|9. UKS|
"Nggak usah repot-repot obatin luka di wajah gue. Karena, sakitnya nggak seperih hati gue."
***
"NGGAK USAH CARI GARA-GARA, ANJING!" bentak Jovian setelah menghantamkan satu bogeman tepat dipipi kiri lawannya itu.
"Yan, udah," lerai Guntur.
"KALO BERANI BILANG! GUE LADENIN!" ujarnya masih mencengkeram kerah baju siswa kelas X itu. "Lo udah terang-terangan ngatain anak Tartarus sampe bikin berita hoax ke temen-temen lo kalo gue sama temen-temen gue make narkoba! Lo kira gue nggak bakal diem, hah?!"
"Ampun, Yan!" ujarnya yang sudah pasrah.
"Awas aja kalo gue dapet berita kalo lo bikin hoax lagi. Lo kira gue nggak punya banyak koneksi?! Lo udah masuk di daftar hitam Tartarus," ujar Jovian membuat lelaki itu menelan ludahnya karena takut sekaligus ngeri. "So, hati-hati," lanjutnya.
Jovian menghempaskan cengkeramannya dari kerah siswa itu sehingga membuatnya terhuyung tak berdaya. Jovian kembali merasa nyeri di wajah serta di badan. Ia pun memilih untuk tidur di UKS hingga jam istirahat.
Sambil berjalan, Jovian tetap memasang tampang garangnya. Namun, tetap saja para siswi-siswi menyapanya hingga teriak histeris. Entah mengapa, kadar ketampanan Jovian bertambah saat wajahnya dipenuhi luka lebam seperti sekarang.
Jovian hanya menyapa kembali anggota Tariksa sehingga membuat siswi-siswi itu merasa iri.
Sesampainya di UKS yang sepi itu, Jovian pun baring di bangker paling akhir. Lalu menutup gordennya.
5 menit kemudian, Jovian masih belum masuk ke alam mimpinya. Kemudian, Ia mendengar suara langkah kaki. Hingga, langkah itu mendekat dan Jovian bisa melihat samar-samar dibalik gorden.
"Istirahat aja, Sun. Kalo mimisan lo kambuh lagi, langsung hentiin pake tisu terus minum ini. Lain kali bawa sapu tangan biar nggak boros kalo pake tisu. Memperbanyak limbah aja," ujar anggota PMR sekaligus kakak kelas Sunny yang bernama Dita itu.
Dita memang sering bertemu dengan Sunny disaat Sunny hampir tumbang. Sebagai anggota PMR, Dita dengan setia mengobati Sunny semampu dirinya.
"Makasih banyak, kak. Maaf kalo Sunny selalu ngerepotin kakak," ujar Sunny.
"Udah, nggak papa. Gue kan anggota PMR, wajar kalo gue ngobatin lo," ujarnya lalu pergi.
Tentu saja Jovian mendengar semua percakapan antara Sunny dan Dita. Sebenarnya, Jovian cukup penasaran dengan Sunny, entah mengapa cewek itu memiliki hobi yang hampir sama dengan Jovian. Jovian yang keluar masuk BK sedangkan Sunny keluar masuk UKS.
Jovian menarik gorden itu perlahan. Namun, Ia langsung ketahuan. Sunny yang melihat Jovian pun langsung mengubah posisinya menjadi duduk.
"K-kak Jovian?" lirih Sunny.
Jovian menarik seluruh gorden itu ke tempat semula. Sehingga mereka bisa melihat satu sama lain dengan sangat jelas. Bangker mereka bersebelahan tentunya.
"Lo disini mulu perasaan," ujar Jovian.
Sunny hanya tersenyum kikuk. "Kakak kenapa disini?" tanya Sunny.
"Nggak muka, nggak badan, nggak hati, semuanya sakit. Nggak ngerti lagi gue," ujarnya.
"Itu lukanya nggak diapa-apain?" tanya Sunny yang sedari tadi fokus pada luka lebam di wajah Jovian.
"Nggak perlu, paling beberapa hari lagi ilang," ujarnya.
Sunny berdiri dan mengambil kotak P3K dari lemari kecil di UKS tersebut. Ia pun berjalan mendekati Jovian dan berdiri dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] AIEL'S JOURNEY
Ficção Adolescente[COMPLETED] PLAGIATOR MOHON MENJAUH!!! "Sunny bakal bikin Jovian Samuel Adinata jatuh cinta sama Sun!" celetuknya dengan percaya diri. Sunny, dari namanya saja bisa diartikan sebagai kegembiraan atau cerah. Suatu hari, Sunny mengikuti MOS 4 hari di...