[✔️] AIEL'S JOURNEY

24. Tembak

|24. Tembak|

"Lo tau nggak sih? Ditembak cowok itu rasanya gimana? Rasanya tuh kayak naik roller coaster! Pengen teriak, pengen mati aja, tapi suka!"

***

Pacar. Satu kata yang berhasil menarik perhatian banyak orang di lapangan. Perkataan Jovian sebelum ia pergi membawa Sunny malah menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan orang.

Ternyata bener.

Itulah kata yang banyak diucapkan oleh siswa-siswi. Rumor bahwa Sunny dan Jovian menjalin hubungan asmara, ternyata benar.

Jovian melepaskan tangan Sunny saat berada di parkiran. Tidak ada yang ingin membuka suara duluan. Keheningan yang canggung itu malah membuat Sunny menelan ludahnya susah payah.

"Sorry," ujar Jovian tiba-tiba.

"Eh, nggak papa," jawab Sunny canggung.

"L-lo mau pulang?" tanya Jovian.

"Ka-kata pelatih tinggal dulu," jawab Sunny.

Keheningan itu pun kembali. Untung saja, Guntur dan yang lain datang.

"Ayo, katanya kita di traktir Pak Vero," ujar Guntur.

"YEEE! MAKAN GRATIS!" seru Topan.

Gibran menyelonor kepala Topan. "Makan aja lo taunya!"

"Biarin," balas Topan lalu menjulurkan lidahnya.

"Lo ikut kan, Sun?" tanya Guntur.

Sunny mengangguk kecil tanda mengiyakan.

"Eh, Sunny perginya sama siapa?" tanya Gibran yang sadar bahwa mereka semua akan naik motor.

"Sama pacarnya lah!" jawab Guntur lalu berjalan menuju motornya.

Saat ingin menaiki motor, Sunny diteriaki oleh seseorang.

"SUN!"

"Lala? Kenapa?" tanya Sunny.

"Lo mau kemana?" tanya Pelangi.

"Katanya sih mau ke resto," jawab Sunny.

"Ikut dong!"

Sunny melihat seluruh anak basket yang sudah siap di motor masing-masing. "Em... Masal--"

"Sama gue aja, La," ujar Guntur tiba-tiba.

Sunny tersenyum dan mengangguk. "Iya. Pelangi sama Guntur aja," ujar Sunny lalu naik ke motor Jovian.

Guntur tersenyum dibalik helm full face-nya saat merasakan pegangan di bahunya.

10 menit perjalanan memberhentikan segerombolan motor itu didepan restoran yang lumayan besar. Wajar. Pelatihnya alias Vero adalah orang kaya. Selain bekerja sebagai pelatih basket, ia juga kerja di perusahaan besar.

Setelah puas dengan makannya, mereka pun pulang. Tak lupa dengan Jovian yang masih setia membonceng Sunny hinga ke rumahnya.