46. Pesta

694 32 19
                                    

|46. Pesta|

"Gue nakal, gue bejat, gue bandel. Karena, ada alasannya."

***

Dentuman musik kencang, suasana gelap dan hanya bermodal pencahayaan dari lampu diskotik berwarna-warni, suara-suara gaduh dan ricuh serta bau minuman keras dan asap rokok. 

Sunny benci itu semua.

Jangan tanya kenapa Sunny bisa ada disana, tentu saja ia memaksa Ranus untuk mengantarnya. Meski sudah dilarang berkali-kali, Sunny mengancam akan pergi sendirian.

"Kalo lo kenapa-napa, gue nggak tanggung jawab," itulah kata terakhir Ranus sebelum Sunny masuk ke area remang-remang itu.

Sunny celingak-celinguk, mencari keberadaan Jovian. Hingga, ia mendengar suara gaduh, persis seperti yang di video itu. Sunny pun berjalan menuju sumber suara, namun tidak semulus itu.

Sesekali tangannya ditarik, rambutnya ditarik, disodorkan minuman keras, digoda dan didorong.

Hingga, ia berhasil menerobos kerumunan itu.

Sunny bisa melihat dengan jelas, Jovian membabi buta. Memukuli seorang lelaki hingga babak belur dan berlumuran darah. 

Saat Jovian melakukan ancang-ancang untuk memberi pukulan, Sunny sudah terlebih dahulu mencegahnya. 

"JOVIAN, SADAR!" bentak Sunny.

Jovian mendengus kasar, lalu menoleh. Manik mata mereka bertemu, sayangnya, itu bukanlah mata Jovian, bukan tatapan yang bisa Jovian beri kepada Sunny. 

Tatapan yang biasanya manis, sayu dan teduh, berubah menjadi dingin, seram dan tajam. 

Jovian melirik tangan Sunny yang sedang memegang tangannya, kemudian menghempaskannya dengan sangat kasar.

"Aw!" ringis Sunny saat tangannya tertimpuk meja kayu, tangan yang tadinya di infus, namun ia cabut paksa demi menemui Jovian.

Kemudian, Jovian berdiri dan mencengkeram kerah baju rumah sakit yang dikenakan Sunny. "Berani-beraninya lo!" hardik Jovian.

Sontak, air mata Sunny terjun. Pertama kalinya, ia dibentak oleh sosok Jovian. Meskipun Sunny tahu bahwa Jovian sedang lepas kendali karena pengaruh alkohol.

Sunny langsung memeluk tubuh Jovian. "Sadar, El..." lirihnya.

Tentu saja semua mata tertuju pada kejadian itu. Sangat menarik untuk di tonton.

"Ck!" desis Jovian lalu mendorong tubuh Sunny yang mungil hingga terhuyung kebelakang, untung saja salah satu anak Tartarus dengan sigap menahan tubuh Sunny.

Belum menyerah, Sunny kembali mendekati Jovian. "Ini bukan kamu! Kamu nggak boleh kayak gini! Sadar!" bentak Sunny sambil menangis.

"LO SIAPA HAH?!" bentak Jovian lebih keras.

Sunny mencengkeram jaket Jovian. "INI AKU! SUNNY!" 

Lagi-lagi, Jovian menepis tangan Sunny. "Jangan sentuh gue!"

Kali ini, Sunny menangkup pipi Jovian, memandangi matanya dalam-dalam. Rupanya tatapan sendu Sunny mampu meluluhkan Jovian. "I-ini aku," ujar Sunny bergetar.

"GUE BILANG JANGAN SENTUH GUE!"

Plakkk!

Tangisan Sunny langsung menjadi, lebih keras. Rasa perih dan panas baru saja ia rasakan tepat di pipi kanannya. Baru saja, Jovian menamparnya.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang