarnya lalu meninggalkan Sunny dilorong tersebut.

Masa lalunya aja udah hancur?

...

VOMMENT YAW:)

18.03.2019

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang