37. Masa Lalu

725 34 1
                                    

|37. Masa Lalu|

"Masing-masing masa lalu memiliki sejarah mereka sendiri. Entah itu senang atau tidak, kita tidak bisa memberhentikannya ataupun melupakannya."

***

2 minggu kemudian semuanya berjalan lancar. Hubungan Jovian dan Sunny juga kian membaik. 

Namun, Sunny masih sedih akan satu hal. Bagas belum bisa menerima fakta bahwa Sunny sedang mengidap penyakit yang cukup parah. Setiap kali Sunny mengajaknya bicara, Bagas akan menjawabnya dengan singkat.

Sore ini, Sunny diajak jalan-jalan oleh Jovian. Sunny hanya mengiyakannya saja.

Dan disinilah Sunny sekarang, di mobil Jovian. Entah mengapa hari ini, Jovian memilih untuk bepergian menggunakan mobil.

"Kita mau kemana, El?" tanya Sunny.

"Mungkin ini waktu yang tepat buat ngasih tau kamu semuanya, Ai," jawab Jovian.

Sunny mengerutkan keningnya. "Apa?" tanya Sunny lagi.

Jovian hanya memberikannya senyuman. Ia pun menepikan mobilnya. 

"Loh, El. Kok kita ke kuburan sih? Aku belum mau ada disini," ujar Sunny, keceplosan, mungkin?

"Turun yuk," ajak Jovian.

Jovian langsung menggenggam tangan Sunny, takut cewek itu hilang. Sunny berjalan dibelakang Jovian dengan pelan. Matanya menyapu sekitar pemakaman itu.

Bersih, sejuk, rindang dan sepi. Itulah suasana pemakaman itu.

Jovian pun berhenti didepan satu kuburan. Bunga beberapa bulan lalu sudah layu, ia pun mengambilnya dan menggantinya dengan bunga yang baru.

"A-andriana?" 

Jovian tersenyum. "Calon Ibu mertua kamu tuh," ujar Jovian.

Mata Sunny langsung membulat bersamaan dengan mulutnya. "El bercanda kan?" tanya Sunny.

"Kenapa harus bercanda coba?" tanya Jovian kembali. "Hari ini ulang tahun Mama," ujarnya sambil memegang batu nisan milik Ibunya itu.

"Jadi ini yang buat El kayak gini?" tanya Sunny.

"Sebagian, aku bakal ceritain kamu satu-persatu, Ai," jawab El diangguki Sunny. "Happy birthday, Mama. Mama gimana kabarnya disana? Pasti Mama bahagia banget, kan? Bisa main gitar sepuasnya disana, nggak ada gangguan lagi? Maaf, Ma. Iyan baru dateng sekarang," ujarnya.

Sunny mengusap punggung Jovian, guna memberi lelaki itu kekuatan.

"Oh iya, Ma. Aku kesini nggak sendirian. Aku sama Sunny, dia cewek yang bisa bikin aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya," ujar Jovian.

"Kedua kali?" tanya Sunny.

"Iya, kan yang pertama Mama," jawabnya.

"Happy birthday, Tante. Sunny cuma mau bilang, kalo Jovian itu nakal banget. Tapi, untung aja dia mau dengerin kata-kata Sunny. Tapi, hatinya baik banget. Sunny siap buat Jovian berubah kok, Tante. Maksudnya, Sunny siap buat sikap Jovian berubah," ujarnya.

"Kamu tau, Ai. Kamu itu mirip banget sama Mama," ujar Jovian.

"Masa sih?" tanya Sunny.

Jovian mengangguk. "Mata, hidung, bibir, semuanya mirip Mama," jawab Jovian.

Beberapa menit setelah mengobrol dengan Ibu Jovian, akhirnya mereka pun beranjak. Entah kemana selanjutnya, Sunny hanya penasaran mengapa semuanya terjadi. Ia ingin tahu semuanya.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang