48. Kantor Polisi

733 28 20
                                    

|48. Kantor Polisi|

"Penyesalan selalu terjadi di akhir. Kalau di awal namanya pendaftaran:')"
ini buqan qata mutiyara jubaedah! 

***

Kabar dari mulut Topan itu mengantarkan Sunny beserta Guntur, Pelangi, Topan, Gibran dan Mars kesana.

Mereka semua membolos.

... demi Jovian.

"JOVIAN!" panggil Sunny melihat sosok lelaki berbaju hitam dibalut jaket denim.

Rambut berantakan, wajah yang lebih babak belur dari sebelumnya, Jovian duduk di depan seorang Polisi yang sedang menginterogasinya.

"Sunny,"

Saat Sunny beserta yang lain ingin mendekat, mereka dihalang oleh salah satu polisi yang lain. "Kalian tidak boleh masuk, tunggu diluar!" pintanya.

Mereka pun keluar, pintu ruangan itu ditutup. Membuat mereka duduk di kursi yang disediakan di depan ruangan tersebut.

"Jovian kenapa sih?" tanya Mars.

"Pesta itu, mereka ketahuan. Tapi, cuma Jovian yang ditangkap. Ditambah, dia juga nyakitin Sunny secara fisik, jadi dia bisa aja masuk penjara," jawab Guntur.

"Kok cuma Jovian yang ketangkep?" tanya Pelangi.

"Nggak tau, mungkin karena Jovian punya banyak penggemar, mereka nyebar video Jovian itu sampe video didapet sama kepolisian," jawab Guntur lagi.

"Biarin aja lah, biar kapok!" celetuk Gibran.

"Eh, kalo Ranus mana sih?! Kok tuh anak nggak keliatan juga?" tanya Topan.

"Bentar deh gue coba telpon," ujar Guntur lalu mengeluarkan ponselnya, mengutak-atiknya sebentar lalu mendekatkannya ke telinga.

"Lo dimana sih?" tanya Guntur yang sepertinya sudah berbicara dengan Ranus.

"..."

"Iya, gue sama yang lain juga di sini," ujar Guntur lagi.

"..."

"Sunny? Iya, dia disini juga," ujar Guntur membuat Sunny mengerutkan keningnya.

Apa Ranus bertanya tentang dia? Untuk apa?

"..." 

"Ya udah, cepetan lo!" ujar Guntur sebelum mengakhiri sambungannya.

Setelah menaruh ponselnya di sakunya kembali, Guntur duduk di sampin Topan. Menunggu para polisi selesai menginterogasi Jovian.

Tak lama kemudian, seseorang berpakaian rapi mendekat. Topan yang melihatnya, langsung memberi kode kepada Guntur.

Betapa kagetnya mereka berdua melihat pria itu. Gibran yang tadi membeli minuman, melihat lelaki itu, tiba-tiba minumannya terjatuh.

"O-om..." gumam Guntur lalu berdiri perlahan.

Pria itu mendekat. "Dimana Jovian?" tanyanya.

Guntur dan Topan tidak menjawab, mereka hanya menunjuk pintu tertutup itu. Pria itu mengangguk samar lalu berjalan mendekati pintu itu dan membukanya perlahan, masuk dan menutupnya kembali.
"Huft!" desis Guntur dan Topan.

Gibran yang baru sadar pun langsung mengambil pel dan mengepel minumannya yang baru ia beli, dan terjatuh hingga semuanya tertumpah.

"Dia siapa sih? Kalian ngeliatinnya nggak nyelow banget!" tanya Pelangi.

"Sampe minuman Gibran tumpah semua anjir!" tambah Mars.

"Kalian nggak tau?" tanya Topan dengan nada kaget.

Guntur menampol kepala Topan. "Yah mana mereka tau, pinter?!"

"Emang siapa sihhhh?"

"Om Adinata, bokapnya Jovian," jawab Guntur.

Mata Sunny melebar. Tentu saja ia ingat. Jovian pernah menceritakan masa lalu tentang keluarganya. Ternyata pria itu adalah Adinata, ayah Jovian.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang