63. Happy Sunny Day

718 37 3
                                    

|63. Happy Sunny Day|

"Apakah dunia nyata bisa berakhir seperti dongeng yang bahagia selamanya?"

***

Siang ini, Jovian sudah berada di depan kelas Sunny. Menunggu gadis itu keluar untuk istirahat.

"Ya, pelajaran hari ini cukup sekian. Ibu harap kalian semua belajar dengan giat di rumah. Sampai jumpa minggu depan, terima kasih," ujar guru wanita itu lalu berjalan keluar dari ruangan.

Murid kelas 11 IPA-A itu pun berbondong-bondong keluar dari kelasnya untuk segera mengisi perut ataupun sekedar menyegarkan pikiran sehabis belajar.

"Lama yah?" tanya Sunny.

Jovian menggeleng pelan. "Nggak kok," jawabnya.

"Emm, El... Mau tanya," ujar Sunny membuat Jovian menoleh.

"Tanya apa?"

"Kamu tau nggak, besok hari apa?" tanya Sunny.

Jovian menahan senyumnya, sangat hapal dengan sifat Sunny yang selalu memberi kode agar seseorang peka. Untung saja, Jovian sangat peka.

"Hari kamis," jawab Jovian.

Sunny hanya mengangguk-angguk.

"Emang kenapa?" tanya Jovian kembali.

"Hah? Nggak papa, cuma nanya aja. Aku lupa besok hari apa," jawabnya.

Jovian menahan tawanya, sangat gemas dengan gadis disampingnya itu. Tentu saja Jovian ingat hari bersejarah pacarnya itu, mana mungkin ia lupa.

"Oh iya, besok aku nggak bisa antar-jemput kamu. Besok aku nggak hadir," ujar Jovian seraya duduk di kursi yang kosong.

Raut wajah Sunny yang semula baik-baik saja, berubah menjadi masam dan terlihat sedih.

"K-kenapa?" tanya Sunny.

"Aku mau ikut Papa ke rumah Oma sama Opa," jawab Jovian.

Sunny mengangguk samar. "Iya, hati-hati," ujarnya pelan.

Dalam hati, Jovian merasa tidak tega memperlakukan gadisnya seperti itu. Terlebih lagi, besok adalah ulang tahunnya. Ya, anggap saja ini bagian dari surprise-nya nanti.

"Salam buat Oma sama Opa kamu," ujar Sunny tersenyum.

Jovian kagum. Jarang-jarang ada gadis seperti Sunny. Jovian tahu benar isi hati seorang wanita yang pasti tidak terima jika pacarnya tidak hadir di hari ulang tahunnya. Namun, Sunny berbeda. Itulah mengapa Jovian sangat mencintai Sunny, lebih dari apapun.

~oOo~

Hampir tengah malam, beberapa orang itu berjalan pelan menuju lantai atas dengan hati-hati.

Jovian, lelaki memegang kue ulang tahun yang diatasnya sudah ada lilin yang menyala. Beberapa lainnya memegang sprayer yang berisi foam untuk disemprotkan ke gadis yang bertambah umur 2 menit lagi.

"Sstt... Jangan berisik," bisik Jovian kepada Topan yang tidak berhenti mengoceh dengan Bagas.

"Tenang, Sunny susah dibagunin kok," bisik Rendy.

Jovian melirik jam tangannya. "1 menit lagi," bisiknya.

Tak lama, Jovian membuka pintu kamar Sunny perlahan. Kamar Sunny sangat gelap. Ia tahu gadisnya itu tidak bisa tidur saat ada cahaya terang.

Thalia menyalakan lampu tidur Sunny untuk memberikan sedikit penerangan.

Mereka semua masuk dengan perlahan. Mereka memandangi jam dinding di kamar Sunny, menghitung mundur.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang