44. Drop Lagi

722 34 7
                                    

|44. Drop Lagi|

"Akhir yang berakhir, itu sudah merupakan hal yang biasa dalam suatu hubungan."

***

Lelaki yang baru saja menjemput seorang cewek dari bangunan besar berwarna putih itu melajukan mobilnya dan menerobos hujan yang amat deras.

"Lama banget sih, Bang!" keluh adiknya itu.

"Sorry elah, macet. Pake hujan segala," ujar sang Kakak.

"Eh, Bang. Pulang lewat jalan Kemangi yah, Mama minta dibeliin bakso kesukaannya," pintanya.

"Ck, ini hujan tau, gue mau cepet-cepet pulang. Masa lewat situ lagi kan jauh," tolak Kakaknya.

Adiknya mendengus. "Ya udah, Venus suruh Mama sita kunci mobil Abang," ancamnya.

Ranus memutar setir mobilnya ke kanan. "Emang susah punya adek cewek," gumam Ranus.

Setelah Venus memegang 2 bungkus bakso dari warung tadi, ia masuk ke mobil dengan payung agar tidak basah.

"Udah nih," ujar Venus.

Ranus pun melajukan mobilnya kembali, namun lebih pelan. Karena jalanan yang basah dan licin.

Beberapa lama kemudian, mata Ranus memicing saat melihat sesuatu yang janggal. Apa itu? Ranus menyipitkan matanya dan melihat lebih dekat, memajukan mobilnya perlahan-lahan.

Orang!

"Ven! Itu," tunjuk Ranus membuat Venus ikut melihat ke arah yang Ranus tunjuk.

Mata dan mulut Venus terbuka, kaget. "Iya, Bang! Tolongin!" suruh Venus cepat.

Tanpa berpikir panjang, Ranus keluar dari mobil dan berlari ke arah orang yang sudah tidak sadarkan diri itu. 

Dan, kaget Ranus bertambah saat melihat siapa yang pingsan itu, Sunny.

Ranus membopong tubuh Sunny yang sudah dingin dan basah kuyup, ia memberi isyarat kepada Venus untuk membuka pintu kursi belakang. Setelahnya, Ranus membaringkan tubuh Sunny disana.

"KAK SUNNY!" pekik Venus saat melihat wanita yang baru saja dibaringkan oleh Kakaknya itu.

Ranus duduk di kursi kemudi dan kembali melajukan mobilnya. Bukan menuju rumah, melainkan rumah sakit. 

"Bang, tapi bakso Mama gimana? Ntar dingin," ujar Venus.

Ranus tidak menjawab. Lebih tepatnya tidak peduli. Masa bodoh dengan bakso itu. Yang ia pentingkan sekarang adalah, wanita bernama Sunny Aileenia Georgino harus baik-baik saja.

.

"Mama, Kak Sunny kemana?" tanya Bagas.

"Loh, bukannya dikamar?" tanya Thalia kembali.

"Nggak ada, Ma," jawab Bagas langsung membuat Thalia bergegas ke atas dan membuka kamar Sunny yang kosong.

"PAPA!" teriak Thalia.

Rendy yang berada di bawah langsung naik ke atas, menghampiri Thalia.

"Kenapa teriak-teriak, Ma?" tanya Rendy, ikut panik.

"ANAK KITA KEMANA?!" tanya Thalia dengan suara yang tinggi dengan nada cemas.

"Loh?"

"Cari, Pa! Cari," gerutu Thalia.

Rendy pun mencari Thalia ke seluruh ruangan di rumah itu. Namun, hasilnya nihil. Dilanjutkan Thalia yang menelpon Jovian, mungkin saja mereka bertemu, kan?

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang