11. Hukuman

978 41 0
                                    

|11. Hukuman|

"Hukuman paling berat sebenarnya bukan disuruh mencintai orang yang tidak dicintai. Tapi, disuruh tidak mencintai orang yang dicintai."

***

WHAT?!
OH MY GOD, DIA SIAPA?!!
Itu bukannya anak kelas 10 itu?
Itukan yang pernah dilabrak sama Chelsea and the geng.
IMPIAN GUE MENJADI CEWEK PERTAMA YANG DIANTER JOVIAN SEKETIKA HANCUR.
Perlu viral nih.
Dia juga masuk basket.
Itukan yang pernah ngobatin lukanya Kak Jovian!
Apa jangan-jangan mereka ada hubungan serius?!
ASTAGA, JOVIAN GUE GANTENG ABIS!
Tuh cewek juga cantik, yah?
Lumayan lah.
Denger-denger namanya Sunny.
Cari tau sekarang seluk beluknya tuh cewek.

Sunny mendengar semuanya. Setelah dirinya turun dari motor besar Jovian dengan memegang pundak pemiliknya, mereka langsung disambut dengan bisikan dan omongan-omongan murid. Ah! Sial sekali. Dirinya pasti akan mendapat banyak sekali komentar dari orang-orang.

Sunny menunduk lesuh saat melewati koridor. Ia menoleh sedikit dan langsung melihat sepatu Jovian yang berwarna merah hitam yang tentunya melanggar peraturan sekolah. Artinya, Jovian masih berjalan disampingnya.

"Em... Makasih, kak," ujar Sunny sebelum masuk di kelasnya.

"Kalo ngomong itu liat orangnya," 

Sunny mendongakkan kepalanya. Melihat Jovian yang agak tinggi darinya. "Makasih, kak," ulangnya.

Jovian memasukkan kedua tangannya didalam kantong celananya. "Mulai detik ini, jangan panggil gue kakak. Jovian aja," ujarnya.

"Kenapa? Kan biar sopan," elak Sunny.

"Lo mau manggil gue kakak?" tanya Jovian diangguki Sunny. "Gue bukan kakak lo," ujarnya membuat Sunny memanyunkan bibirnya. 

"Ya udah. Makasih, Jovian," ujar Sunny lembut. Disusul dengan senyuman manis setelahnya. Ia pun masuk ke dalam kelasnya meninggalkan Jovian yang masih terpaku akan kejadian barusan.

Senyumannya itu loh! Jovian langsung mengingat kata-kata Topan. Ini pertama kalinya. Pertama kalinya ia terpanah dengan senyuman maut ala Sunny.

.

"Panggilan untuk Jovian Samuel, Guntur Bramantyo, Topan Adyaksa dan Ranusta Aglean kelas XI IPA 3 agar segera ke ruangan guru sekarang juga!" pinta seorang guru dengan pengeras suara.

Sunny mencerna baik-baik nama-nama yang disebutkan barusan. Ia pun menyenggol-nyenggol bahu Pelangi yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Kenapa, Sun?" tanya Pelangi.

"Itu mereka kenapa dipanggil, yah?" tanya Sunny.

"Biasalah, Sun. Paling buat ulah lagi," jawab Pelangi.

Suasana kelas X IPA 1 saat ini sangatlah tenang. Dikarenakan ada guru yang sedang mengajar. Tiba-tiba, guru itu menyusun buku-buku yang telah diperiksanya dan melihat muridnya.

"Ada yang bisa bawa buku-buku ini ke meja saya?" tanya Vigra, guru seni budaya di kelas Sunny.

Meja Bu Vigra diruang guru, kan?

"Saya, Bu," ujar Sunny sambil mengangkat tangannya.

"Sunny, tolong bawa yah. Makasih, loh," ujarnya.

Sunny berdiri, mencolek Pelangi untuk menemaninya. Mereka pun membagi buku yang banyak itu dan membawanya ke ruang guru. Dimana Jovian, Guntur, Topan dan Ranus dipanggil.

Setelah memasuki ruang guru yang lumayan sepi, Sunny dan Pelangi menelusuri pandangan mereka. Mencari nama gurunya, Vigra agar buku itu tidak lagi mereka pegang.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang