18. Berharga

928 40 1
                                    

|18. Berharga|

"Gue emang nggak suka liat cewek disakitin, apalagi kalo yang nyakitin itu gue. Tapi, gue lebih nggak suka kalo cewek yang nyakitin dirinya sendiri dengan cara buat  bikin harga dirinya tercoreng cuma karena gue."

***

Matahari yang awalnya masih bersembunyi akhirnya menampakkan dirinya bersama dengan cahaya yang menyinari bumi. Kesetiaannya untuk menyinari itu memang tiada duanya. Wanita cantik itu masih saja terbenam dalam mimpinya. Walaupun tirai jendelanya sudah terbuka lebar sehingga cahaya matahari masuk dan menerangi wajahnya.

"Sunny," panggil Thalia.

Seperti biasa, tidak ada perubahan. Akhirnya, Thalia memutuskan untuk mengambil sedikit air dan mecipratkannya ke wajah Sunny. Meski sedikit sadis, ternyata usahanya tidak sia-sia. Putri sulungnya akhirnya terbangun dengan wajah kesal.

"Bagas udah bangun, Ma?" tanya Sunny.

"Udah lah! Mama baru mau buka pintunya, dia udah pake sepatu. Kan dia nggak kayak kamu," jawab Thalia.

"Ya ampun, Ma. Anak sendiri digituin,"

.

SMP Antariksa. Sebelum ke sekolahnya, Sunny mengantar adiknya ke dalam kelas. Senang bukan main, Bagas sangat bersemangat. Impiannya untuk bersekolah di sekolah yang elit, besar dan bergengsi akhirnya tercapai. 

"Bagaskara Arsenio Georgino, kan?" tanya kepala sekolah wanita itu.

Bagas awalnya heran dengan nama terakhirnya itu. Waktu dilahirkan, ia hanya dipanggil Bagas. Lalu, seiring berjalannya waktu, nama Bagaskara melekat dalam dirinya. Lalu, ditambahkan oleh Jovian dengan nama belakang Arsenio.

Beralih ke keluarga Georgino, ternyata membuat nama Bagas menjadi lebih panjang. Setelah beberapa detik memikirkan hal itu. Ia langsung mengangguk mantap. Ia pun berjalan mengikuti kepala sekolahnya yang berjalan menuju kelas 8.

Bagas berpamitan kepada Sunny. Sunny menyemangati Bagas lalu pergi ke sekolahnya yang jaraknya tidak jauh. Hanya beberapa meter saja. Kurang lebih 2 menit untuk berjalan kaki.

Berjalan menuju koridor sekolahnya dengan hati-hati, Sunny dipandang aneh oleh murid-murid. Entah apa yang terjadi. Namun, ia yakin ini semua pasti tentang Jovian. Karena, selalu tentang Jovian.

Beredarnya berita bahwa Sunny menjadi guru privat Jovian langsung membuat penggemar-penggemar Jovian naik darah dan tidak sabar melabrak Sunny lagi.

Sunny masih bingung hingga sekarang. Siapa sebenarnya yang melaporkan dan mengedarkan berita itu? Semua berita yang isinya tentang dia dan Jovian. Apalagi berita ini. Mana mungkin Ibu Riska? Apalagi Jovian. Padahal, dalam ruangan itu hanya Riska, Jovian, dirinya dan beberapa guru yang sibuk sendiri dan tidak mungkin mendengar pembicaraan mereka.

Baru saja ingin masuk ke kelas, Sunny sudah dihadang oleh Chelsea dan gengnya. 

"Pagi, Bu Guru," sapa Chelsea dengan embel-embel 'Bu Guru' yang pastinya bersumber dari berita itu.

Seperti hari biasa, Sunny menunduk. Tidak ingin melihat wajah mengerikan Chelsea. Bukan karena takut, tapi muak. 

"Kenapa sih, setiap kita datengin lo selalu nunduk?!" tanya salah satunya.

"Dikira kita sepatu murahnya kali yah?" 

"Diajak ngomong malah ngomong sama kaki," 

"HEH! KALIAN KENAPA KUMPUL DISANA? MASUK!" pinta seorang guru dari ruangannya yang agak jauh sehingga dia harus berteriak.

[✔️] AIEL'S JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang