54. Kenyataan

696 35 4
                                    

|54. Kenyataan|

"Kadang, kenyataan memang sulit diterima."

***

"M-maaf," lirih Sunny sambil terisak.

Jovian mengarahkan tangannya untuk memegang tangan Sunny. Dingin. Tangan mungil itu sangat dingin.

Jovian melepaskan tangan Sunny yang melingkar diperutnya kemudian berbalik sambil menggenggam kedua tangan itu. "Kamu kenapa?" tanya Jovian sambil membungkukkan badannya sedikit.

Masih terisak, Sunny hanya menggeleng pelan.

"Aku udah bilang, kalo ada masalah cerita aja," ujar Jovian.

Sunny mendongakkan kepalanya, menatap manik mata Jovian. Tatapan Jovian itu adalah tatapan yang Sunny lihat saat mereka masih berpacaran, tatapan sendu, tatapan manis dan tatapan tenang.

Jovian melihat keadaan tersiksa dari mata Sunny. Sudah sangat jelas bahwa wanita itu sedang ada masalah, namun ia tidak juga cerita.

Air mata Sunny yang terus mengalir, membuat hati Jovian teriris berkali-kali. Apakah Sunny menangis karena dia?

Jovian menangkup pipi Sunny, menggerakkan ibu jarinya untuk mengusap jejak air mata di pipi lucunya itu.

"Kamu nggak mau cerita?" tanya Jovian pelan.

Sunny kembali menunduk.

"Ya udah, nggak usah," ujar Jovian memaklumi, wanita itu pasti sedang menghadapi cobaan yang berat. Namun, apa?

Dua detik kemudian, Sunny kembali menangis. Membuat Jovian makin cemas, Jovian pun menarik tangan Sunny pelan untuk kembali duduk di kursi panjang tadi.

Setelah duduk, tanpa diduga Sunny menyandarkan kepalanya di bahu Jovian.

Jangan tanya seberapa deg-degannya Jovian saat itu. Siapa yang tidak gugup jika mantan pacar tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahu kita?

Memberinya kekuatan dan untuk menenangkan wanita itu, Jovian mengelus pelan rambut Sunny. Sunny mendekatkan tubuhnya dan memeluk Jovian.

Dari depan.

Jovian speechless. Apakah wanita ini benar-benar Sunny? Atau wujud lain yang merasuki Sunny? Maaf, Jovian berburuk sangka. Tapi, tentu saja ia kaget.

Sunny menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jovian, sedangkan Jovian hanya mengelus rambut halus wanita itu.

"Aku dijodohin sama Ranus..."

Deg.

~oOo~

Sepulang sekolah, Jovian, Guntur dan Topan mampir ke cafe-fave. Ya, setelah kejadian dimana Jovian melunasi hutang tempat itu, pemiliknya, Fransiska menjadi sangat dekat dengan mereka. Apalagi Topan yang bisa memesan apapun tanpa mengurangi uang di dompetnya.

"Cie, udah baikan ama bokap," sindir Guntur dihadiahi Jovian sebuah tatapan tajam.

"Parah sih! Kalo bukan karna Sunny, lo nggak akan baikan sama bokap lo," tambah Topan.

Jovian hanya diam. Tidak merespon perkataan mereka. Melainkan, memutar kembali perkataan Sunny di taman belakang.

"Aku dijodohin sama Ranus..."

Apa-apaan?!

Meskipun memang mereka sudah tidak ada hubungan, tapi mereka masih memiliki perasaan untuk satu sama lain.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang