12. Gudang

917 40 0
                                    

|12. Gudang|

"Disaat orang-orang sangat pandai menilai orang lain. Nyatanya, Ia terlalu bodoh menilai dirinya sendiri."

***

"Inget! Lo masih baru disini! Jangan belagu dong!"

"Dasar cewek ganjen!"

"Diluar sok-sok senyum, sok polos. Padahal, aslinya lo kayak cabe,"

"Jovian itu cowok most wanted disini! Kita, yang udah suka dan ngejar dia dari kelas X dianggurin!"

"Lo?! Baru berapa minggu disini udah berhasil narik Jovian,"

"Pake pelet atau susuk, mbak? Mau juga dong,"

"Nangis aja. Nggak ada yang bakal denger lo juga," 

"Udah, gengs. Ayo cabut, kita tinggalin dia disini."

Sunny menangis dalam diam. Tentu saja dalam diam, mulutnya tertutup rapat karena dibalut isolasi hitam. Tangannya diikat kebelakang. Kakinya pun terikat. Terkurung dalam ruangan gelap dan pengap. Penuh debu dan barang-barang tidak terpakai.

Sunny bahkan masih bertanya-tanya kenapa dirinya bisa berada dalam sana. Ia terbangun dari pingsannya setelah kepalanya terbentur tembok. Ia tidak bisa melihat jelas wajah-wajah siswi yang membuatnya seperti ini.

Hanya satu nama yang Ia ingat. Chelsea.

~oOo~

"Terima kasih, Pelangi. Eh, temen kamu yang manis itu kemana?" tanya Riska setelah menghentikan hukuman Jovian dan kawan-kawan.

"Tadi katanya mau beli air minum, Bu. Tapi, dari tadi nggak balik-balik. Mungkin udah dikelas," jawab Pelangi.

"Ya sudah, kalo gitu kamu bisa balik ke kelas. Bilang terima kasih juga sama temen kamu itu yah," ujarnya diangguki Pelangi lalu pergi.

Pelangi pun berjalan menuju kelasnya. Namun, Sunny tidak ada disana. Ia bertanya kepada Nesya, ketua kelasnya, namun hasilnya tetap nihil. 

Pelangi melangkah keluar menuju kantin. Ia pun mendekati stan Mbo' Migeng, stan favorit Sunny dan Pelangi. 

"Mbo', tadi Sunny kesini, nggak?" tanya Pelangi.

"Dek Sun? Nggak, tumben banget kalian nggak kesini," jawab Mbo' Migeng.

"Yakin, Mbo'?" tanya Pelangi lagi.

"Yakin, Neng. Dek Sun nggak kesini," jawabnya.

Pelangi langsung pergi toilet wanita, mengecek kelima bilik. Hasilnya, tetap sama. Sunny tidak ada sama sekali. Pelangi sudah mulai mempunyai firasat buruk. Ia menelpon Sunny, aktif. Tapi, tidak diangkat.

"Sunny..." gumam Pelangi kembali berjalan.

Disaat Pelangi ingin kembali ke kelasnya untuk memberi tahu gurunya, Pelangi bertemu dengan Jovian dan ketiga sahabatnya. Pelangi langsung menceritakan kejadiannya. Jovian dan yang lain pun ikut mencari Sunny keliling sekolah.

"GUNTUR! Kenapa masih diluar?! Mana temen-temen kamu?!" tanya Riska yang tidak sengaja melihat Guntur berjalan sambil melihat-melihat sekitarnya.

"Bu! Sunny, Bu! Sunny," 

"Sunny? Siapa Sunny?" tanya Riska.

"Yang cewek manis itu! Yang tadi ngawasin saya sama yang lain. Temennye Pelangi, Bu," jawab Guntur setengah panik.

"Sunny kenapa?! Ada apa?!"

"Di-dia hilang, Bu!"

Riska langsung berlari masuk ke dalam ruangannya.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang