|58. Berdua|
"Setelah hujan, matahari akan muncul kembali. Begitu juga dengan kehidupan, setelah rasa sakit, bahagia juga akan datang."
***
"Nak Jovian, sini makan," panggil Mery, nenek Sunny.
"Iya, Oma," jawab Jovian tersenyum.
Mery pun masuk ke dalam rumahnya kembali, disusul dengan Jovian.
Di dapur, Jovian melihat Sunny yang sedang menggoreng sesuatu. Dari samping saja, gadis itu sudah terlihat sangat cantik. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali Jovian terpukau dengan wajah manisnya itu.
Bukan hanya wajahnya saja, hati Sunny jauh lebih cantik dari apapun.
"Kamu nggak papa, kan?" tanya Jovian.
Sunny menoleh. "Nggak papa," jawabnya.
"Tadi Om Rendy nelpon," ujar Jovian.
"Hah? Seriusan? Kamu bilang apa?"
"Dia pake hp Papa aku. Dia nanyain kamu, suruh kamu balik. Tapi, aku bilang belum sekarang. Jadi, Papa kamu nyuruh kamu tinggal disini dulu sampe semuanya aman," jawab Jovian diangguki Sunny.
"Apa yang terjadi disana?" tanya Sunny.
"Aku nggak tau persis. Tapi, Papa sama Om Aglean dibawa ke kantor polisi," jawab Jovian sontak membuat sendok yang dipegang Sunny terjatuh.
"Kok bisa?!" tanyanya.
"Kata Om Rendy, mereka dituduh korupsi. Aku tadi mau kesana, tapi Om Rendy bilang nggak usah. Suruh jagain kamu," jawabnya.
Sunny terlihat sedih. Bukan kepada Aglean, melainkan kepada Adinata.
"Nggak mungkin Om Adi korupsi, kan?" tanya Sunny pelan.
Jovian tersenyum. "Semoga," jawabnya.
"Eh, ini kok malah pacaran sih?! Makan, makan!" suruh Alisafh.
"Iya, Opa..." sahut mereka berdua.
Sunny membawa ayam goreng yang baru saja terangkat dari wajan. Lalu, ia duduk disamping Oma-nya, Mery. Sedangkan Jovian duduk di depan Sunny, disamping Al.
"Jadi, kalian tadi udah janji mau ceritain kenapa tiba-tiba kalian kesini. Ayo, cerita," ujar Mery.
"Jangan-jangan kalian nikah sirih, yah?" tanya Al membuat Sunny dan Jovian tersedak.
"Uhuk! Uhuk!"
"Minum, minum!"
Sunny langsung meneguk air didalam gelas itu hingga habis. "Opa sembarangan banget ngomongnya!" ujar Sunny.
Al terkekeh. "Maaf, maaf. Berarti nggak kan?"
"Nggak, Opa," jawab Jovian.
"Terus, kenapa?"
Sunny dan Jovian pun mulai menjelaskan kejadian yang membuat mereka pergi ke rumah Al dan Mery tanpa sepengetahuan siapa-siapa.
Mery dan Al terlihat kaget. Lama tidak berkunjunjung ke rumah Sunny, membuat mereka ketinggalan banyak sekali peristiwa.
"Oma nyesel nolak undangan orang tua kamu," ujar Mery.
"Tadinya, kita mau kesana. Tapi, tiba-tiba Opa sakit kepala," sambung Al.
"Nggak papa, Oma, Opa. Semuanya juga udah selesai kok," ujar Sunny.
"Belum, Sun. Selama Ranus masih berkeliaran, dia bisa aja ngelakuin sesuatu kapanpun. Jangan pernah lupa, Ranus itu cerdas dan licik," ujar Jovian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] AIEL'S JOURNEY
Roman pour Adolescents[COMPLETED] PLAGIATOR MOHON MENJAUH!!! "Sunny bakal bikin Jovian Samuel Adinata jatuh cinta sama Sun!" celetuknya dengan percaya diri. Sunny, dari namanya saja bisa diartikan sebagai kegembiraan atau cerah. Suatu hari, Sunny mengikuti MOS 4 hari di...