38. Liburan

746 37 3
                                    

|38. Liburan|

"Mengalami hari yang berat memang membutuhkan banyak tenaga. Maka dari itu, kamu butuh istirahat dan butuh menyegarkan pikiran. Jika sudah siap, hadapi hari itu lagi."

***

Beberapa minggu setelah Jovian memberi tahu semuanya ke Sunny, membuat hubungan mereka makin membaik. 

Hari ini, merupakan hari kelulusan naik kelas. Sunny yang akan menjadi siswi kelas 11 dan Jovian kelas 12. 

"Ai? Kamu dirumah? Aku jemput?" tanya Jovian ditelepon.

"Em, nggak usah El. Ai bakal berangkat sama Papa," jawab Sunny.

"Oke, aku tunggu di sekolah yah?"

"Iya," jawab Sunny kemudian mematikan sambungannya.

Sunny sedang tidak dalam keadaan yang baik. Pagi-pagi sekali, ia mendapat telepon dari Vincent bahwa Sunny harus kerumah sakit untuk melakukan kemoterapi.

Sunny sudah ada di rumah sakit. Ia sedang diperiksa oleh Vincent. Beberapa tes yang telah dilakukan Sunny seperti pemeriksaan darah sudah ia lakukan. Kemudian, ia pun sampai di ruangan kemoterapinya.

Beberapa jam setelah proses kemoterapi Sunny selesai, ia belum diperbolehkan untuk bergerak. Sunny melirik ponselnya, ia melihat Bagas yang sedang duduk di sofa sambil memandangi Sunny.

"Bagas," panggil Sunny tidak diindahkan oleh Bagas. "Sunny boleh minta tolong, buka hp Sunny," ujar Sunny.

Meskipun tidak berkata apa-apa, Bagas berjalan menuju nakas dan menyalakan ponsel Sunny.

Sunny melihat banyak pesan dan panggilan dari Jovian. Sunny memejamkan matanya. Benar-benar merasa dilema. 

"Bang Jovian tau tentang ini?" tanya Bagas.

Sunny menggeleng pelan. "Jangan kasih tau dia yah, Gas," jawab Sunny.

"Kenapa?" tanya Bagas lagi.

"Sunny belum siap," jawab Sunny.

Bagas pun mendekati Sunny. Lalu, memeluk wanita itu. Namun, beberapa detik kemudian Sunny langsung melepaskannya.

"Nggak boleh terlalu deket sama orang yang abis kemoterapi," ujar Sunny tersenyum.

Bagas ikut tersenyum. "Maaf, Kak," ujar Bagas menunduk.

Sunny mengelus pipi adik angkatnya itu, "Nggak usah minta maaf." ujarnya.

"Bagas yakin Kakak pasti bisa lepas dari penyakit ini! Kakak kuat!" ujar Bagas semangat.

Sunny mengangguk dan tersenyum. Dalam hatinya berkata, Sunny nggak bisa yakin sama hal itu, Gas. Maaf...

~oOo~

"Sunny kok nggak muncul-muncul juga sih?" tanya Topan.

"Dia nggak angkat telpon gue juga," ujar Jovian ikut cemas.

Tak lama kemudian, sebuah nomer tidak diketahui menghubungi Jovian. Jovian pun menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponselnya di telinga.

"Halo?"

"Halo, Jovian. Ini Papanya Sunny," ujar Rendy.

"Eh, Om,"

"Iya, Om cuma mau bilang kalo Sunny nggak bisa ikut party disekolah kalian. Soalnya kita sekeluarga mau langsung liburan, Sunny minta maaf katanya," ujar Rendy.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang